Jumat, 29 Juli 2016

Gudeg Bu Niek, Daun Ketelanya Boleh Juga

Gudeg lagi, gudeg lagi, namanya saja Kota Gudeg sob jadi banyak para penjual gudeg yang tersebar hampir di seluruh Kota Jogja ini. Ada sentra penjualan gudeg Sleman di sekitaran kampus UGM, Sentra Penjualan Gudeg Wijilan di sekitaran Alun - alun Selatan Kota Jogja dan bahkan ada penjual gudeg yang menyendiri keberadaannya sob, tapi masih terbilang tak jauh sieh dari Wijilan. Ya, gudeg tersebut adalah Gudeg Bu Niek yang terletak di Pasar Kluwih, Suryoputran, Kelurahan Panembahan, Kecamatan Keraton, Yogyakarta.


Ane paling suka menikmati gudeg itu kalau nggak pada pagi, ya malam hari sob. Setelah searching - searching di internet ketemulah sebuah artikel yang mengupas tentang gudeg ini, Kebetulan Gudeg Bu Niek ini bukanya dari pagi jam 6 hingga peralihan ke siang jam 10, "jadi cocok buat sarapan", fikirku.



Benar saja di lain hari akhirnya Ane jadi mendatangi tempat tersebut. Arahannya dari Alun - alun Utara Kota Jogja, Ane bergerak ke arah timur melalui Jl. Ibu Ruswo hingga menemukan sebuah belokan ke arah kanan (selatan). Beloklah Ane kesitu melalui Jl. Wijilan hingga sejauh kurang lebih 600 meter Ane menemukan sebuah perempatan jalan yang kedua. Dari sini beloklah Ane ke arah kanan (barat) hingga Ane menemukan Warung Gudeg Bu Niek ini yang terletak di sebelah kanan (utara) jalan sebelum masjid dan Pasar Kluwih. Nah, misal kalau sobat kesini dan sudah sampai pasar, berarti sobat kebablasan.



Warungnya cukup sederhana hanya dengan menggunakan sebuah gerobak sederhana dan menempati samping bangunan POS Ronda Suryoputran. Jadi setiap para pengunjung yang datang tak terkecuali dengan Ane ketika hendak beli gudegnya dan di makan disini bisa memakannya di depan POS Ronda tersebut. Woke!



"Mau pakai apa mas", tanya Sang Penjual dengan ramah ketika Ane baru saja turun dari motor.
"Bentar ya Bu", balas Ane dengan cepatnya.
Setelah melihat - lihat persediaan menunya, akhirnya Ane memutuskan untuk pesan nasi gudeg pakai telur saja.
"Pakai telur saja Bu", timpal Ane.
Dengan lincahnya Sang Ibu tersebut meracik gudeg yang Ane pesan, dan kini seporsi nasi gudeg sudah ada dihadapan Ane beserta air minumnya teh hangat.



Gudeg disajikan menggunakan piring yang terbuat dari menjalin yang diatasnya diberi alas berupa kertas minyak. Seporsi nasi gudeg terdiri dari nasi, gudeg, krecek, cabai, areh, tahu dan berhubung Ane pesannya pakai telur maka telur yang Ane maksud sudah ada didalamnya. Ow iya sob, daun ketela yang biasanya tak ada didalam gudeg, disini juga terdapat lho sob. Di sela - sela Ane mengamati gudegnya, Anepun penasaran donk sob termasuk jenis apakah gudeg ini? Sehabis Ane menanyai Sang Penjualnya, Ane ketahui kalau gudeg yang beliau jual termasuk jenis gudeg basah, begitu juga dengan arehnya yang berwarna krem. Sementara kreceknya menurut Ane lebih menyerupai sayur tempe yang diolah bersamaan biji cabai.



Lalu bagaimanakah dengan rasanya? hmmm cukup enak sob. Arehnya cukup lemas dan gurih, gudegnya cukup manis dan yang Ane suka rasa daun ketelanya yang begitu lembut di bibir mulut ini. Namun untuk kreceknya cenderung terasa seperti sayur tempe. Satu kata untuk ini,"Wuenak tenan". Untuk itu


Tak habiskan
Soal harga menurut Ane gudeg ini saat ini termurah di Jogja sob bila dibandingkan dengan yang lainnya. Seporsi nasi gudeg dan segelas teh hangat hanya dibanderol dengan harga 10k saja. Gila bukan?
Let's Go

Kamis, 28 Juli 2016

Warung Makan Sambal Korek Pak Topo, Semua Menunya Serba Kremes

Di Yogyakarta banyak sekali sob yang namanya warung penyetan, hampir di semua daerah kita dapat menjumpainya dengan mudah. Rata - rata warung penyetan menawarkan harga yang miring sehingga tak ayal bila warung penyetan selalu menjadi alternatif tempat makan yang banyak diserbu oleh pembeli terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa. Sobat pasti sudah tahu kan kalau Kota Jogja ini dikenal sebagai Kota Pendidikan? So, cocoklah. Dari sekian warung penyetan yang ada, setidaknya ada salah satu warung penyetan yang berhasil membuat Ane penasaran. Warung penyetan apakah itu? ya, "Warung Makan Sambal Korek Pak Topo" lah namanya yang terletak di Jl. Manggis, Klebengan, Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.



Letaknya yang cukup dekat dengan kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Universitas Gajah Mada (UGM) membuat perjalanan Ane tak membutuhkan waktu yang lama karena Ane sendiri ngekost tak jauh dari kedua kampus tersebut. Sesampainya disana, terlihat sudah banyak para pengunjung yang datang memadati warung tersebut. Ada yang sedang menikmati menu makanannya dan adapula yang sedang membayar.



Beruntung masih ada tempat yang kosong yang dapat Ane tempati, sambil melihat daftar menu yang ada, akhirnya Ane putuskan untuk pesan ayam kampung 1/4 saja. Selain ayam kampungnya, sebenarnya ada beberapa pilihan menu yang dapat Ane pilih sob diantaranya ayam goreng potong, lele goreng, tempe, telur, hingga terong goreng. Sedangkan untuk minumanya, segelas air sehat siap menemani Ane. Why?, lagi - lagi selain teh dan jeruk tak ada lagi pilihan menu minumannya.
Begitu Ane selesai mengisinya, kemudian Ane kasihkan kertas pemesanan ini ke salah satu pegawainya. Disini para pengunjung bisa langsung melihat proses pemasakannya, nah menariknya disini sob semua menu pemesanan di goreng kremes. Oke, setelah sekian lama menunggu karena Ane harus mengantri dulu akhirnya datang juga pesanan yang Ane pesan. Seporsi ayam goreng kremes dan segelas air putih.



Sedangkan untuk nasi dan sambalnya mengambil sendiri sesukanya. Tapi Ane tak mau langsung ambil banyak begitu saja sob, lebih baik ambil dikit kalau kurang nambah daripada banyak sekaligus tetapi malah tidak habis. Sayang bukan nasinya? sedangkan di luar sana masih banyak orang kelaparan yang lebih membutuhkannya, ceileh uwek. Sebenarnya Ane masih bingung sob, nama warung ini kan Warung Sambal Korek Pak Topo tentu ada yang spesial donk dengan sambal korek tersebut. Tapi disini perlakuannya malah nggak mencerminkan kalau sambal tersebut istimewa, buktinya aja suruh ngambil sendiri. Ah, ntahlah.



Tak mau berlarut - larut dalam kebingungan, Ane langsung saja melihatnya, memfotonya kemudian langsung menyikatnya. Secara penampilan ayam kremes ini tak jauh beda dengan ayam - ayam kremes lainnya, ayam yang di kremes. Begitupula dengan sambal koreknya yang terbuat dari lombok rawit nan menggoda.



Lalu apa yang istimewa dari ayam kremes dan lombok ini ya? Hmmm, setelah Ane mencobanya ternyata kremesnya itu renyah sekali sob dan daging ayam kampungnya sangat gurih sekali. Lengkap sudah nikmatnya menu ini dengan hadirnya sambal korek yang segar dan pedasnya dapat membakar lidah ini. Satu kata deh sob buat menu makanan ini," wuenak tenan".



Soal harga masih bersahabat dengan kantong sob, seporsi ayam goreng kampung, seporsi nasi putih yang dapat diambil semaunya, serta segelas air putih hanya dibanderol dengan harga 20,5k saja. Gimana sob, tertarikkah untuk mencicipinya? harga tersebut tentunya akan lebih murah lagi kalau pilihan menunya menggunakan daging ayam potong dan sekedar makan telur atau lele kremes saja.
Cara menuju Warung Sambal Korek Pak Topo:



Jalan menuju kesini itu searah dengan jalan menuju Loempia Boom Jogja sob, dari Gedung Rektorat UNY, bergeraklah ke arah timur melalui Jl. Colombo hingga mentok di pertigaan lampu merah. Beloklah ke arah kiri (utara) melalui Jl. Gejayan hingga menemukan Selokan Mataram (selokan dalam bahasa jawa yang berarti saluran pembuangan air). Nah, dari sini beloklah ke arah kiri (barat) melalui Jl. Bougenvile dan melewati Fakultas Teknik UNY. Maju sedikit ada perempatan, masih maju sedikit hingga sobat menemui belokan ke arah kanan (utara). Tak usah ragu - ragu, masuklah sobat kedalam belokan tersebut dan ikuti jalannya yakni Jl. Manggis hingga sobat menemui Warung Sambal Korek Pak Topo ini yang berada persis di sebelah kanan jalan, menikung ke arah kanan (timur).



Jam buka warunnya: Pukul 09.00 - 21.00 WIB
Selamat menikmati!
Let's Go

Jumat, 22 Juli 2016

Gurihnya Wader Goreng dan Sambal Belut Warung Makan Pak Suko

Sudah hari sabtu aja ya sob, selamat menikmati weekend lah buat yang sedang menikmatinya. Beruntung hari ini cerah jadi bisa ngelayap lagi buat cari makan. "Tapi Di daerah mana ya?", begitulah sekilas yang terlintas di benak Ane. Masa ke Kulonprogo lagi, memang sehari yang lalu Ane kesana dan menu makanan yang Ane coba ikan wader khas Sungai Progo. Eh, ntah kenapa dan mengapa Ane kok ingin merasakan lagi yang namanya ikan wader tapi beda lokasi yakni di daerah Bantul. Setelah searching - searching nemulah lokasi yang sangat direkomendasikan buat di coba yakni Warung Makan Wader Pak Suko yang terletak di Sampangan, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.



Lokasinya yang cukup dekat dengan kost Ane membuat perjalanan yang Ane lakukan tidaklah lama, sekitar 15 menitan saja. Sepertinya warungnya baru saja buka, maklum Ane sampai sini tepat pukul setengah 11 siang. Tak ada kendaraan selain kuda hijau Ane sendiri. Warungnya cukup luas yang terbuat dari bambu dan beratapkan sebagian genting dan sebagian lagi berupa seng. Samping kiri dan kanan masih didominasi persawahan yang sedang ditanami oleh tanaman pertanian. Tak hanya warungnya saja yang luas, tetapi juga lahan parkirnya. Jangankan motor atau mobil pribadi, kendaraan umum berupa bus saja bisa masuk kedalamnya.



Tak ingin berlama - lama di parkiran, masuklah Ane kedalam. Sesampainya di dalam Ane langsung mencatat menu apa yang hendak Ane pesan. Kata salah satu pelayannya menu makanan yang ada baru tersedia wader goreng dan sambal belut saja, sedang yang lainnya belum matang. Sesuai dengan rencana Ane, Ane catat dalam kertas pemesanan tersebut seporsi wader goreng, seporsi sambal belut, dan tentunya seporsi nasi putih. Orang Indonesia lho sob, belum makan namanya kalau belum makan nasi. Sedangkan minumannya Ane pesan kopi panas saja, enak nieh pagi menjelang siang begini ngopi - ngopi dulu.



Tempatnya cukup bersih, angin yang berhembus pun cukup menyejukkan hati. Namun tempat yang cukup nyaman ini tak dbarengi oleh ramah tamahnya pelayan. Ketika Ane tanya - tanya tentang menu - menu yang ada, eh lakok pelayannya ini agak jutek dan malas buat menjawabnya. Okelah itu nggak masalah, yang penting kan rasa menu makanannya, ya nggak sob?



Cukup lama juga Ane menunggunya dan lama - kelamaan para pengunjung pun sudah mulai berdatangan. Sama seperti Ane, mereka juga harus menunggu yang cukup lama, yaiyalah tentunya Ane duluan baru mereka yang dilayaninya. Kalau nggak gitu Ane bisa protes. Oke, setelah menunggu dalam waktu yang cukup lama sekitar 35 menitan, kini semua pesanan yang Ane pesan sudah ada di depan mata Ane.


Ini wader gorengnya
Yang ini sambal belutnya
Secara penampilan wader goreng tetaplah wader goreng, ikan bertubuh kecil, mempunyai sisik dan duriya bisa di makan. Tapi wader disini beda lho sob dengan wader yang khas dari Kulonprogo seperti di Warung Makan Mbah Juri yang mempunyai bentuk lebih besar. Eh, tapi ada yang aneh sob wader goreng disini bukanlah semuanya pure ikan wader, tetapi adapula sebiji udang dan dua biji anakan ikan gabus. Oke, nggak apa - apalah. Wader ini diolah menggunakan tepung dan disajikan bersamaan dengan lalapan kemangi dan irisan buah mentimun. Sekaranglah saatnya buat icip - cip. Rasanya cukup renyah kriuk - kriuk, enak nan lezat serta gurih pula. Sepertinya dari minyak dan tepung yang digunakan bukanlah tepung biasa sob, melainkan tepung pilihan. Hal ini bisa dirasa dari indera perasa Ane.



Sekarang untuk sambal belutnya. Sambal belut disajikan menggunakan cobek berwarna hitam. Secara penampilan sambal belut ini disajikan masih menyerupai bentuk aslinya berupa belut dan tentu sudah matang yang di uleg bersamaan dengan lombok dan bumbu lainnya. Begitu mendarat di mulut Ane, yang Ane rasakan adalah makanan yang gurih terasa pedas serta ada semacam rasa bangsa serai didalamnya.



Cukup lama juga Ane menghabiskannya, kenapa? karena nasinya terbilang cukup sedikit sehingga habis duluan dan porsi wader goreng dan sambal belutnya terbilang cukup banyak. Begitu nasinya habis ya langsung aja ngemil wader goreng dan sambal belutnya. Untuk semuanya cuman ada dua kata deh sob, yaitu wuenak tenan, le leduk. Pokoknya nieh makanan lezat banget deh sob, sangat rekomended sekali.



Soal harga cukup bersahabat kok sob, untuk semuanya dihargai sebesar 24k saja dengan rincian seporsi wader goreng dan nasinya 12k, seporsi sambal belut 10k, dan segelas kopi panas 2k. Sebenarnya selain dua menu yang Ane sebutkan di atas, ada menu lain yang dapat di pesan sob seperti kutuk (ikan semacam ikan gabus), lele, nila, dan oseng - oseng. Sementara untuk sambalnya ada juga sambal bawang. Lebih jelasnya, Ane cantumkan notanya aja ya sob.



Oiya, gambaran rutenya juga Ane cantumkan. Barangkali sobat - sobat semua memerlukannya.
Dari Titik Nol Kilometer Kota Jogja bergeraklah ke arah timur melalui Jl. Panembahan Senopati, Jl. Sultan Agung, dan Jl. Kusumanegara melewati Kebun Binatang Yogyakarta (Gembira Loka Zoo) hingga menemukan perempatan lampu merah setelahnya. Dari sini beloklah ke arah kiri (utara) melalui Jl. Janti hingga sobat akan menemui lagi perempatan lampu merah di Jl. Ringroad Timur. Beloklah ke arah kanan (selatan) melalui Jl. Ringroad Timur hingga menemukan perempatan lampu merah lagi. Dari sini beloklah ke arah kiri (timur) melalui Jl. Raya Wonosari hingga perempatan lampu merah pertama (Perempatan Wiyoro). Masih lurus lagi sejauh 300 meter di Km. 7,2 sobat akan menjumpai SD Sekar Suli di sisi kiri (utara) jalan. Tepat setelah SD ini ada belokan ke arah kiri (utara). Beloklah ke belokan tersebut hingga kurang lebih 650 meter sampailah sobat di tempat yang sobat maksud.



Warungnya terletak di sebelah kiri (barat) jalan.
Jam buka warung: Pukul 10.30 - 14.00 WIB.
Selamat menikmati!
Let's Go

Kamis, 21 Juli 2016

Gudeg Yu Narni, Ada Pilihan Krecek Basah dan Keringnya

Yogyakarta memang Kotanya Gudeg sob. Banyak sekali para penjual gudeg yang tersebar di setiap sudut kota ini dari yang belum terkenal hingga sudah sangat terkenal. Kali ini Ane akan menceritakan tentang salah satu gudeg yang kemarin baru Ane coba yakni Gudeg Yu Narni. Ada beberapa tempat sieh sob Gudeg Yu Narni ini di jual, yang menjadi cikal bakal ada di Jl. Margo Utomo, Kebondalem (selatan Tugu Yogyakarta), pusatnya ada di Jl. Kaliurang Km. 4,5 Karangasem CT III/19 (Utara Fakultas Kehutanan UGM), cabangnya ada di Jl. Palagan Tentara Pelajar 102 (Monjali ke utara 200 meter) dan di Jl. Magelang Km. 11 Beran Lor, Tridadi Sleman.



Ane memilih mencoba yang ada di Selatan Tugu Jogja aja sob, biasanya kalau tempat yang menjadi cikal bakal itu punya citarasa yang yahuuud dan sudah tidak diragukan lagi rasanya. Jaraknya yang cukup dekat dengan kost Ane membuat perjalanan Ane tidaklah memerlukan banyak waktu.



Warungnya cukup sederhana berbentuk memanjang dengan warna cat pink yang mendominasinya. Hanya ada sebaris meja dan kursi saja yang terpasang, Ya, tak lebih dari 4 buah saja. Berbagai macam piagam atau sertifikat tertempel di dinding - dinding bahkan Gudeg Yu Narni ini pernah mendapatkan rekor Muri tahun lalu.



Di setiap tempat duduknya terdapat daftar menu yang dapat di pesan. Setidaknya ada dua macam pemesanan yang tertera di situ, pemesanan dalam bentuk paket nasi gudeg yang di jual mulai dari 10k hingga 30k dan pemesanan dalam bentuk paket gudeg besek dan kendil yang di jual mulai dari 30k hingga 240k.



Tentu Ane pesan tak muluk - muluk pakai 1 ekor ayam atau setengah ekor ayam sob, secara Ane cuman seorang diri mana mungkin bisa menghabiskannya. Agar habis pesanlah Ane nasi gudeg krecek paha yang dibanderol dengan harga 17k saja dan aqua gelas sebagai minumannya. 
"Mau pakai krecek basah atau kering mas?", tanya Sang Pegawai yang kebetulan seorang wanita muda kepada Ane dimana Ane tak mengetahuinya kalau di warung ini ternyata menyediakan dua macam krecek.
"Krecek basah aja Mbak", balas Ane dengan cepatnya.
Pelayanannnya pun terbilang sangat cepat, tak sampai 3 menit kini pesanan yang Ane pesan sudah ada dihadapan Ane.



Seporsi nasi gudeg krecek paha disajikan menggunakan piring yang terbuat dari anyaman rotan yang di atasnya diberi alas berupa daun pisang. Seporsi nasi gudeg tersebut berisikan gudeg, nasi putih, krecek basah, areh berwarna krem, dan tentunya daging paha ayam itu sendiri. Bagi penyuka rasa pedas didalamnya juga sudah terdapat biji cabai yang siap membakar lidah. Ada yang Aneh sob terjadi pada kreceknya, menurut Ane malah cenderung menyerupai sayur tempe yang diolah bersamaan dengan kerupuk rambak.



Bagaimanakah dengan rasanya? Hmmm, enak sob. Gudegnya terasa manis dan arehnya terasa nikmat di mulut, begitupula dengan kreceknya yang memang terasa seperti sayur tempe. Lengkap sudah dengan adanya biji cabai ini yang benar - benar membuat gudeg ini semakin lezat. Satu kata untuk ini semua,"Wuenak tenan".



Soal harga sudah pada tahu kan sob berapa harganya? Yapz cuman 18k saja dengan rincian 17k untuk nasi gudeg krecek paha dan 1k untuk sebuah aqua gelas.



Bila sobat bertandang ke Jogja, tak ada salahnya donk mampir ke tempat ini. Letaknya yang sangat strategis membuat warungnya sangat mudah untuk ditemukan. Caranya cari saja Tugu Jogja yang sudah terkenal itu dan bergeraklah ke arah selatan melalui Jl. Margo Utomo hingga sejauh kurang lebih 75 meter sobat akan menemukan sebuah belokan (gang) pertama ke arah kiri (timur). Beloklah kedalam belokan tersebut. Gudeg Yu Narni ini berada tepat di pojokan belokan tersebut. Atau persis di belakang gapura.



Setelah membayarnya Ane pun tak ingin segera pulang sob, tapi meminta izin dahulu untuk mengambil gambar menu - menu makanan yang ada dan mbaknya menginzinkannya. Jadi gudeg yang di jual di Yu Narni ini termasuk jenis gude kering, dan inilah sob foto - foto yang berhasil Ane abadikan di memori kamera Ane.


Gudeg kering
Areh berwarna krem

Berdasarkan informasi yang Ane dapatkan dari tempelan sebuah kertas di dinding bahwa warung ini buka dari jam 5 pagi hingga 11 malam. Wow, cukup lama bukan? Berikut No. HP yang bisa dihubungi: 081231118825 atau (0274)543713.



Sampai jumpa!
Let's Go

Selasa, 19 Juli 2016

Bakso Krikil Pak Supri Jogja

Gegara makan presto ikan wader di Warung Makan Mbah Sriwanto belum kenyang, dan memang Ane sengaja untuk tidak menambah nasi maupun lauk - pauk, akhirnya Ane memutuskan untuk mampir dulu sebentar sob di Warung Makan Bakso Krikil Pak Supri. Bakso Krikil Pak Supri ini terletak di Jl. Godean Km. 5, Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Jujur sob sudah lama Ane mengetahuinya dan sempat beberapa dari sahabat Ane memposting di medsos tentang bakso ini, tapi saat itu Ane belum kepingin buat mencobanya. Eh baru - baru kemarin tanggal 29 April 2016 Ane berhasil menyambanginya.



Dari namanya bakso ini merupakan cabang dari Taman Bada'an Magelang, persisnya sieh Ane tak tahu - menahu tentang tempat itu, tapi berhubung ke Magelang lumayan cukup jauh jadi deh di cabangnya yang terdekat saja yang menjadi sasaran Ane. warungnya terbilang cukup sederhana dengan lantai yang terbuat dari anyaman bambu serta meja dan kursi terpasang membujur dua baris ke belakang.



Sudah banyak para pengunjung yang datang sampai - sampai Ane kebingungan hendak memarkirkan kuda hijau Ane. Pasalnya tempat parkir yang ada sudah dipenuhi oleh kendaraan para pengunjung. Tanpa fikir panjang Ane parkirkan saja di depan pintu masuk dekat gerobaknya. Selepas memarkirkan kuda hijau Ane, selanjutnya Ane langkahkan kaki menuju kedalam.
"Bakso dan es teh satu porsi ya Pak?", pesan Ane kepada bapaknya agar membuatkan pesanan Ane tersebut.
"Iya mas", balas bapaknya dengan singkat.
Tak perlu menunggu lama seporsi bakso krikil dan es teh manis sudah ada di hadapan Ane.



Awalnya Ane menduga kalau bakso krikil itu baksonya pasti kecil - kecil seperti kerikil. Ternyata dugaan Ane benar baksonya memang kecil - kecil dan semangkok itu isinya banyak banget. Ane iseng - iseng menghitungnya sob dan tahu berapa isi dari bakso krikil itu? sekitar 45 an biji. busyeeeet, Ini bisa menjadi rekor Ane sob kalau Ane bakalan memakan 45 butir bakso sekaligus dalam satu kali makan. Selain bakso krikilnya sendiri, semangkok bakso itu terdiri dari sebiji bakso berukuran agak besar, potongan tahu, mie kuning, bihun, taburan seledri dan sedikit bawang goreng serta mempunyai kuah yang bening.



Sekarang saatnya Ane mengeksekusinya, hmmm menurut Ane bukan masalah semangkok dapat banyaknya sob, tapi rasanya itulah yang membuat bakso ini ramai dikunjungi. Kuahnya terasa gurih, baksonya yang cukup besar terasa dagingnya, sementara yang kecil - kecil terasa empuk dan cenderung lezat. Dua kata untuk ini,"Wuenak tenan, Le leduk".



Soal harga tidak merogoh kocek dalam - dalam kok sob, untuk semuanya dibanderol dengan harga 12,5k saja dengan rincian seporsi bakso krikil lengkap 10k saja dan segelas es teh manis 2,5k.
Gimana sob, ingin memecahkan rekor makan bakso sekitar 45 bijian sekaligus dalam satu waktu? disinilah jawabannya.
Gambaran rute menuju lokasi:



Dari Tugu Jogja, bergeraklah ke arah barat melalui Jl. Diponegoro hingga bertemu perempatan lampu merah. Masih lurus lagi melalui Jl. Kyai Mojo dan bersambung ke Jl. Godean hingga sobat menemukan lagi perempatan lampu merah. Lurus lagi sedikit kira - kira 50 meter dan sampailah sobat di tempat yang sobat maksud. Letak warungnya ada di sebelah kanan (utara) jalan.



Jam buka Bakso Krikil Pak Supri: Jam 10 pagi hingga sehabis maghrib.
Let's Go

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me