Senin, 31 Oktober 2016

Berkunjung ke Garuda Wisnu Kencana (GWK)

Selepas mampir di Patung Satria Gatotkaca, kini Ane pacu kuda hijau Ane menuju Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang terletak di Jl. Raya Uluwatu, Ungasan, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Menurut peta yang Ane bawa, tempat ini tidaklah jauh dari Patung Satria Gatotkaca. Jalan menuju tempat ini searah dengan jalan menuju Uluwatu. "Woke kalau begitu Ane harus mengikuti plank kearah Uluwatu",fikirku. Jalan yang Ane lalui pertama-tama berupa jalan besar karena merupakan Jalan By Pass Ngurah Rai, dan kemudian ketika ada bundaran yang cukup luas (bila belok kearah kiri (utara) menuju Kota Denpasar dan bila lurus (timur) menuju Tol Bali Mandara sementara kalau belok kearah kanan (selatan) menuju Uluwatu), Ane belok kearah kanan. Jalan yang Ane lalui masih merupakan Jl. Bypass Ngurah Rai. Jalan yang awalnya besar menjadi jalan yang lebih sempit ketika melalui Jl. Raya Uluwatu. Tak lama kemudian sampailah Ane di kawasan GWK ini.


Dibagian depan terdapat papan nama yang cukup unik bertuliskan,"GWK Cultural Park". Ane bilang unik karena tak seperti pada papan nama umumnya, papan nama ini Ane perkirakan terbuat dari kapur. Memasuki area GWK banyak terdapat tiang-tiang persegi empat dengan ukiran-ukiran khas Bali. Tak hanya itu terdapat juga patung badak dan patung komodo yang ada di kanan kiri jalan sebelum tiba di loket masuk. Sesampainya di loket masuk, Ane fikir disini Ane membayar tiket masuk, ternyata tidak. Disini Ane hanya membayar karcis parkir saja. Berhubung Ane mengendarai sepeda motor, maka tarif karcis yang harus Ane bayarkan adalah sebesar 5k saja.



Tak lama kemudian sampailah Ane di area parkir tempat Ane memarkir motor. Area parkir ini berada dekat dengan loket masuk GWK. Disini Ane tak sengaja melihat sepasang tangan menunjuk kearah atas. Lalu dimanakah badannya? lakok cuman sepasang tangan saja yang ada. Ah, hanya bikin penasaran saja. Mungkin ini sengaja ya sob tangannya ditaruh disini biar bikin pengunjung semakin penasaran saja.


Di loket masuk GWK Ane harus membayar tiket sebesar 70k. Waow cukup mahal juga ya sob? Namun nggak apa-apalah asalkan Ane puas mengunjungi tempat ini. Ane bingung dimana letak patung garudanya? setelah bertanya-tanya kepada salah satu petugasnya, kalau Ane ingin menuju patung garudanya maka harus naik keatas.

Harga Tiket Masuk GWK
Tiket masuk GWK
Sebelum naik, kebetulan Ane melihat 2 sosok wanita yang sedang memakai pakaian adat Bali. Mereka nampak cantik nan anggun. Dengan sedikit malu-malu Ane memberanikan diri untuk berfoto bersamanya.
Ane : Permisi, bolehkah saya berfoto bersama mbaknya?
Mbak: Boleh mas, silahkan!
Anepun meminta tolong kepada temannya yang lain untuk mengambil foto kita bersama, satu, dua, tiga, cekrek


Dalam perjalanan naik, Ane sudah terhipnotis oleh pemandangan yang ada. Tebing batuan kapur yang terlukis dan dapat melihat laut serta pemandangan sebagian Kota Denpasar. Untuk dapat menikmatinya, diatas terdapat sebuah tempat semacam gazebo yang dapat digunakan oleh setiap pengunjungnya.



Tepat diseberang gazebo ada sebuah pintu masuk menuju kedalam GWK. Disini Ane disuruh menunjukkan tiket dan baru kemudian Ane diperbolehkan untuk masuk. Inilah sob yang Ane suka dari GWK ini, dengan membayar tiket semahal itu Ane dapat menyaksikkan semua acara dengan free alias gratis diantaranya Barong Keris Dance, Balinese Dance, Rindik Performance, Garuda Wisnu Ballet, Balinese Parade, Joged Bumbung, bahkan Kecak Garuda Wisnu yang digelar di berbagai area. Sebelum masuk, Ane foto dulu peta yang ada di GWK ini biar tahu nama-nama tempat yang sedang Ane kunjungi.

Pintu masuk menuju kedalam GWK
Peta kawasan GWK

Setelah masuk Ane langsung melewati sebuah area bernama "Street Theater", dimana banyak gazebo dengan atap menggunakan daun lontar. Selain itu terdapat juga restoran dan tempat belanja. Disini banyak orang berlalu-lalang kesana-kemari. Ada yang mulai masuk dan adapula yang hendak pulang.
Baru berjalan beberapa langkah, Ane mendengar suara gamelan dari dalam sebuah gedung. Gedung tersebut bernama "Amphitheater", kalau Ane melihat jadwal pertunjukan yang diadakan di GWK ini maka banyak acara yang diadakan disini.


Ane melihat jam dan mencocokkan acara apakah yang sedang berlangsung sekarang. Ternyata acara tersebut adalah "Barong Keris Dance". Kemudian Ane langsung masuk kedalam. Nampaknya pertunjukkannya sudah berlangsung lama, Ane tak tahu apa cerita dibalik pertunjukkan tersebut.



Yang Ane tangkap dari pertunjukan tersebut adalah kebajikan yang selalu menang melawan kabatilan. Kebatilan diperankan oleh sosok manusia yang berwatak jahat, sedangkan kebajikan diperankan oleh sosok manusia yang berwatak baik.



Di akhir acara semua penonton diperbolehkan untuk berfoto bersama dengan semua pemain pertunjukan. Hampir semua penonton langsung maju kedepan. Ane sendiri lebih tertarik untuk mencoba memainkan alat musik gamelan dan biyuh ternyata untuk belajar alat musik tersebut cukup sulit tidak seperti membalikkan telapak tangan.



Ah sudah ah, Ane ingin keluar dan melanjutkan perjalanan lagi. Disamping kanan kantin, terdapat sebuah tangga berornamen ular. Ane tahu kalau tangga tersebut akan membawa Ane menuju ke Kura-kura Plaza. Naiklah Ane menuju kesana, sesuai dengan namanya di tempat ini terdapat patung kura-kura yang berada di tengah kolam. Sungguh sejuk suasana yang ada disini.


Disini Ane berhenti sejenak sambil beristirahat minum air botol. Tak ingin terbawa suasana, Ane langkahkan kaki menuju keatas menuju Wisnu Plaza. Ada beberapa anak tangga yang harus Ane naiki. Sesampainya diatas Ane sungguh takjub dengan patung yang ada. Patung Dewa Wisnu setengah badan tanpa tangan.



Dibagian depan terdapat sebuah papan penjelasan yang menjelaskan tentang patung ini. Disitu tertulis bahwa "Dewa Wisnu adalah Sang Dewa Pemelihara yang dilambangkan sebagai sumber kebijaksanaan dan pemelihara. Ia merupakan salah satu manifestasi keagungan Sang Pencipta yang bertugas memelihara dan merawat seluruh isi bumi. Dewa Wisnu memiliki amerta (air) yang menjadi sumber kesuburan untuk kemakmuran dan kehidupan semesta". Maka tak heran bila patung Dewa Wisnu ini dikelilingi oleh air yang memancur.


Patung ini memiliki tinggi 23 meter, dimana keseluruhan material patung terbuat dari tembaga dan kuningan. Selain dapat melihat patung Dewa Wisnu, Ane juga dapat menyaksikkan pemandangan dari berbagai sudut salah satunya indahnya pemandangan laut dibawah sana. Maklum, area ini adalah area tertinggi dari seluruh Kawasan Garuda Wisnu Kencana.



Disebelah selatan Plaza Wisnu terlihat patung kepala garuda. Untuk sampai sana Ane harus menuruni anak tangga terlebih dahulu. Sesampainya di bawah Ane membaca nama dari patung tersebut dan namanya adalah Plaza Garuda. Banyak wisatawan yang berfoto disini dengan berlatarbelakangkan Patung Kepala Garuda. Anepun tak mau ketinggalan untuk mengambil foto disini baik itu foto obyeknya saja maupun foto Ane bersama obyeknya.

Patung kepala garuda


Sama seperti Plaza Wisnu, di Plaza garuda juga terdapat sebuah penjelasan mengenai hal itu. Penjelasannya sebagai berikut:
"Figur burung garuda sebagai kendaraan Wisnu ditafsirkan sebagai simbol kesetiaan dan pengabdian yang disertai pengorbanan tulus kepada Sang Penguasa juga sebagai kebebasan atau kemerdekaan Berimprovisasi, berkreasi, dan apresiasi dalam berbudaya khususnya dalam aktivitas berkesenian, serta simbol pembebasan dari bentuk-bentuk pembelengguan dan perampasan hak-hak azasi".
Patung ini memang belum sempurna, hal ini terlihat ada sebagian bangunan yang belum rampung dan proses pembangunan masih berlangsung.


Di bagian depan (sebelah barat) patung kepala garuda terdapat area outdoor yang sangat luas, area ini bernama Lotus Pond. Untuk dapat sampai ke tempat tersebut Ane harus menuruni anak tangga kembali. Suasana begitu sepi di area ini dibandingkan dengan area yang lainnya, mungkin karena tak banyak yang dapat dinikmati disini. Satu dua orang nampak memakai kendaraan segway berjalan kesana-kemari.

Dibelakang Ane bernama Lotus Pond

Area Lotus Pond
Ane melihat disamping kanan dan kiri terdapat lorong-lorong batu kapur yang menyerupai labirin. Ditemani suara musik khas Bali yang keluar dari speaker yang tertempel di dinding-dinding kapur, Ane berjalan menyusuri lorong-lorong tersebut. Suasana begitu nyaman dan tenang. Nampaknya pengelolaan Kawasan Garuda Wisnu Kencana ini tak asal-asalan, hal ini terlihat dengan adanya CCTV yang terpasang di berbagai sudut sehingga menambah kenyamanan bagi para pengunjung dari hal-hal yang tidak mereka diinginkan.

Lorong batu kapur menyerupai Labirin
CCTV yang ada di kawasan GWK
Ada yang menarik perhatian Ane saat akan meninggalkan tempat ini, yaitu terdapatnya sebuah patung yang menggambarkan keseluruhan bangunan ditempat ini nantinya seperti apa. Bila sudah selesai proses pembangunannya, GWK ini akan memiliki tinggi 120 meter dan akan menjadi salah satu monumen terbesar dan tertinggi di dunia mengalahkan patung Liberty di USA (93 meter) dan Patung Christ The Redeemer Di Brasil (50,9 meter). Wow, keren!

Gambaran kecil GWK bila nantinya sudah jadi

Ane sebagai pengunjung hanya bisa berharap semoga bangunan ini cepat selesai agar pengunjung yang akan datang dapat menikmati bangunan ini secara utuh. Setelah keluar dari Lotus Pond dan kembali lagi ke area Street Theater, Ane bingung mencari pintu keluarnya. Ternyata oh ternyata Ane harus masuk ke Kencana Souvenir terlebih dahulu untuk bisa keluar dan menuju ke parkir kendaraan bermotor.
Sebenarnya masih ada satu pertunjukan lagi yang ingin Ane saksikan disini, yakni Kecak Garuda Wisnu yang akan berlangsung pada pukul 18.30 - 19.05. Berhubung masih lama, Ane lebih memilih melanjutkan perjalanan lagi menuju Pura Luhur Uluwatu. Disanalah Ane akan menghabiskan waktu menikmati Tari Kecak Uluwatu. Bagaimanakah lanjutan ceritanya? tunggu ceri Ane selanjutnya ya sob.
Sampai Jumpa!
Let's Go

Sabtu, 29 Oktober 2016

Monumen Bom Bali dan Patung Satria Gatotkaca

Selepas dari Pantai Kuta, Ane kendarai kuda hijau Ane menuju Monumen Bom Bali yang ada di Jl. Raya Legian, Kuta. Monumen ini tak jauh dari Pantai Kuta yang hanya berjarak beberapa kilometer saja. Kalau dengan jalan kaki monumen ini dapat ditempuh dengan cepat karena dapat lewat jalan mana saja, nah ini Ane menggunakan kendaraan bermotor jadi harus berputar-putar terlebih dahulu karena kebanyakan jalan yang ada di sekitar Pantai Kuta ini adalah jalan satu arah. Setelah mutar-mutar kesana-kemari sempat juga nyasar dan bertanya kepada salah satu penjaga toko akhirnya nemu juga monumen yang Ane maksud ini.


Sebelum Ane sampai kesini, Ane sempat bertanya-tanya dimanakah letak tempat parkirnya? ada atau tidak. Ternyata sesampainya disini ada seorang juru parkir yang mengarahkan Ane dimana Ane harus parkir. Letak parkir tersebut berada dibagian depan sebelah kiri monumen. Monumen ini letaknya sangat strategis sehingga tak heran bila tempat ini memiliki aktifitas yang padat. Banyak toko-toko cinderamata, cafe, bar, restaurant, hotel, bank yang berdiri disini.
Menurut berbagai sumber monumen ini dikenal juga dengan nama Monumen Ground Zero, terpahat nama-nama korban meninggal dunia sebanyak 202 orang (tapi kok setelah Ane hitung hanya 199 orang ya?) dari berbagai negara, yang terbanyak korban berasal dari negara Australia sebanyak 88 orang. Sedangkan warga negara Indonesia sendiri yang menjadi korban sebanyak 38 orang. Monumen ini dibangun bertujuan untuk menghormati nilai-nilai kemanusiaan terutama yang telah menjadi korban saat terjadinya ledakan pada tanggal 12 Oktober 2002.


Selama Ane berkunjung kesini, banyak orang lalu lalang kesana-kesini baik itu turis lokal maupun mancanegara. Ada yang mampir berdoa dan sekedar mengambil gambar, adapula yang mampir sengaja berfoto didepan monumen sambil bergaya. Termasuk Ane.

Sungguh sedih, hati ini sob
Tak ingin berlama-lama berada disini karena dapat membuat hati Ane sedih, Ane lanjutkan petualangan menuju ke sebuah tempat dimana tempat ini selalu saja muncul di layar Televisi bila lokasi berkaitan dengan Bali. Tempat tersebut adalah Taman Satria Gatotkaca atau Ane senang menyebutnya dengan Patung Satria Gatotkaca biar kedengarannya lebih gagah. Orang Bali sendiri katanya sering menyebutnya dengan Patung Kuda. Seperti apakah perjalanan Ane menuju kesana?

Patung Satria Gatotkaca (Patung Kuda)

Disini Ane membuka peta lagi dengan disertai penjelasan, Patung Satria Gatotkaca terletak diantara Jl. Raya Tuban dan Jl. Raya Airport Ngurah Rai. Jaraknya tak lebih dari 6 Km dari sini. Kuncinya Ane harus mencari Jl. Raya Kuta terlebih dahulu, kemudian Ane mengarah ke selatan dan kemudian bersambung ke Jalan Raya Tuban. Woke, Ane tutup peta langsung capcus menuju lokasi. Kali ini selamat sob lancar tanpa nyasar, tahu tidak sob kalau di otak kita itu sudah ada navigasinya loh. Nah navigasi otak inilah yang Ane gunakan saat menuju ke suatu tempat yang baru Ane menginjaknya, ya ada ikut campur feeling dan papan petunjuk juga.
Patung Satria Gatotkaca ini letaknya tepat di persimpangan jalan, berhubung Ane dari arah Kota Denpasar maka patung ini berada di sebelah kanan (barat) jalan. Pertanyaannya? darimanakah Ane harus parkir? begitu ada traffick light, Ane belok kearah kanan (barat) untuk mencari pintu masuknya. Mulai melalui jalan ini Ane memasuki sebuah gapura berupa candi bentar dan di belakang gapura Ane membaca sebuah papan nama berbunyi,"Selamat Datang di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali". "Kalau begitu berarti Patung Satria Gatotkaca ini berada di sebelah timur bandara", fikirku.

Candi bentar pintu masuk bandar udara

Tak lama kemudian Ane menemukan sebuah jalan masuk yang mengarah ke kanan (utara). Setelah putar balik, kemudian Ane masuk kedalam jalan tersebut. Begitu sampai, ternyata jalan ini mengarah ke sebuah masjid yang cukup besar. Masjid tersebut bernama,"Masjid Nurul Huda Bandar Udara Ngurah Rai Bali Tuban-Bali" dan Patung Satria Gatotkaca itu sendiri terletak tepat berada di sebelah timur (depan) masjid.



Iyey, ketemu masjid di Bali itu sesuatu banget sob, pasalnya bolak-balik Ane menyusuri jalanan di Pulau Bali ini jarang banget Ane bertemu dengan yang namanya masjid. Berhubung ini sudah jam setengah 2 siang Wita, Ane mampir dahulu untuk melaksanakan Ibadah Shalat Dzuhur.
Seusai beribadah, kini saatnya Ane jalan kaki menuju ke depan masjid. Dibagian depan patung terukir di prasasti bahwa Patung Satria Gatotkaca ini diresmikan pada tanggal 30 Oktober 1993 oleh gubernur Bali pada saat itu yaitu Pro. dr. Ida Bagus Oka.




Pantas saja masyarakat Bali menyebutnya dengan patung kuda, lawong disini ada 6 ekor kuda yang menarik sebuah kereta perang. Patung ini diambil dari kisah pewayangan Mahabharata. Sobat sudah tahu kan tentang cerita ini? ya setidaknya pernah dengarlah. Dalam kisah tersebut terjadi peperangan antara Raden Gatotkaca dengan Adipati Karna. Raden Gatotkaca menyerang Adipati Karna dengan senjata gadanya dari angkasa, sedangkan Adipati Karna membalasnya dengan senjata panahnya. Meski Pangeran Gatotkaca gugur dalam peperangan tersebut, namun Sang Pangeran tetap disimbolkan sebagai pahlawan yang teguh membela tanah airnya. Mungkin dengan dibangunnya Patung Satria Gatotkaca ini selain mempercantik kawasan bandara juga dapat memberikan perlindungan bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke Bali mungkin ya sob?



Dibagian bawah patung terdapat kolam yang mengitarinya. Selain itu patung ini juga nampaknya disertai dengan sebuah lampu agar bila malam tiba tetap terlihat oleh setiap orang yang melintasinya. Keren dah!


Pokoknya kalau sobat berkunjung ke Bali tak ada salahnya deh untuk mampir sejenak. Patung ini cukup mudah untuk diketemukan, apalagi kalau sobat berada di sekitar area bandara.
Let's Go

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me