Jumat, 30 November 2018

Tiduran di Alun-alun Bandung, Kenapa tidak?

Setelah hari pertama kemarin Ane mengeksplorer kawasan wisata Lembang, di hari yang kedua ini Ane hanya mempunyai satu tujuan yaitu mengeksplorer pusat kota Bandung terutama Alun-alun dan sekitarnya. Sebenarnya Ane datang ke kota ini bukan untuk liburan sob, tapi ada hal yang lebih penting yaitu menghadiri seleksi tes kerja didekat pintu gerbang tol Pasteur. Seleksi kerja dilakukan pada sore hari maka dari itu di waktu pagi Ane nganggur. Sebagai seseorang yang mempunyai hobi travelling mempunyai fikiran bahwa waktu adalah uang dan berdiam diri di penginapan itu adalah sesuatu yang merugikan maka Ane berfikir hendak mau kemana lagi ini. Mau ke Ciwidey atau Kawah Putih tidak mungkin karena jauh. Fikir punya fikir akhirnya Ane memutuskan untuk mengunjungi pusat kotanya saja.


Kan kalau mau kemana-mana mudah terutama menuju tempat seleksi kerja. Maka Ane mengeksplorer sejauh yang Ane bisa. Hari ini pokoknya Ane benar-benar berpetualang karena hari ini Ane tidak menyewa kendaraan. Ane hanya mengandalkan angkot untuk menuju satu tempat ke tempat lainnya. Tak perlu khawatir angkot yang beroperasi sudah sangat memadai sehingga memudahkan bagi siapa saja yang menginginkannya.


Dari penginapan Ane bersama sahabat Ane naik angkot terlebih dahulu menuju Stasiun Kiaracondong. Tujuan sahabat Ane adalah beli tiket kereta api sedangkan Ane mau mengambil uang di ATM karena didalam dompet tinggal mata uang bergambar pahlawan Tuanku Imam Bondjol. Berhubung dia juga uangnya sudah menipis maka mengikuti Ane terlebih dahulu pergi ke ATM. Sesudah mengambil uang Ane langsung pamit kepada dia untuk pergi ke Alun-alun dan dia mempersilahkan. Dia bilang dia juga mau kesana setelah memperoleh tiket pulang. Ane mencari angkot ke Alun-alun dan sahabat Ane berjalan masuk stasiun. Ane naik angkot warna merah bertuliskan Cibinong. Tiga perempat jam kemudian karena kondisi jalan yang padat sampailah Ane ditempat yang Ane maksud. Sebenarnya kalau kondisi jalan tidak padat ya seperempat jam saja sampai. Dari Stasiun Kiaracondong ke Alun-alun Bandung ini Ane hanya dikenai ongkos angkot 6k saja.


Alun-alun Bandung, Ya baru pertama kali ini Ane menginjakkan kaki disini. Ane sungguh terpesona dengannya, areanya cukup luas dengan disekelilingnya terdapat kursi-kursi cantik yang dapat digunakan oleh para pengunjung. Tempatnya cukup teduh jadi pas bila untuk bersantai ria. Nampaknya alun-alun ini tertata dan terawat dengan baik, bagaimana tidak disebelah selatan terdapat sebuah taman bunga, disebelah utara terdapat tempat bermain bagi anak-anak sekaligus tempat pemberhentian bus semacam halte dengan bertuliskan Alun-alun Bandung.

Pemandangan sebelah timur Alun-alun Bandung
Tempat bermain anak-anak
Pemandangannya cukup teduh bukan?
Pemandangan sebelah utara Alun-alun Bandung
Halte tempat berhentinya bus TMB dan Damri
Ada 2 jenis bus yang dapat berhenti di halte ini yaitu bus Trans Metro Bandung (TMB) dan Bus Damri. Adapun sebelah timur terdapat sebuah gedung dibangun dengan gaya modern berbentuk persegi panjang. Tak ketinggalan dibagian temboknya tertulis kata "Bandung". Lalu bagaimanakah dengan bagian sebelah barat? Inilah sebuah bangunan yang cukup menonjol diantara bangunan-bangunan lainnya dan cukup ramai dipadati pengunjung yakni Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat.



Pemandangan sebelah timur Alun-alun Bandung
Masjid ini pertama kali yang Ane lihat saat menuju Alun-alun, selain besar masjid ini mempunyai dua menara kembar yang terletak disisi kanan dan kirinya. Ane sengaja tak memasuki masjid terlebih dahulu karena kumandang adzan dzuhur belum terdengar, masih ada waktu sekitar 30 menit lagi. Ane tergoda dengan luasnya lapangan ini, begitu menginjakkan kaki beberapa langkah terdengar suara peluit dari salah seorang petugas yang memakai baju berwarna hijau tua (mungkin satpol PP). Prit, prit, prit ternyata bunyi peluit itu untuk Ane. Ane tidak tahu apa kesalahan Ane, ternyata Ane diberi peringatan untuk melepas sepatu bila ingin menginjakkan kaki di tanah lapang.


Owalah Ane baru ngeh kalau rumput yang tumbuh disini bukan rumput alami melainkan rumput sintetis. Mungkin agar selalu tampak bersihlah peraturan ini diadakan. Ane mentaati peraturan tersebut, Ane melepas sepatu dan alas kaki. Kini Ane dapat bergaya semau Ane disini, mau guling-gulingan, tidur-tiduran, jungkir-balik, atau bahkan melakukan gerakan yang lainnya. Tak hanya Ane, tetapi juga para pengunjung yang lainnya baik itu anak-anak, orang dewasa, maupun lanjut usia.
Berhubung cuaca sangat panas dan gerah maka tak sampai 10 menit Ane berada disini. Ane sempat penasaran dengan jalan tangga yang menurun kebawah, jalan ini ada dibagian barat lapangan. Tapi karena tinggal sebentar lagi waktu shalat dzuhur tiba, maka Ane putuskan untuk masuk masjid terlebih dahulu. Sebelumnya Ane titipkan sepatu Ane ke bagian penitipan sepatu/sandal.

Kartu yang didapatkan setelah menitipkan sepatu/sandal
Tempat penitipan sepatu/sandal Masjid Raya Bandung
Begitu masuk Ane sangat suka dengan suasananya, masjidnya sangat luas mempunyai dua lantai, sejuk, dan adem. Ane perkirakan masjid ini bisa menampung ribuan jamaah bahkan puluhan ribu. Tempat wudhunya ada dilantai dasar. Setelah melaksanakan ibadah shalat Ane langsung mengambil sepatu dan memakainya serta mengulangi tempat yang membuat Ane penasaran tadi. Ternyata tempat ini adalah basemen areal parkir dan warung makan yang menjual beraneka macam makanan mulai dari soto, bakso, nasi goreng, dan lain sebagainya serta toko pakaian namun dalam jumlah yang sedikit. Sekarang Ane tahu kalau tanah lapang ini berada diatas basemen areal parkir dan warung makan yang menjual berbagai macam makanan. Luar biasa!

Salah satu komponen penyusun tanah lapang
Warung makan yang ada dibawah Alun-alun Bandung
Papan petunjuk parkir Basement Alun-alun Bandung
Pintu masuk Basement Alun-alun Bandung
Berhubung perut sudah keroncongan maka Ane mampir di salah satu warung makan. Pilihan Ane kali ini adalah nasi goreng. Saat selesai makan dan membayarnya waow harganya cukup mahal bila dibandingkan dengan makan diluar kawasan ini. Tidak apa-apalah nggak tiap hari juga. Selesai makan ndilalah ketemu sahabat Ane lagi, dia mencari sesuatu buat oleh-oleh keluarganya. Sementara Ane sebentar lagi ada kepentingan. Maka mau tidak mau kita harus berpisah lagi disini. Satu catatan untuk Alun-alun ini, yaitu sungguh bisa membuat Ane terhibur.
Tiket masuk Alun-alun Bandung: Gratis dan terbuka untuk umum.
Let's Go

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me