Sabtu, 24 Februari 2018

Gapura Bambu Pringsewu Lampung, Unik dan Tak Biasa

Kembali dari Kota Yogyakarta dimana sudah 10 tahun Ane berada disana dalam menuntut ilmu, Ane pulang ke kampung halaman di Lampung. Ya, Ane dilahirkan di Lampung dimana banyak berita buruk yang disematkan kepadanya mulai dari kasus register 45 yang ada di Kabupaten Mesuji, pembegalan hingga berujung pembunuhan, dan lain sebagainya. Pokoknya tidak ada bagus-bagusnya. Banyak orang luar daerah yang takut bila datang ke Lampung karena alasan tersebut. Jangankan orang luar daerah, Ane sendiri pun terkadang merasa takut bila keluar rumah dan pergi ke tempat baru. Hal ini sempat Ane alami saat mengantarkan ayah Ane ke tempat kakak kandungnya yang tak lain dan tak bukan adalah Pak De Ane.



Rumah Pak De tersebut ada di Tulang Majak, Kabupaten Tanggamus. Banyak berita yang beredar mengenai tempat itu, mulai dari pemalakan, pembegalan hingga bisa berujung kematian. Sebagai seseorang yang pernah mengenyam pendidikan di ilmu sains, lantas Ane tak mempercayainya begitu saja. Ane searching sana, searching sini di internet mencari sebuah informasi tentang kebenaran berita tersebut, dan bila memang benar, tempat mana lagi yang perlu diwaspadai?. Ternyata benar kabar yang beredar di masyarakat bukan isapan jempol semata. Berdasarkan informasi yang berhasil Ane dapatkan bahwa titik rawan kejahatan itu mulai dari Kawasan Batu Keramat hingga Kota Agung (Ibukota Tanggamus). Kejahatan disini tidak mengenal waktu, ntah pagi, siang, sore atau malam hari kejahatan itu bisa saja terjadi. Tapi ada saat waktu yang perlu diwaspadai bagi siapapun yang ingin melewati jalan ini yakni sore hari. Jangan sampai melewati jalan ini diatas jam 4 sore. Ane yang tak mengenal kawasan tersebut dengan baik hanya manggut-manggut saja dan mematuhinya.



Awalnya Ane sempat ragu-ragu mengantarkan ayah Ane dengan menggunakan kendaraan sepeda motor, secara jarak rumah Pak De Ane dengan rumah Ane terbilang cukup jauh yakni sekitar 300 Km. Ibarat di Pulau Jawa jaraknya antara Kota Jogja dengan Surabaya. Pernah terlintas dalam benak Ane sebaiknya kita menggunakan jasa travel atau bus saja. Tapi yang jadi masalah adalah tidak adanya bus maupun travel yang sampai di tempat tujuan kita. Disinilah Ane mengalami dilema, apakah Ane mengantarkan ayah menggunakan sepeda motor dengan resiko yang cukup besar ataukah dengan menggunakan jasa travel atau bus yang resikonya lebih kecil namun tidak sampai di tempat tujuan. Timbang-menimbang dengan tekad kuat akhirnya Ane memutuskan untuk mengantarkan ayah menggunakan sepeda motor.



Salah satu keuntungan bepergian menggunakan kendaraan pribadi adalah bisa mampir dimana saja dan kapan saja sesuai dengan kehendak hati kita. Tentu, siapa saja pasti suka dengan tempat-tempat yang menarik. Tak terkecuali dengan kita. Salah satu tempat menarik yang kita lewati saat menuju Tanggamus adalah Kawasan Gapura Bambu Pringsewu. Tapi Ane memutuskan untuk lanjut saja dan berencana mampir setelah pulang dari sana karena kita tak mau kesorean sampai di Kawasan Batu Keramat.
Syukur kekhawatiran kita tak terjadi, berangkat aman, pulang pun aman. Kini, sesampainya di Kawasan Pringsewu akhirnya kita benar-benar menyempatkan diri di tempat dimana Ane selalu menantikannya yakni Kawasan Gapura Bambu pringsewu yang terletak sekitar 37 Km sebelah barat dari Kota Bandar Lampung.
"Sambil menyelam minum air", mungkin itulah sebuah pribahasa yang tepat untuk menggambarkan kegiatan kita ini. Selain beristirahat sejenak juga kita dapat menikmati segala pemandangan yang ada. Gapura Bambu yang memukau ini memang dibangun sebagai tempat peristirahatan sejenak (rest area) sekaligus menjadi ikon bagi Kabupaten Pringsewu itu sendiri. Siapapun yang pernah melakukan perjalanan menuju Pringsewu dari Kota Bandar Lampung pasti pernah melihat gapura ini.



Ya, Gapura Bambu yang bertuliskan "Selamat Datang di Ibukota Kabupaten Pringsewu" bila datang dari arah Kota Bandar Lampung dan bertuliskan "Selamat Jalan Dari Ibukota Kabupaten Pringsewu" bila datang dari arah Kota Pringsewu ini rupanya telah berhasil menarik perhatian Ane. Bagaimana tidak sebuah gapura yang pada umumnya dibangun seperti itu-itu saja, tidak dengan yang satu ini. Gapura ini dibangun menyerupai bahkan sama persisnya dengan bentuk bambu berwarna kuning yang melengkung dimana kedua ujungnya ada dikedua sisi jalan. Ada 8 buah bambu yang melengkung dan terbagi menjadi 2 buah ikatan. Ikatan pertama terdiri dari 4 buah bambu yang ada disebelah kanan jalan dan ikatan yang kedua juga terdiri dari 4 buah bambu yang ada disebelah kiri jalan. Kedua ikatan tersebut melengkung dan bertemu tepat ditengah-tengah jalan dengan diatasnya terdapat sebuah mahkota Siger yang merupakan simbol kebanggan bagi Provinsi Lampung.




Nama "pringsewu" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti "Bambu Seribu" sehingga tak heran bila gapura bambu ini dibangun. Sebenarnya tak hanya berupa bangunan gapuranya saja yang membuat kita memutuskan untuk mampir, tetapi juga suasananya. Di samping kanan dan kiri kawasan gapura bambu terdapat hamparan sawah yang cukup luas dengan tanaman padi yang menghijau. Tampak dikejauhan sana deretan perbukitan yang cukup oke. Jadi pas bila beristirahat sejenak sambil melihat semua pemandangan yang ada.
Sebagai rest area tentu beragam fasilitas sudah tersedia, mulai dari toilet, musholla kecil, tempat parkir, rumah makan, hingga ada juga lho rumah adat yang pastinya rumah adat tersebut adalah rumah adat Kabupaten Pringsewu.



Saat pertama kali mampir kesini Ane bingung dengan letak toiletnya, dimanakah toilet itu berada? kebetulan Ane sedang kebelet. Jadi, setelah memarkirkan kendaraan motor di tempat parkir yang cukup luas, Ane mencarinya. Ew ternyata letak toiletnya itu agak tersembunyi berada di sebelah kiri Dewan Kerajinan Nasional (DKN), sebelah rumah makan. Dari Musholla, Ane berjalan kearah kiri (barat) hingga menemui DKN. Setelah itu belok kearah kanan hingga mentok, nah toilet ini berada persis sebelum lahan sawah.



Selepas dari toilet lantas kita tak begitu saja meninggalkan lokasi ini, melainkan kita mampir sebentar di sebuah kedai. Dari sederetan kedai yang menawarkan beragam jenis makanan ringan dan minuman, Ane lebih memilih sebuah kedai yang berada tepat didepan rumah adat. Kan, selain meminum kopi juga dapat melihat dengan jelas rumah adat khas dari Kabupaten Pringsewu ini. Rumah berbentuk panggung dengan warna cokelat yang mendominasinya.



Ane rasa bukan hanya orang yang sedang melakukan perjalanan jauh di jalur lintas barat saja yang mampir kesini, tetapi juga penduduk sekitar. Hal ini terlihat dari semua pengunjung yang datang, ada orang tua bersama anaknya duduk-duduk di pinggir sawah, anak sekolah, hingga muda-mudi yang asyik nongkrong-nongkrong disekitar gapura. Semuanya tanpa mengenakan helm dikepalanya.
Puas beristirahat, Ane bersama bapak melanjutkan kembali perjalanan kita menuju Kota Bandar Lampung sebelum pulang ke rumah. Kira-kira ngapain aja ya sob kita di Kota bandar Lampung? tunggu cerita Ane selanjutnya ya, Sampai Jumpa!
Let's Go

Kamis, 15 Februari 2018

Taman Kehati, Objek Wisata Kebanggaan Masyarakat Mesuji Lampung

Asyik juga ternyata renang di Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) yang merupakan salah satu obyek wisata yang ada di Kabupaten Mesuji Lampung tepatnya berada di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Tanjung Raya. Tak banyak memang tempat-tempat menarik yang ada di tempat kelahiran Ane ini, namun dengan hadirnya obyek wisata ini setidaknya bisa mengobati kangen Ane terhadap dunia jalan-jalan. Ane kira tak hanya Ane saja yang senang, melainkan seluruh warga masyarakat Mesuji. Sebenarnya nggak ada niat sieh sob Ane mengunjungi tempat ini, karena berhubung ibu Ane yang ngajak jadilah Ane menuju kesini.


Hari Sabtu 20 Mei 2017 Akhirnya Ane benar-benar meluncur kesini. Kali ini Ane tak sendiri sob selain dengan Ibu Ane, Ane juga bersama dengan murid-murid TK Ibu Ane berserta orang tuanya. Perjalanan ini sungguh bisa membuat Ane bahagia, bagaimana tidak dengan banyaknya sahabat yang ada, kita bisa bergurau bersama. Dan yang paling penting nantinya bisa minta bekal siang kepada mereka, hahaha.
Inilah Mesuji dengan segala keadaannya. Berbeda dengan pemandangan alam yang ada di Pulau Jawa pada umumnya, di Mesuji ini tak banyak yang dapat Ane saksikan. Sepanjang perjalanan pemandangan yang dapat Ane lihat hanyalah tanaman pohon karet dan sawit saja. Tak hanya itu kondisi jalanpun masih banyak yang berlubang parah, sehingga dengan menaiki kendaraan bermotor maka serasa menaiki kendaraan hewan berkaki empat khususnya kuda. Hanya beberapa kilo saja kita melalui jalan beraspal mulus itupun jalan lintas timur yang merupakan jalan nasional, tapi setelah itu kembali lagi kita harus melalui jalan beraspal dan berlubang.
Tak perlu kehilangan sepeserpun untuk sampai sini, cukup dengan duduk manis saja Ane sudah sampai di TeKaPe. Ya, inilah kali pertama Ane menginjakkan kaki disini. Obyek Wisata Taman Kehati ini terbilang baru, karena baru diresmikan sebulan yang lalu tepatnya tanggal 12 April 2017. Walau demikian berkaitan dengan jumlah pengunjungnya, obyek wisata ini tak bisa dianggap remeh karena Ane melihat dengan mata kepala Ane sendiri pengunjungnya itu sungguh bejibun.


Untuk dapat memasuki obyek wisata ini, setiap pengunjung hanya perlu membayar tiket sebesar 12k saja dengan rincian 10k untuk tiket masuknya dan 2k untuk parkirnya. Tempat parkirnya sangat luas sekali sehingga hal ini sangat memudahkan pengunjung untuk dapat memarkirkan kendaraannya. Dari tempat parkir Ane memilih untuk melihat-lihat sekitar dahulu sebelum masuk kedalam. Dibagian depan terdapat sebuah Tugu Kalpataru yang dicat berwarna-warni. Bagian bawah dari tugu tersebut dibangun menyerupai balok-balok yang disusun mengerucut keatas, sedangkan dibagian atasnya terdapat tangan yang sedang membawa bulatan bergambarkan akar pohon.



"Oke sekarang saatnya menuju kedalam, fikirku". Meskipun baru dibuka, Ane sungguh kagum dengan obyek wisata ini lho sob. Fasilitasnya terbilang cukup komplit, mulai dari lapak para pedagang yang tersusun rapi, kamar kecil dengan airnya yang cukup lancar, serta tempat duduk ada dimana-mana. Selain itu fasilitas pokoknya cukup banyak diantaranya fasilitas bermain anak, kolam pemancingan, kolam renang, jogging track, taman bunga, hingga taman burung.




Rasanya Ane tak sabar ingin segera menceburkan diri saat melihat kolam renang. Ada sekitar 5 buah kolam renang dengan kedalaman berbeda yang dapat Ane nikmati. Ada kolam renang yang bisa digunakan oleh anak-anak yang dilengkapi dengan fasilitas permainannya seperti ember tumpah, prosotan, dan berjalan diatas air. Ada kolam renang yang bisa digunakan oleh siapa saja dengan kedalaman yang sedang, bahkan ada kolam renang yang hanya dikhususkan untuk orang yang bisa berenang saja.




Lalu dimanakah Ane harus menceburkan diri? tentu di kolam renang yang paling dalam tow sob, masa iya dikolam yang dangkal berenang bersama adik-adik kecil, kan malu :-). Berhubung Ane kesininya bersama Ibu Ane maka urusan pakaian tak jadi masalah. Ane titipkan kepada beliau, soalnya beliau sendiri tak mau Ane ajak mandi walaupun sudah berulang kali Ane membujuknya. Yasudahlah!
Byurrrrr, masuklah Ane kedalam kolam tersebut. Berbagai macam aktifitas Ane lakukan, selain berenang kesana-kemari juga melakukan jumping dari atas dengan ketinggian sekitar 3 meter. Awalnya sempat ragu-ragu juga apakah bisa Ane melompat dari atas ketinggian tersebut, eh ternyata setelah mencobanya malah membuat Ane ketagihan untuk mengulanginya. Hulala, sensasinya sungguh luar biasa dan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.




Tidak terasa sudah 2 jam Ane berenang disini, rasanya sudah cukup puas hingga lapar menghampiri perut. Berbagai macam gaya sudah Ane lakukan mulai dari gaya punggung hingga gaya batu, hahaha. Yang jelas minum juga puas. Setelah bersih-bersih diri, kemudian Ane makan. Setelah itu Ane melanjutkan lagi penjelajahan Ane.
Diantara semua fasilitas yang ada yang paling banyak dikunjungi selain di kolam renang yaitu Taman Burung. Ada banyak jenis unggas berada di dalamnya. Pokoknya kalau kesini dijamin tidak rugi deh sob, selain bermain kita juga dapat belajar.




Mantab!!!
Untuk dapat sampai disini, berikut arahan jalannya:
Dari Kota Bandar Lampung Obyek Wisata Taman Kehati ini dapat ditempuh selama 5 (lima) jam perjalanan darat melalui jalan lintas timur. Saat memasuki Kabupaten Mesuji dan bertemu dengan Kantor POLRES Mesuji, ada 2 jalan yang dapat digunakan untuk sampai kesini. Pertama, sobat bisa belok kearah kanan (timur) karena tepat sebelum Kantor POLRES ada belokan jalan yang mengarah kekanan. Ikuti jalan ini dengan kondisi jalan yang awalnya baik kemudian berangsur menjadi rusak parah hingga sejauh kurang lebih 11 Km. Setelah bertemu dengan kantor pos dan maju sedikit ada sebuah pertigaan. Beloklah kearah kiri. Ikutilah jalan ini dengan kondisi jalan yang cukup baik hingga kira-kira sekitar 3 Km, sobat akan bertemu dengan perempatan jalan. Jangan belok-belok, masih lurus lagi dan tak lama kemudian sampailah sobat di tempat yang sobat maksud.
Dan yang kedua, sobat bisa belok kearah kanan (timur) setelah bertemu SMAN 1 Simpang Pematang. Caranya, dari POLRES Mesuji maju sedikit sobat akan bertemu dengan pertigaan jalan, bila kearah kiri maka akan sampai di Palembang dan Kota-kota besar di Pulau Sumatera dan bila lurus akan sampai di SMAN 1 Simpang Pematang. Nah, lurus saja hingga sejauh kurang lebih 3 Km. Setelah bertemu dengan SMAN 1 Simpang Pematang yang ada di kiri jalan, tepat setelahnya ada perempatan jalan. Beloklah kearah kanan (timur). Mula-mula kondisi jalannya cukup bagus, tetapi lama-kelamaan kondisi jalannya berubah menjadi cukup parah. Dari SMAN 1 Simpang Pematang tersebut, sejauh kira-kira 11 Km sobat akan bertemu dengan perempatan jalan. Beloklah kearah kiri dan tak lama kemudian sampailah sobat di tempat yang sobat maksud.
Let's Go

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me