Jumat, 16 September 2016

Soto Lamongan Hijroh, Kuliner Khas Lamongan yang Ada di Jogja

Dari dulu Ane kalau makan soto ya hanya makan soto khas Jogja dan Solo saja sob, eh nggak dink, bulan lalu Ane dah ngerasain yang namanya Coto Makassar dan cotonya itu cukup membuat Ane kurang menyukainya. Tiba - tiba ide Ane muncul lagi sob, "kalau ada semacam soto lagi yang bolak - balik Ane sering membacanya dan mungkin sobat juga". Ya, Soto tersebut adalah Soto Lamongan. Tapi sekarang permasalahannya adalah dimanakah Soto Lamongan yang enak di Yogyakarta ya? hmmm, setelah baca sana - baca sini akhirnya nemu juga tuh soto. Soto tersebut bernama Soto Lamongan Hijroh yang terletak di Jl. A. M. Sangaji, Yogyakarta.


Oke tanpa fikir panjang berangkatlah Ane menuju ke TeKaPe. Letaknya yang cukup dekat dengan kost Ane membuat perjalanan Ane tak membutuhkan waktu yang cukup banyak, hanya sekitar 8 - 9 menitan saja. Warungnya cukup sederhana dengan meja dan kursi terpasang memanjang dan membujur. Di bagian dindingnya juga terpasang tulisan dari beberapa koran seperti Merapi dan beberapa gambar dengan berbagai macam tema. Nampaknya warung ini cukup dikenal di kota ini dan tentu sangat direkomendasikan buat di coba.


Warung Soto Lamongan Hijroh tampak depan
Kondisi dalam ruangan Warung Soto Lamongan Hijroh
Mendekati Sang Penjualnya, Ane memesan seporsi soto lamongan dan sebagai minumannya Ane pesan segelas es teh manis saja. Dengan lihainya tangan terampil bapaknya meracik soto untuk Ane dan tanpa menunggu terlalu lama, kini pesanan yang Ane pesan sudah ada di atas meja.


Bapaknya yang sedang meracik soto untuk Ane
Ini dia hasil racikannya serta segelas es teh siap menemani Ane
Ada yang beda sob di soto ini, ada sesuatu yang membuat Ane terkejut yaitu terdapatnya semacam parutan kelapa yang biasa digunakan untuk campuran hidangan kalau dalam bahasa jawanya disebut dengan "Krawu". Setelah tanya bapaknya kalau bahan yang Ane maksud tersebut adalah koya yang biasa ada di Soto Lamongan dan berfungsi sebagai penyedap rasa. Apakah sama dengan bumbu penyedap rasa yang dijual di toko? nggak tahu deh, tak cobain dulu ya.



Selain koya, semangkok soto lamongan ini berisi nasi putih, sedikit bihun, kubis, potongan setengah telur, suwiran daging ayam, dan taburan seledri. Berbeda dengan soto khas Jogja dan Solo yang mempunyai kuah bening, soto Lamongan ini memiliki kuah yang sedikit keruh tapi tak sekeruh Coto Makassar yang ada di La Capila Jogja. Oke, langsung saja kita bahas rasanya ya sob.
Rasanya cukup gurih dan khas, sehubungan Ane senang dengan yang pedas - pedas, Ane tambahkan sedikit sambal kedalamnya, tak lupa juga kecapnya. Gurihnya kuah kini berpadu pas dengan pedasnya sambal dan juga sedikit manisnya kecap. Untuk koyanya, menurut Ane rasanya khas dan berbeda dengan bumbu penyedap rasa yang dijual di toko. Lengkap sudah daging ayam yang digunakan adalah ayam kampung serta hadirnya potongan setengah telur. Mantab rasanya, satu kata deh sob untuk soto ini," Wuenak tenan".



Soal harga masih cukup bersahabat kok sob, semangkok soto lamongan dan segelas es teh manis hanya dihargai sebesar 12k saja. Gimana, tertarikkah buat mencobanya?
Bagi sobat yang belum mengetahui lokasi persisnya, mungkin gambaran rute menuju kesininya ini akan sedikit membantu:
Dari Tugu Jogja, bergeraklah ke arah utara melalui Jl. Moh. A.M. Sangaji hingga bertemu perempatan lampu merah. Masih lurus lagi hingga sobat menjumpai sebuah bangunan hotel yang cukup besar dan bangunan tersebut bernama Hotel Tentrem. Nah, Warung Soto Lamongan Hijroh ini terletak persis di depan Hotel Tentrem tersebut.



Jam buka warung : Pukul 06.00 - 14.00 WIB
Tapi bapaknya bilang kalau hari minggu jam 11 pun sudah habis. So, sebaiknya kesini jangan terlalu siang ya sob, agar sobat tak kecewa karena kehabisan.
Sampai jumpa!
Let's Go

Jumat, 09 September 2016

Pagi - Pagi Menikmati Oseng - Oseng Mercon Bu Narmi

Awalnya pas malam - malam ntah kenapa Ane kepingin banget buat ngerasain yang namanya oseng - oseng mercon lagi sob, secara sudah lama Ane tak merasakannya. Saat itu yang Ane coba adalah Oseng - oseng Mercon Bu Narti dan mempunyai rasa yang kurang pedas, kalau masalah enak sieh enak. Nah, berhubung malam itu juga Ane malas untuk pergi keluar ya akhirnya Ane tunda dulu untuk besok aja carinya. Kebetulan ada sebuah warung makan yang bukanya bukan dari sore hingga malam hari, tapi justru dari pagi hingga sore hari. warung makan tersebut bernama Warung Makan Oseng - Oseng Mercon Bu Narmi yang terletak di Jl. Purwodiningratan, Yogyakarta.



Ingat ya sob, Oseng - oseng Mercon "Bu Narmi", bukan Oseng - oseng Mercon "Bu Narti" yang mungkin sebagian dari sobat sudah mengetahuinya, cuman beda huruf saja yakni M sama T. Memang ada hubungan persaudaraan diantara keduanya? ntahlah sob Ane tidak tahu.
Benar saja malam sudah berlalu dan kini pagi pun sudah datang, hal ini ditandai dengan adanya sang mentari yang sudah menampakkan diri di ufuk timur. Tepat pukul 8 pagi Ane arahkan kuda hijau Ane menuju ke TeKaPe.
Singkat cerita sampailah Ane disini, warungnya cukup sederhana bercat hijau dan hanya mempunyai dua buah meja saja yang terpasang. Warungnya tampak sepi hanya ada dua orang saja yang berada disini. Mereka tak lain dan tak bukan adalah Sang Penjualnya yang sedang sibuk mempersiapkan apa yang harus mereka persiapkan. Sepertinya warungnya baru buka aja.



"Mau pesan apa mas? adanya oseng - oseng mercon saja yang baru matang, sayurnya belum matang", tanya salah satu pejualnya yang kebetulan seorang ibu - ibu sambil memberi tahu kalau baru oseng - oseng merconnya saja yang bisa di pesan.
"Yasudah Bu, oseng - oseng merconnya saja", timpal Ane karena memang itulah mengapa Ane kesini.
"Minumnya mas?", tanya beliau lagi kepada Ane.
"Selain teh dan jeruk apa lagi Bu?", tanya Ane lagi kepadanya.
"Nggak ada mas, adanya cuman teh dan jeruk saja", timpal beliau.
"Yasudah Bu, air putih saja kalau begitu", jawab Ane dengan cepatnya.
"Baik mas", timpal beliau.
Tak perlu menunggu lama kini pesanan Ane sudah ada dihadapan Ane. Nah, inilah sob yang dinamakan oseng - oseng mercon itu.



Secara penampilan oseng - oseng ini seperti daging koyor yang di sambal. Benar sob, oseng - oseng mercon ini memang terbuat dari koyoran daging sapi, kikil, kulit, dan sedikit daging sapi. Terlihat berminyak, hal ini dipengaruhi oleh adanya kandungan lemak yang tinggi. Oseng - oseng mercon ini disajikan dengan potongan buah mentimun. Bila masih kurang pedas lagi, Ane bisa menambahkan sambal kedalamnya. mantab!



Sekarang saatnya Ane melahap habis oseng - oseng mercon ini. Rasanya memang cukup pedas sob, tapi menurut Ane cenderung agak manis. Disinilah Ane semakin yakin kalau oseng - oseng ini memang terbuat dari banyak daging lemak, setelah lama - kelamaan dirasa - rasa ada yang menempel di bibir mirip kalau Ane makan daging sapi bagian gajihnya. Duh kolestrol jadi naik nieh kalau begini. Satu kata deh sob untuk ini,"wuenak tenan'.



Masalah kantong tenang saja sob, untuk seporsi oseng - oseng mercon dan segelas air putih hanya dibanderol dengan harga 15k saja. Cukup bersahabat bukan?
Gambaran rute menuju lokasi warungnya:
Warung ini terletak kurang lebih 600 meter dari titik nol kilometer Kota Jogja. Dari Titik Nol Kilometer tersebut bergeraklah ke arah barat (ke Kanan dari arah Malioboro) lurus melewati pertigaan lampu merah, masih lurus ke arah barat dan pelankan laju kendaraan sobat (bagi yang memakai kendaraan). Perhatikan dengan teliti sebuah plank yang bertuliskan SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang terletak di sebelah kanan (utara) jalan sebelum perempatan lampu merah. Plank ini menunjukkan ke arah Jl. Purwodiningratan. Nah, warung ini terletak persis di pintu masuk Jl. Purwodiningratan tersebut.



Jam buka: Pukul 08.00 - 16.00 WIB
Atau barangkali sobat tertarik untuk menikmati jenis koyoran yang lainnya? okelah, kalau begitu klik aja langsung di
Sego Koyor Bu Parman
Sampai Jumpa! 
Let's Go

Jumat, 02 September 2016

Enaknya Siomay Telkom Jogja

Siang - siang begini udah kepingin siomay aja nieh sob. Di Jogja ada siomay yang enak dimana ya? tahu nggak?, ya sudah deh kalau nggak tahu tak searching - searching dulu. Searching, searching, searching eh nemu nieh sob Siomay Telkom letaknya dekat dengan kost Ane yakni di Jl. Juwadi, Kotabaru, sebelah utara Kantor Telkom Yogyakarta. Inimah cuman sekitaran Stadion Kridosono.



Yasudah deh tak langsung ke TeKaPe. Singkat cerita, tak sampai 7 menit sampailah Ane di lokasi. Warungnya cukup sederhana hanya menggunakan sebuah tenda saja, Meja dan kursi tersusun secara rapi memanjang dari barat ke timur mengikuti arah jalan yang ada. Walaupun demikian pengunjungnya terbilang cukup banyak datang dan pergi silih berganti. Ada semacam tempat duduk saja yang bisa Ane tempati yakni berupa meja dan kursi. Tapi bila kehabisan tempat duduk, pegawainya akan sigap menyiapkan lesehan yang menggunakan alas tikar.



Memasuki warungnya Ane langsung diarahkan ke sebuah panci besar yang berisi siomay dan kawan-kawannya seperti kentang, kubis, tahu, telur, dan pare. Setelah Ane mengambilnya, Ane ditanyai oleh salah satu pelayannya apakah mau di goreng atau tidak. Ane pun hanya minta sebiji siomay dan kubis saja yang di goreng. Tak ada biaya tambahan untuk itu. Dengan sigapnya para pelayannya langsung menggorengnya. Eh bentar, itu bukan punya saya, tapi orang lain, maklum sob Ane harus rela mengantri terlebih dahulu. Untuk minumannya sehubungan yang tersedia hanya teh dan jeruk, maka Ane lebih memilih air esnya aja.



Ane lebih memilih menunggu di salah satu tempat duduk yang masih kosong. Beruntung masih ada sebuah tempat duduk yang kosong dan itupun berada di bagian paling belakang. Ane senang, karena bisa mengabadikan moment gambar yang ada sebaik mungkin. Perlu waktu sekitar 7 menit Ane menunggu pesanan yang datang. Kini pesanan Ane yang awalnya berbentuk besar - besar berubah menjadi potongan kecil - kecil berlumurkan bumbu kacang yang tentunya menggoda Ane untuk segera melahapnya.


Duh, jadi nggak konsen nieh!
Menggoda bukan?
Lahapan pertama yang Ane coba adalah siomaynya dan tahu tidak sob rasanya seperti apa? Rasanya hmmm gurih dan daging ikan tenggirinya terasa banget di mulut. Selain pada siomaynya, kelezatan rasa juga terjadi pada kentang, kobis, pare, dan tahu yang di potong - potong dengan lembut berlumurkan sambal kacang. Semuanya serba segar, baik pada kubis maupun parenya. Tapi rasa sedikit pahit mendominasi parenya, tak banyak yang berubah dari rasa bawaan parenya itu sendiri.


Masih penuh
Habis seketika
Soal harga masih cukup bersahabat, untuk semuanya 2 buah siomay, 2 buah kobis, sebuah kentang, tahu, dan pare dihargai sebesar 12k saja. Bila sobat mau kesini, udah tahu belum sob lokasi persisnya? kalau belum tahu tak kasih gambarannya aja deh.
Dari Tugu Jogja, bergeraklah ke arah timur melalui Jl. Jend. Sudirman hingga perempatan lampu merah yang di pojok sebelah kanan terdapat Toko Buku Gramedia. Beloklah ke arah kanan (selatan) melalui Jl. Suroto hingga sebelum mentok ada sebuah Kantor Telkom yang cukup besar. Tepat sebelum kantor tersebut ada sebuah jalan masuk ke arah kiri (timur). Masuklah kedalam jalan tersebut hingga sekitar 20 meter dari belokan ini sampailah sobat di tempat yang sobat maksud.



warungnya ada di sebelah kanan (selatan) jalan. Tenang saja nggak usah khwatir karena tulisan yang menandakan kalau ini Siomay Telkom tertulis dengan jelas di warungnya.
Jam buka: Pukul 09.00 - 18.00 WIB
Atau sobat mau coba siomay yang lain? bisa, silahkan aja klik:
Siomay Kang Cepot dengan sambal kacangnya yang enak sekali
Sampai Jumpa!
Let's Go

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me