Jumat, 26 Mei 2017

Pantai Nusa Dua, Ada Water Blownya

Pantai Nusa Dua adalah salah satu pantai yang ada di Pulau Bali dan masuk dalam daftar kunjungan Ane sob. Awalnya Ane berniat mengunjungi tempat ini sehabis dari Pantai Balangan. Tapi apa mau dikata ditengah-tengah perjalanan Ane, Ane tergoda dengan bangunan-bangunan ibadah yang berdiri megah dalam satu kompleks yakni Puja Mandala. Tapi tetap, sehabis dari Puja Mandala Ane menuju kesini. Ada sebuah alasan kuat mengapa Ane ingin sekali mengunjungi tempat ini, tak lain dan tak bukan karena disini terdapat spot yang cukup menarik untuk diabadikan yaitu water blow. Sobat pasti penasaran kan? Yuk ikuti ceritanya dan simak sampai habis.



Seusai mendirikan ibadah shalat dzuhur, Ane geber kembali kuda hijau Ane menuju kearah utara. Secara, Ane tahu lokasi pantai ini dari internet dan letaknya ada dibagian utara dari lokasi dimana Ane sekarang berada. Cukup sulit memang Ane menggambarkan rutenya, ntah bagaimana caranya setelah muter-muter nggak jelas dan beberapa kali salah jalan akhirnya sampai juga Ane dilokasi BTDC. Lho kok di BTDC?Iya, jadi begini sob penjelasannya! BTDC sendiri adalah sebuah akronim dari Bali Tourism Development Corporation yang terletak di Kawasan Nusa Dua. Berhubung di sepanjang perjalanan Ane tak melihat sebuah plank yang bertuliskan Pantai Nusa Dua, maka untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan seperti tersesat terlalu jauh, menujulah Ane kesini. Kawasan BTDC ini terlihat sangat ekslusif sob, hal ini ditandai dengan adanya bangunan-bangunan yang berdiri megah disini. Hotel-hotel mewah, resort-resort mewah, serta restaurant berdiri disepanjang kawasan BTDC.



Tak hanya itu, untuk memasukinya pun Ane tak bisa sebebas memasuki kawasan obyek-obyek wisata pada umumnya. Sesampainya di pintu gerbang masuk kawasan, Ane dicegat oleh dua orang petugas dan beliau menanyakan tujuan Ane kesini. Dari raut mukanya mereka seperti menaruh curiga kepada Ane, pasalnya kendaraan bermotor yang Ane pakai adalah kendaraan bermotor berplat Yogyakarta. Untuk meyakinkan kepada mereka kalau Ane ini adalah orang baik-baik, maka Ane mempersilahkan kepadanya untuk mengecek tas maupun jok motor Ane. Beruntung mereka percaya dan Ane akhirnya dipersilahkan untuk masuk kedalam. Iyes!
Ane kira, Ane bakal langsung menuju pantainya. Ternyata tidak, ditengah jalan Ane menemui lagi jalan yang diportal dengan disamping kanan dan kirinya berdiri sebuah pos dengan penjaganya. Didepan pintu portal tersebut terparkir dengan rapi kendaraan bermotor, sedangkan tampak disana orang keluar masuk hanya dengan berjalan kaki saja. Ane duga disinilah pintu masuk menuju Pantai Nusa Dua tersebut. Ternyata benar, bebarengan dengan Ane datang terlihat sepasang kekasih parkir disini dan kemudian masuk kedalam. Merasa penasaran dengan yang ada didalam, lantas Ane mengikutinya.



Sebagai kawasan elit tak heran bila semua yang ada disini terawat dengan baik. Rumput dengan potongan pendek, banyak pohon yang berdiri tapi cukup bersih, dan jalannya sangat enak untuk dilalui. Walau tergolong kawasan elit, banyak wisatawan lokal yang berkunjung kesini.
"Gelombang ombak yang begitu tenang, berpasir putih dan lembut serta mempunyai garis pantai yang panjang", itulah kesan pertama Ane ketika menyaksikkan pantainya. Selain itu suasananya pun cukup teduh sehingga tak heran bila banyak para wisatawan yang duduk-duduk santai dipinggir pantai sambil menikmati sepoi-sepoi angin lautnya. Tak jarang juga ada wisatawan yang sedang mandi dilaut, hal ini menandakan bahwa perairan dipinggir pantainya cukup dangkal. Cukup lama juga Ane berada disini. Sebenarnya terlihat disana sebuah pulau yang cukup kecil, namun karena cuaca masih panas Ane lebih memilih mencari yang sudah menjadi tujuan Ane selanjutnya yaitu Water Blow.





Ane melihat sebuah tanah lapang cukup luas dengan banyak wisatawan yang keluar masuk kesana. Sebagai seseorang yang tak tahu apa-apa, tentu Ane penasaran donk sob dengan apa yang ada disana. Untuk menjawab rasa penasaran tersebut berjalanlah Ane menuju kesana. Baru berjalan beberapa langkah Ane sudah mengetahui kalau kawasan yang akan Ane masuki ini bernama Pulau Peninsula. Sebuah batu besar dengan permukaan datar tertulis demikian.


Memasuki gapura berupa candi bentar yang didepannya terdapat 4 buah patung gajah kecil dengan berbagai macam pose, Ane melihat hamparan tanah lapang yang cukup luas. Pulau ini seperti pulau pribadi, bagaimana tidak ditengah tanah lapang terdapat tulisan H Nusa Dua Resort. Nampaknya ini merupakan sebuah landasan helikopter khusus milik resort-resort yang ada di Nusa Dua. Berbagai agenda penting dunia pernah diadakan disini. Hal ini terlihat dari sebuah batu yang terpasang ditengah tanah lapang. Disitu tertulis kalau disini pernah dilakukan penanaman pohon yang dilakukan oleh para delegasi WTO yang dihadiri oleh 107 negara mulai dari Albania hingga Zimbabwe.

Gapura Candi Bentar Nusa Dua
Inilah tempat yang Ane duga merupakan sebuah landasan Helikopternya

Diujung timur lapangan Ane melihat kecantikan pulau ini dari sudut pandang lain. Dua buah patung yang satu sedang berdiri dan yang satunya lagi sedang duduk membawa senjata. Sementara disebelah utaranya terdapat semacam monumen yang bertuliskan huruf China dibagian atasnya dan huruf Bali serta Inggris dibagian bawahnya. Ane hanya bisa mengartikan tulisan yang berbahasa inggris tersebut bahwa semua orang didunia kita adalah saudara laki-laki.


Lalu dimanakah letak Water Blow nya yang cukup menarik itu ya? usut punya usut ternyata letak Water Blownya tersebut berada disebelah selatan kedua buah patung itu. Ada jalan setapak yang mengarah kesana, namun sebelumnya Ane harus melewati sebuah gapura yang bertuliskan "Water Blow" terlebih dahulu.


Baru berjalan beberapa langkah, Ane sudah terhibur dengan pemandangan yang ada. Ombak-ombak cukup besar menghantam tebing-tebing karang yang cukup keras, Airnya terhempas keatas sehingga airnya seakan-akan terlihat menari-nari diudara. Ombak yang besar menghasilkan hempasan air yang cukup besar dan begitu sebaliknya. Ane merasa takjub dan tentu Ane tak melewatkan keadaan ini begitu saja. Beberapa kali Ane minta tolong kepada orang lain untuk memfoto Ane bersama hempasan air tersebut, namun bisa dibilang kurang berhasil. Wokelah nggak apa-apa!


Menuju kebagian pantainya terdapat semacam pagar pembatas dan tempat paling baik untuk mengabadikan momentnya. Ah, tapi apa boleh buat cukup lama Ane berada disini namun tak sebuah gambar pun yang Ane peroleh menunjukkan hempasan air yang sangat tinggi menari-nari diatas. Walau begitu pantai yang tidak ramah untuk berenang, memiliki ombak yang sangat tinggi, berarus kuat, bertebing curam, serta berkarang tajam ini memiliki pemandangan yang seksi sekali. Sehingga Ane mengabadikan Ane bersamanya dengan pemandangan yang seadanya saja.

Seperti ini


dan seperti ini
Tapi tetap, karena pantai ini terkenal akan Water Blow nya maka tak heran bila banyak para wisatawan yang berburu foto menunggu-nunggu saat moment tersebut datang.
Let's Go

Sabtu, 13 Mei 2017

Puja Mandala, Simbol Kerukunan Antar Umat Beragama di Bali

Selepas dari Pantai Balangan, obyek wisata selanjutnya yang akan Ane kunjungi adalah Pantai Nusa Dua. Awalnya Ane kira jalan menuju kesini lewat Jl. Nusa Dua Selatan, secara dari namanya saja sudah kelihatan kalau jalan ini bakalan menuntun Ane sampai di lokasi yang Ane maksud. Itu artinya setelah bertemu perempatan jalan bila lurus kearah Pantai Pandawa, itu Ane berbelok kearah kiri. Jalannya cukup lebar dengan disamping kanan dan kirinya masih jarang rumah-rumah penduduk yang berdiri. Sepanjang perjalanan Ane melihat proses pembangunan jalan yang masih berlangsung. Ah, setelah melewati jalan yang mengarah ke Pantai Gunung Payung ternyata jalan ini tidak tembus dengan lokasi yang Ane maksud. Jalannya yang berupa jalan aspal, kini berubah menjadi jalan tanah yang sangat jelek sekali untuk dilalui.



Jalan aspalnya hanya sampai disini saja, ntah kalau satu tahun lagi mungkin sudah tembus sampai pantai sana itu
Inilah makna dari sebuah perjalanan, walaupun nyasar salah jalan justru membuat Ane senang. Ane berhenti cukup lama disini sambil minum air putih ditempat yang teduh dan melihat beberapa pengendara yang berlalu-lalang kesana-kemari. Tak lama berselang tampak sepasang bule dari arah kejauhan sedang menuju kemari. Rupanya tak hanya Ane saja yang terjebak, mereka juga pun mengalami demikian. Hal ini ditandai dengan sesampainya disini mereka putar balik menuju tempat semula. Dalam hati Ane tertawa terbahak-bahak, ah untung ada temannya. Jadi malunya nggak ditanggung sendiri, hehehe.
Setelah selesai minum dan istirahat sejenak, Ane kembali lagi melanjutkan perjalanan Ane ketempat semula. Sesampainya di perempatan jalan bila kearah kiri menuju Pantai Pandawa, Ane belok kearah kanan. Setelah ketemu jalan aspal yang cukup halus dan ramai, Ane belok kearah kanan. Kali ini jalan yang Ane lewati adalah Jl. Dharmawangsa. Jalan Dharmawangsa habis bersambung ke Jl. Kuruksetra. Syukur jalan yang Ane lewati sudah benar, tapi bukanlah Pantai Nusa Dua yang Ane dapati melainkan Puja Mandala. Sebuah dinding marmer penanda kawasan ini berdiri tegak di tepi jalan sebelah kiri. Didalam batu tersebut tertulis 5 buah tempat ibadah bagi 5 penganut agama yang berbeda diantaranya Masjid Agung Ibnu Batutah, Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa, Vihara Buddha Guna, Gereja Protestan GKPB Jemaat Bukit Dua dan Pura Jagatnatha. Berhubung tempat ini juga masuk dalam daftar kunjungan Ane di Bali maka Ane sempatkan mampir sebentar disini.



Parkirannya cukup luas dengan beberapa mobil pariwisata dan kendaraan pribadi yang sudah memadatinya. Diantara semua tempat ibadah tersebut, Masjid Ibnu Batutahlah yang paling ramai dikunjungi oleh para pengunjung. Why? karena memang waktu shalat dzuhur sebentar lagi tiba dan kebanyakan pengunjungnya adalah beragama islam. Sambil menunggu waktu shalat dzuhur tiba, Ane berkeliling-keliling terlebih dahulu untuk melihat satu-persatu tempat ibadah yang ada.
Ane mulai dari yang terjauh dari masjid dahulu, yakni Pura Jagatnatha. Dibagian depan samping pintu gerbang terdapat sebuah prasasti yang menandakan kalau pura ini diresmikan pada tanggal 30 Agustus 2004 oleh Gubernur Bali "Dewa Beratha". Pintunya dibiarkan terbuka tak terkunci sehingga Ane bisa masuk kedalamnya. Sudah ada seorang pengunjung yang masuk kedalam. Namun sayang, Ane tak melihat pengempon (pemangku) puranya yang sedang berjaga. Ane ragu apakah Ane boleh masuk atau tidak. Ditengah keragu-raguan ini, Ane diberi saran oleh pengunjung yang sudah ada didalam tersebut kalau Ane sebaiknya masuk saja bila menginginkannya. Dia memperkenalkan diri bernama Irwan dan dia merupakan penduduk asli Bali. Timbang-menimbang akhirnya Ane masuk juga.


Prasasti Pura Jagatnatha Nusa Dua
Sebelum masuk, ya narsis dulu di depan Puranya, :-)
Sama seperti pura pada umumnya, pura ini terbuat dari batu berwarna hitam dan terdapat gapura pintu masuk berupa candi bentar. Terdapat dua buah bale yang berdiri disamping kanan dan kirinya. Memasuki area utamaning mandala Ane disuguhkan dengan sebuah hal yang menarik yaitu terdapatnya sebuah menara yang cukup tinggi dengan dilengkapi anak tangga menuju keatas. Menara tersebut adalah sebuah pelinggih bernama Padmasana. Dibagian puncak Padmasana terdapat gambar Acintya yang merupakan simbol atau perwujudan dari Kemahakuasaan Tuhan.



Menara yang Ane maksud: sebuah pelinggih bernama Padmasana
Melihat bangunan ini mengingatkan Ane kepada sebuah pura juga yang bernama Pura Agung Jagatnatha yang terletak di tengah Kota Denpasar. Bedanya pura tersebut berwarna putih, mempunyai lokasi yang lebih luas dan terdapat kolam dibagian bawah Padmasana yang mengelilinginya. Sementara ini tidak, bangunan padmasananya berwarna hitam dan terdapat 2 patung naga yang sedang berjalan kebawah. Mungkin pelinggih Padmasana inilah yang menjadi ciri khas dari Pura Jagatnatha tersebut.



Puas menjelajahi tempat ini, masih saja pengemponnya belum datang. Ane bergerak ke bangunan ibadah selanjutnya yaitu Gereja Protestan GKPB Jemaat Bukit Dua. Walau pintunya dibiarkan terbuka, namun Ane tak memasukinya dikarenakan takut mengganggu orang yang sedang melaksanakan ibadah. Terlihat dari luar bangunan ini terdiri dari dua lantai yang terbuat dari batuan marmer. Dibagian depannya terdapat sebuah menara lonceng dan menara pandang.





Bergeser kearah selatan ada sebuah tempat ibadah yang cukup menarik bagi Ane yaitu Vihara Buddha Guna. Vihara ini memiliki ornamen cantik berwarna putih keemasan sehingga terkesan anggun dan mewah. Dua buah patung gajah berdiri dibagian samping kanan dan kiri pintu gerbang, sedangkan sepasang patung ksatria dan naga indah berdiri disamping kanan dan kiri relief Buddha. Lalu bagaimanakah dengan yang ada dibagian dalamnya? Ntahlah karena tak seperti Pura Jagatnatha, tempat ini tak dibuka untuk umum sehingga Ane tak bisa memasukinya. Wokelah, nggak apa-apa!





Lanjut ke bagian selatannya lagi, Ane melihat rumah ibadah bagi Umat Katolik. Ya, bangunan tersebut bernama Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa. Bangunan ini memiliki menara tunggal yang ada dibagian depan samping kirinya. Selama ini Ane berfikir kalau Umat Katolik itu beribadah hanya dihari minggu saja, ternyata dugaan Ane ini salah. Dibagian depan gereja terpasang jadwal misa mulai dari Misa minggu, Misa harian, hingga Misa hari jumat adorasi.


Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa dilihat dari depan

Jadwal Misa Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa
Tepat setelah berfoto-foto dibagian depan bangunan gereja, tiba-tiba suara adzan berkumandang nyaring ditelinga. Dengan segera Ane langkahkan kaki menuju Masjid Agung Ibnu Batutah yang ada disamping kirinya. Ya, inilah masjid yang ada di Kompleks Puja Mandala itu. Sesuai dengan agama dan keyakinan Ane, maka Ane harus masuk kedalam. Selain melihat-lihat interior yang ada didalamnya juga untuk melaksanakan ibadah Shalat Dzuhur.

Masjid Agung Ibnu Batutah tetap di hati

Bangunan masjid ini memiliki 2 lantai dengan interior yang ada didalamnya sama seperti masjid-masjid pada umumnya. Warna kuning mendominasi masjid ini. Dilantai ataslah merupakan ruang utama dimana kegiatan shalat dilaksanakan. Ane segera mengambil air wudhu dan selanjutnya masuk kedalam ruang utama untuk melaksanakan ibadah.


Ane sungguh salut sekaligus kagum dengan Umat Hindu yang ada di Bali ini. Walau mayoritas masyarakatnya beragama Hindu namun mereka tetap saja menghormati yang beragama minoritas diwilayahnya. Hal ini tercermin dari bangunan-bangunan ibadah yang berdiri di Puja Mandala ini. Ane bisa membayangkan betapa damainya hidup disini, semua umat melaksanakan ibadah ditempatnya masing-masing tanpa ada rasa terganggu sedikitpun. Semua umat beribadah, dunia ini menjadi damai dan indah. Semoga rasa damai ini tetap terjaga hingga dunia yang fana ini berakhir. Amiiieeen
Let's Go

Selasa, 02 Mei 2017

Cantiknya Pantai Balangan dengan Pemandangan Khas Pohon Kelapa

Setelah sarapan pagi di Warung Nasi Ayam Bu Oki, Ane kembali melanjutkan perjalanan lagi sob menuju ke sebuah tempat dimana tempat ini mungkin tak seramai di Pantai Kuta maupun Sanur, ya tempat tersebut bernama Pantai Balangan. Dari Warung Nasi Ayam Bu Oki Ane pacu kuda hijau Ane menuju Jl. Uluwatu II kearah timur, sesampainya dibundaran Ane belok kearah kiri (selatan) menuju kearah Pura Luhur Uluwatu. Lurus terus hingga melewati GWK dan 2 Km dari sini Ane bertemu dengan lampu merah perempatan jalan. Bila kearah kiri (timur) menuju ke Pantai Pandawa, lurus (selatan) menuju ke Pura Luhur Uluwatu, dan bila kearah kanan (barat) menuju ke Pantai Balangan. Beloklah Ane kearah kanan. Jalannya cukup sempit, sepi, tetapi beraspal mulus. Di sepanjang perjalanan disamping kanan dan kirinya Ane dapat melihat berbagai macam variasi pemandangan. Terkadang berdiri rumah-rumah penduduk, tak jarang pula masih berupa lahan kosong tanpa penghuni.



jalannya yang terbilang cukup sepi ini, tak banyak kendaraan bermotor yang berlalu-lalang kesana-kemari sehingga suasana yang Ane rasakan begitu nyaman dan damai. Tak ada rasa khawatir tersesat ataupun salah jalan karena disetiap persimpangan jalan sudah ada papan petunjuk yang mengarah ke pantai ini. Lama-kelamaan hembusan angin yang menyentuh indra peraba semakin kuat. Hal ini pertanda bahwa tak lama lagi Ane bakalan sampai di lokasi yang Ane maksud. Benar saja tak sampai 5 menit berkendara, sampai juga Ane dilokasi parkirnya. Tak ada tiket masuk yang dikenakan, yang ada hanyalah tiket parkir saja sebesar 2k.



Setelah memarkirkan kuda hijau Ane, Ane langsung menuju ke pantainya. Jalan setapak yang Ane lewati awalnya landai, namun beberapa langkah kemudian jalan berubah menjadi jalan bertangga banyak namun cukup lebar. Nampaknya jalan ini sudah menjadi ciri khas bagi pantai-pantai yang ada dibagian selatan Pulau Dewata ini.
Berbeda dengan Pantai Suluban yang tak bisa melihat birunya air laut dari jalan bertangga, jalan bertangga yang ada di Pantai Balangan ini justru sebaliknya. Birunya air laut yang begitu luas terhampar didepan sana. Tak sabar rasanya untuk segera ke garis pantainya.



Hal yang dapat Ane katakan pertama kali tentang pantai ini adalah pemandangan pantai yang sangat khas dengan tanaman pohon-pohon kelapa yang berdiri begitu rapi dengan daun-daun kelapa nyiur melambai karena angin laut yang berhembus cukup kencang.
Pantai ini memiliki garis pantai yang nggak cukup panjang tetapi juga nggak terlalu pendek. Disamping kanan dan kiri pantai dibatasi oleh tebing bukit. Tampak di tebing bukit sebelah kanan sedang ada orang yang mencari ikan dengan cara memancing. Sedangkan dibagian kirinya Ane nggak ngerti ada apa gerangan diujung sana.


Beginilah pemandangan yang ada disebelah kanan pantai
Tebing bukit yang sedang digunakan pemancing untuk mencari ikan
Pemandangan yang ada disebelah kiri pantai, lalu ada apa ya disana? Hmmm
Pasirnya berwarna putih bersih dengan air lautnya yang sangat jernih. Selain itu juga memiliki gelombang laut yang cukup besar. Tak heran bila banyak wisatawan mancanegara yang sedang melakukan atifitas surfing. Pengunjung yang ada disini terbilang sepi, tak seramai Pantai Labuan sait maupun Pantai Pandawa. Selain surfing, hanya ada beberapa wisatawan lain yang sedang berjemur.


Seorang bule yang sedang bermain pasir di pinggir pantai pertanda ragu-ragu apakah Ia mau menceburkan diri ke laut atau tidak, :-)
Tapi kalau sudah di laut, jangan tanya betapa lihainya Ia memainkan papan surfingnya
Tapi tetep, sebelumnya Ia pasti sudah melalui tahapan belajar lebih dahulu
Sekarang Ane mau menuju ke bagian ujung kiri sana. Tampak disana sebuah tebing yang menjorok ke laut. Baru berjalan beberapa langkah, Ane melihat sebuah pura yang cukup cantik. Pura ini berdiri tepat di pantai dengan keadaan pintu terkunci. Melangkah dengan memakai alas kaki rasanya berat di kaki, Ane copot alas kaki tersebut dan kemudian Ane tenteng.



Oke, lanjut! berkenaan dengan fasilitas yang ada, nampaknya pantai ini tak perlu diragukan lagi sob, Disepanjang bibir pantai terdapat payung-payung pantai berwarna putih, pondok-pondok yang difungsikan sebagai cafe maupun restoran, penginapan, dan juga guesthouse yang siap disewa oleh para pengunjungnya. Secara pribadi Ane sangat menyayangkan dengan adanya bangunan-bangunan tersebut dimana bangunannya memakan bibir pantai sehingga pemandangan yang ada terlihat tidak alami dan kurang menarik.





Tapi wokelah! sesampainya di ujung, inilah lukisan alam yang ada. Tebing karang yang cukup jauh menjorok ke laut. Diatasnya terdapat sebuah patung memakai udeng, sarung khas Bali, dan selendang berwarna pink. Nampaknya dia sedang bermain golf, setelah Ane perbesar fotonya memang begitu adanya. Dia sedang berpose bermain golf.






Selama Ane berada disini, beberapa kali Ane melihat pesawat terbang datang dan pergi silih berganti. Terbangnya terlihat begitu dekat, maklum pantai ini sendiri menghadap kearah utara sehingga wajar bila pemandangan itu Ane saksikan. Tak terasa 1 jam sudah Ane mengeksplorer pantai ini dan jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas siang. Saatnya Ane meninggalkan lokasi dan menuju destinasi selanjutnya, tempat apakah itu? tempat yang selanjutnya Ane kunjungi yaitu Puja Mandala. Selain berwisata juga bisa beribadah sesuai dengan keyakinan kita. Seperti apakah ceritanya? ikuti terus cerita yang ada di blog ini ya sob, Sampai Jumpa!
Let's Go

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me