Minggu, 29 Desember 2019

Museum Omahku Memoriku, Saksi Bisu Keganasan Erupsi Merapi Kala Itu

Inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa Ane datang berkunjung ke kawasan Kaliadem ini. Disini menawarkan banyak sekali obyek wisata yang letaknya cukup berdekatan. Sebut saja The Lost World Castle, Rumah Hobbit, dan ada satu lagi yakni Museum Omahku Memoriku. Apakah masih ada obyek wisata lainnya? Jawabannya masih, tapi sabar ya sob kita kupas tempat yang satu ini terlebih dahulu.



Museum Omahku Memoriku ini letaknya sangat dekat dengan The Lost World Castle dan Rumah Hobbit yang sudah Ane kunjungi terlebih dahulu, ya sekitar 500 meter kearah barat. Hal inilah yang menggoda Ane untuk mengunjunginya. Kebanyakan yang berkunjung kesini menggunakan jasa Merapi Lava Tour dengan cara menaiki kendaraan mobil jeep, tapi Ane tidak menggunakan fasilitas tersebut melainkan dengan cara menaiki kendaraan bermotor roda dua. Bagaimana dengan jalannya? Memang sieh jalannya kurang bersahabat dengan kendaraan bermotor roda dua, tapi apa dayalah Ane ingin mengunjungi tempat ini sehemat mungkin, :-).



Singkat cerita, sesampainya di Museum Omahku Memoriku Ane kebingungan masalah lahan parkir. Pasalnya tak ada tempat khusus untuk kendaraan bermotor roda dua, yang ada hanyalah mobil jeep terparkir cukup banyak. Alhasil Ane parkirkan kendaraan Ane begitu saja di pinggir jalan. Inilah Museum Omahku Memoriku yang menjadi saksi bisu keganasan erupsi Gunung Merapi Tahun 2010. Terletak di Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta, museum ini terlihat cukup sederhana dengan beratapkan asbes.


Museum Omahku Memoriku tampak depan
Begitu masuk dan melihat kedalam museum tiba-tiba Ane merasakan sesuatu yang berbeda. Fikiran dan bayangan Ane seolah-olah terbawa oleh suasana yang terjadi saat itu. Dibagian luar bangunan dinding sebelah kanan tertempel sebuah penjelasan tetang museum ini mulai dari asal mula, proses terjadinya, hingga terbentuknya museum ini. Ane mau cerita sedikit berdasarkan tulisan yang tertempel tersebut. Pendiri dan sekaligus pengelola Museum Omahku Memoriku ini adalah Pustopo. Lokasi ini berjarak 7 Km dari Puncak Merapi. Dahulu sebelum erupsi merapi tahun 2010 museum ini merupakan sebuah rumah milik almarhum ayahnya bernama Sarsuwadji dan rumah miliknya.


Sebelum erupsi, rumah ini sering digunakan untuk berbagai kegiatan kemasyarakatan seperti pengembangan seni budaya Jawa Karawitan (seni musik Jawa) dan pentas kesenian seperti Kethoprak dan wayang kulit yang dihadiri oleh warga sekitar. Selain itu, rumah ini juga dahulu sering digunakan untuk Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum pada dekade tahun 1990-an. Satu lagi, rumah ini juga pernah sebagai tempat ajang penyelenggaraan prosesi acara ritual dandan kali yang dipusatkan di Umbul Batur dan Umbul Ringin. Museum Omahku Memoriku didirikan pada tanggal 22 Oktober 2013 dengan tujuan sebagai representasi korban fisik bangunan dan material akibat erupsi Merapi tahun 2010 (Sumber: Tulisan yang tertempel di dinding di Museum Omahku Memoriku).

Kondisi ruangan utama Museum Omahku Memoriku

Memasuki ruangan yang utama, penglihatan Ane langsung tertuju pada sebuah jam dinding bekas yang hangus terbakar bertuliskan "The Moment Time of Eruption 5 Nov 2010". Itu artinya erupsi terjadi pada tanggal 5 November 2010, dipertegas lagi dalam jam tersebut "jam/Clock Erupsi". Berbagai macam dokumentasi foto, barang asli masih terpajang dengan baik. Ane tak bisa membayangkan betapa dahsyatnya erupsi yang terjadi saat itu. Berbagai macam peralatan rumah tangga seperti gelas, piring pecah tak beraturan. Peralatan gamelan rusak, kendaraan bermotor roda dua hanya menyisakan kerangkanya saja itupun dalam kondisi sudah tak utuh lagi.


Gelas / piring pecah tak beraturan
Peralatan gamelan rusak
Kendaraan bermotor roda dua rusak hanya menyisakan kerangkanya saja
Bahkan peralatan rumah tangga yang terbuat dari bahan besi seperti tabung gas konon cukup kuat pun bengkok. Apalagi peralatan rumah tangga berbahan selain besi berubah bentuk menjadi tak beraturan sehingga tidak bisa lagi dikenali. Berbicara masalah kerugian, ntah berapa ribu triliun bahkan tak terhitung lagi jumlahnya karena tak hanya perlatan rumah tangga, hewan ternak yang mati, tetapi juga nyawa seseorang yang harus hilang ditelan bumi. Salah satu contohnya  yang menjadi korban keganasan erupsi merapi adalah Mbah Maridjan seorang juru kunci Gunung Merapi.

Berbagai macam peralatan rumah tangga yang rusak akibat erupsi merapi
Kendaraan mobil rusak
Hewan ternah mati
Di ruangan selanjutnya Ane melihat berbagai macam jenis batuan yang dikeluarkan oleh merapi saat erupsi diantaranya Lava Boom, fosil kayu, badar besi, dan lain sebagainya. Coba bayangkan sob semisal saat erupsi kita berada di lokasi dan tiba-tiba ada sebuah material lava sebesar lava boom menghantam kita secara terus-menerus ditambah lagi material tersebut bersuhu tinggi, apa yang terjadi? pastilah kemungkinan nyawa kita tak terselamatkan. Dari sini kita bisa mengambil sebuah pelajaran bahwa kemalangan maupun kematian tak dapat kita hindari. Ya nggak sob?



Museum Omahku Memoriku ini adalah salah satu contoh gambaran rumah yang terkena erupsi merapi Tahun 2010. Tak jauh dari museum, ada sebuah rumah lagi yang Ane kunjungi. Kondisinya pun cenderung sama dan tak berbeda jauh. Bangunan luluh lantak, kendaraan bermotor roda dua rusak hanya menyisakan kerangkanya saja, dan hewan peliharaan mati hanya tersisa tulang dan belulangnya saja.

Kondisi alam disekitar Museum Omahku Memoriku
Bangunan lain yang ada di sekitar Museum Omahku Memoriku
Kendaraan bermotor roda dua rusak hanya menyisakan kerangkanya saja
Hewan peliharaan mati hanya tersisa tulang dan belulangnya saja
Sungguh menyedihkan!
Jam buka: 07.00 WIB - 16.00 WIB
Let's Go

Senin, 25 November 2019

Hobbit House (Rumah Hobbit) Cangkringan Jogja, Desainnya Unik nan Lucu

Momentum wisuda adik, Ane habiskan untuk bersilaturahmi ke keluarga bude dan sekaligus berwisata. Secara Yogyakarta sebagai Kota Budaya dan Pariwisata, rugi kalau sehabis menghadiri wisuda adik Ane langsung capcus pulang ke rumah. Ya nggak sob? Nah, setelah berkunjung ke The Lost World Castle Ane ayunkan kaki menuju ke Hobbit House (Atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai Rumah Hobbit). Ini Ane lakukan karena jaraknya itu loh sob sangat menggoda sekali yakni sangat, sangat, sangatlah dekat sekali dan hanya berada didepannya. Ibarat kata nieh ya sob rumah Ane dengan tetangga Ane yang ada didepannya. Jadi, sangat rugi kalau sehabis berkunjung ke The Lost World Castle tanpa mengunjungi Rumah Hobbit ini.



Berhubung masih berada dalam satu kawasan The Lost World Castle, maka Rumah Hobbit ini terletak di Dusun Jambu, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Stttt jangan bilang-bilang orang lain ya sob ya, Ane kasih bocoran sedikit bahwa lahan parkir ketika Ane berkunjung ke The Lost World Castle ya berada tepat didepan pintu masuk Rumah Hobbit ini dan sebuah pos informasi tentang Jeep Lava Tour Merapi. Makanya saat memarkir motor, Ane sempat bingung apakah Ane berkunjung kesini terlebih dahulu karena berada didepan mata ataukah ke The Lost World Catle dahulu yang agak jauh di mata. Fikir punya fikir akhirnya Ane menjatuhkan pilihan kedua untuk berkunjung kesini.


Agar bisa parkir disini, Ane dikenai tarif sebesar 2k (kendaraan motor roda 2). Untuk sampai di Rumah Hobbit Ane diharuskan menaiki anak tangga terlebih dahulu yang jumlahnya tidak seberapa tapi kalau dalam keadaan berpuasa ya lumayan lah. Selain itu sebelum benar-benar masuk ke halamannya, Ane diharuskan membayar tiket masuk sebesar 10k. Biaya ini untuk perawatan dan pengembangan (begitulah sebuah tulisan yang tertulis di tiket masuk).

Tiket parkir kendaraan roda dua
Tiket masuk Rumah Hobbit per pengunjung
Pintu masuk Rumah Hobbit
Anak tangganya lumayan kan?
Salah satu bangunan yang ada di Rumah Hobbit
Tiket sudah ada di tangan, itu artinya Ane diperbolehkan untuk masuk dan menjelajah segala isi yang ada didalam. Ternyata cukup wow juga, desainnya terlihat sederhana namun sangat rapi, disekelilingya terdapat taman dengan rumput hijau yang cenderung menyerupai karpet. Berbagai macam bangunan menyerupai Rumah Hobbit tersebut berukuran cukup besar untuk sekelas Rumah Hobbit. Ane perkirakan dengan tinggi sekitar 2 meter dan lebar sekitar 4 meter. Yang benar-benar seperti Rumah Hobbit yang ada di film "The Lord Of The Rings" sieh menurut Ane hanya ada 2 bangunan, yakni di sebelah kiri dan kanan yang ada di bagian paling depan.


Ayunan dulu biar rileks. Jangan tanya loh ya, mana pasangannya? hihihi
Abaikan orangnya dan lihat yang ada di belakangnya, mirip kan bangunannya dengan yang ada di film itu?
Sekarang Ane mau bertanya sob, "Kira-kira jamur apa yang tidak bisa di makan? Hayo! Hayo! La itu jamur yang ada di Rumah Hobbit ini :-)
Yang lainnya rumah dengan desain cukup kecil namun unik dibuat menyerupai jamur. Justru dengan hadirnya desain seperti inilah Rumah Hobbit ini terlihat hidup dan asri. Coba deh sob, kalau sobat kesini bersama keluarga atau pasangan serta bawa bekal nasi dan sayur-mayur syukur-syukur berlaukkan daging kambing atau sapi, kemudian menggelar tikar di area taman. Pastilah suasana akan terasa hidup dan moment-moment disini tak akan terlupakan. Percaya deh sob!





Eow iya, dari tadi Ane membahas tentang Rumah Hobbit. Sebenarnya kalau boleh Ane bertanya, siapa sieh pemilik Rumah Hobbit dalam film "The Lord of The Rings" itu? tahu tidak sob, hayo. Nyerah ya sob, yakni Bilbo Baggins. Oke kan? jadi setelah berkunjung ke blog Ane, Ane harapkan bertambah wawasannya dan bertambah pandai. Atau malah tambah tiak mengerti? jangan nuw, kalau begitu sia-sia donk Ane menulis ini semua buat sobat.



Woke agar tidak penasaran, sobat bisa langsung angkat ransel dan berkunjung ke Rumah Hobbit ini yang buka setiap hari dari Jam 6 pagi hingga jam 6 sore. Kalau berkunjung kesini, sekalian atuh berkunjung ke The Lost World Castle atau sebaliknya. Biar tidak rugi, seperti peribahasa "Sekali Merengkuh Dayung, Dua Tiga Pulau Terlampui", tahu tidak sob artinya? kalau belum tahu silahkan sobat searching-searching di internet ya atau baca-baca buku yang memuat informasi tentang peribahasa-peribahasa Indonesia. Sampai Jumpa!
Let's Go

Jumat, 25 Oktober 2019

The Lost World Castle Jogja, Dunia yang Hilang

Apa sieh sob yang pertama kali terlintas di benak sobat ketika mendengar kata Jogja? Kota Budaya kah, Kota Pendidikan kah, atau Kota Pariwisata? Lalu kalau Jogja sebagai Kota Pariwisata, apa sieh sob yang ada di fikiran sobat tentang tempat wisatanya? hanya itu-itu saja kah, jauh dari kata perkembangan atau yang lainnya? Nah, kalau sobat beranggapan seperti itu mulai sekarang rubah yok mindseat sobat.
Sekarang tuh ya Jogja mulai berbenah diri menawarkan obyek - obyek wisata yang menarik dan kekinian, kalau istilah kerennya instagramable dan keren buat di upload di sosial media. Tidak percaya? kalau begitu ikuti cerita Ane disini.


Pada tanggal 28 Juni 2018, jadi sudah setahun lebih yang lalu Ane datang ke Kota Jogja. Kedatangan kali ini tak lain dan tak bukan untuk menghadiri acara wisuda adik Ane di Kampus UPY. Ane datang sendirian karena sebelumnya ibu, bapak dan adik Ane datang duluan. Waktu itu Ane tak bisa bebarengan bersama keluarga dikarenakan urusan pekerjaan. Adik Ane wisuda pada tanggal 30 Juni 2018 dan setelah wisuda rugi donk sob kalau Ane langsung saja pulang. Secara gituloh Jogja sebagai kota pariwisata yang selalu menampilkan obyek wisata yang baru dan menarik. Memang sebelumnya Ane cukup lama tinggal di Jogja, tapi ya itu ada saja obyek wisata yang masih terlewatkan. Salah satunya The Lost World Castle yang ada di bagian utara Kota Jogja, tepatnya beralamatkan di Dusun Petung, Desa Kepuharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman.




Pada tanggal 4 Juli 2018 Akhirnya Ane menginjakkan kaki di The Lost World Castle ini. Sebenarnya di waktu yang bersamaan keluarga Ane ada juga agenda jalan - jalan yakni di Candi Borobudur dan Wisata Kaliurang, berhubung Ane sudah pernah menyambanginya jadi Ane memilih untuk tidak ikut dan jalan-jalan sendiri ke tempat ini. Perjalanan Ane mulai dari Kabupaten Bantul. Masalah jalan, Ane tak menemui sedikit pun kesulitan karena dahulu Ane sering main ke Kawasan Cangkringan. Kawasan ini terbilang cukup jauh, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam 45 menit dari kediaman Bude Ane. Dengan tekad yang kuat sampailah Ane di tempat ini. Awalnya jalannya cukup bagus, tapi begitu mendekati titik point jalannya berubah menjadi berbatu khas pegunungan dan sempat membuat Ane ragu-ragu apakah iya jalan ini benar-benar jalan menuju The Lost World Castle? Sambil melawan rasa keragu-raguan itu ternyata benar jalan berbatu tersebut benar-benar jalan menuju The Lost World Castle. Jalan yang berbatu ini nampaknya memang disengaja dibiarkan begitu saja untuk off road Kaliurang, hal ini terbukti dua tiga mobil jeep sempat berpapasan dengan Ane.






Kesan pertama kali ketika Ane melihat tempat ini yaitu bangunan yang cukup wah dan keren abis. Terdapat tembok yang kokoh mengelilingi tempat wisata, mirip tembok besar China atau Benteng Takeshi. Tak ingin berlama-lama diluar dan semakin penasaran dengan apa yang ada didalam, Setelah memakirkan kendaraan roda dua langsung saja Ane masuk kedalam.
Di loket masuk, Ane diharuskan membayar tiket masuk sebesar 25k (pertengahan tahun 2018). Di loket ini juga terpampang jam buka The Lost World Castle. Berikut informasinya:
Senin - Jumat  : 07.00 - 18.30 WIB
Sabtu - Minggu : 06.00 - 18.30 WIB

Loket pembelian tiket masuk The Lost World Castle

Tiket masuk The Lost World Castle


Begitu masuk ke area utama pemandangan yang Ane lihat adalah terdapat beberapa fasilitas yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk berselfie ria diantaranya sayap bidadari, gerbang surga, dan balon udara. Hari sudah semakin siang, akan tetapi teriknya matahari tak terasa di indra peraba Ane hal ini dikarenakan tempat ini berada di dataran tinggi sehingga suasana cenderung sejuk.

Sayap Bidadari (Kiri), Gerbang Surga (Tengah), Balon Udara (Kanan)
Pemandangan yang ada disebelah barat
Bergerak kearah barat, Ane menuju ke bangunan kastil. Berhubung Ane belum pernah berkunjung ke Tembok Besar China, Ane hanya bisa bertanya-tanya,"apakah iya tembok besar China itu ya mirip seperti ini?", bangunan yang cukup kokoh terbuat dari bongkahan batu kali yang tersusun rapi. Di setiap beberapa meter terdapat bangunan mirip menara. Disinilah "Poin of view"nya, indah memang The Lost World Castle ini. Bagaimana tidak, disekelilingnya terdapat hutan dan nampak dekat pemandangan Gunung Merapi yang menghiasi tempat ini.




Berjalan mengikuti track tembok yang ada, Ane dituntun kearah bawah. Sesampainya dibawah ternyata terdapat lebih banyak spot-spot yang menarik, seperti pohon-pohon sakura. Ane pun tergoda untuk mengabadikan moment disini biar seperti liburan di Jepang, jembatan melengkung diatas sungai serta dua buah meriam yang terpasang mengarah ke bangunan utama kastil.




Namun dibalik keindahan yang dimiliki The Lost World Castle, ada sebuah pemandangan yang semestinya tidak terjadi disini yakni keberadaan seekor sapi yang sedang diikat di sebuah pohon. Menurut Ane seharusnya sapi ini tidak berada didalam tapi diletakkan diluar, agar keindahan The Lost World Castle ini tetap terjaga. Beda cerita kalau di Kebun Binatang misalnya Gembira Loka Zoo, tak ada binatang malah jadi lucu. Ya nggak sob, bagaimana kalau menurut sobat? Samakah dengan opini Ane ini?

Ini sapi sungguhan yang Ane maksud
Nah, kalau ini la binatang kuda, namun hanya sebuah patung
Apalagi menurut Ane tempat ini terbilang cukup asri nan rapi, kan sayang kalau ada sapi disini. Di sepanjang track menuju bangunan utama kastil terdapat kursi-kursi panjang yang terletak di pinggir sehingga bila merasa lelah atau ingin menikmati pemandangan yang ada pengunjung bisa memanfaatkannya. Tepatnya sieh pagi atau sore hari duduk-duduk disini karena saat siang hari tempat duduk ini terasa sangat panas menyengat. Apalagi kalau musim kemarau nyengatnya sungguh luar biasa.





Bergerak ke spot berikutnya terdapat area Wild Wild West yang berisi tenda-tenda khas Suku Indian, patung salah satu jenis dinosaurus beserta telurnya serta seekor kuda yang sedang mengangkat kedua kaki depannya diletakkan diatas pagar tembok. Tak henti-hentinya para pengunjung mengabadikan momentnya disini dengan berbagai pose tak terkecuali dengan Ane.


Telur-telur dinosaurus siap menetas
Tenda khas suku Indian
Bagi yang mau mengabadikan momentnya dengan menggunakan properti khas Indian, bisa karena disini ada penyewaaan untuk itu dan harga sewanya sebesar 10k. The Lost World Castle belum sepenuhnya rampung 100%. Hal ini terlihat masih adanya beberapa pekerja yang sedang menggarap pekerjaannya. Namun begitu, tempat ini sudah bisa menarik perhatian bagi para pengunjungnya, apalagi nantinya jika sudah jadi 100% persen? Hmmmm pasti akan lebih banyak lagi pengunjung yang datang!


Tidak usah takut akan kelaparan maupun haus sob, karena didalam The Lost World Castle ini terdapat area makan atau kalau mau makan diluar ya ada didekat lokasi parkir. Eow iya, setelah ini Ane mau kemana lagi ya? Yuk ikuti cerita Ane berikutnya, Sampai Jumpa!
Let's Go

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me