Selasa, 11 Juni 2024

Bengkel Perut D'Sawah Kota Metro atau Sabin Coffee

Hari ini adalah hari terakhir Ane mengunjungi Kota Metro. Setelah urusan pekerjaan beres, sebelum pulang ke rumah sebagai penutup perjalanan di Kota yang penuh dengan keramah - tamahan ini Ane memutuskan untuk mengunjungi sebuah tempat lagi hanya sekedar makan siang mengisi energi yang telah terkuras habis sebelumnya. Nama tempat tersebut yaitu Bengkel Perut D'Sawah yang terletak di Jl. Basuki Rahmat Yosodadi, Kec. Metro Timur, Kota Metro, Provinsi Lampung. Dengan memanfaatkan ojek online, tepat pukul setengah 2 siang Ane sampai sini. Makan siangnya telat karena ya urusan pekerjaan tadi.


Sekarang jujur sob, apa yang pertama kali terlintas di benak sobat semua ketika mendengar tentang kata bengkel? Pastilah sobat langsung berfikiran tentang tempat servis kendaraan bermotor, ya kan sob? kalau begitu anggapan kita sama. Saat pertama kali mendengar kata Bengkel Perut D'Sawah, Ane beranggapan bahwa tempat tersebut sebagai tempat untuk menyervis perut yang letaknya berada di tengah sawah. Benar saja lokasi tempat makan yang satu ini memang demikian. Cuman ada yang sangat disayangkan, saat Ane datang ke lokasi padi yang merupakan tanaman khas sawah mulai masa menanam sehingga Ane tidak bisa menyaksikan hijaunya pemandangan tanaman padi yang tentu Ane harapkan.


Oke, tidak apa - apa. Lanjut ceritanya! Bengkel Perut D'Sawah ini memiliki lokasi parkir yang cukup untuk menampung puluhan kendaraan bermotor. Sebenarnya Ane sedikit bingung tentang branding yang diusung oleh tempat makan ini apakah ini memang benar - benar bengkel perut yang Ane maksud atau Sabin Coffe? Pasalnya saat memasuki area resto, terpampang dengan jelas nama Sabin Coffe di bagian atas gapura masuk bersebelahan dengan nama Bengkel Perut atau memang keduanya berkolaborasi atau bahkan nama sebelumnya mau rebranding diganti dengan Sabin Coffe? tapi kalau menurut Ane nama yang sebelumnya sebaiknya jangan diganti dan tetap menggunakan nama Bengkel Perut D'Sawah karena sudah dikenal banyak orang dan tidak membuat para pengunjung bingung.



Sesampainya didalam, Ane merasakan suasana yang berbeda akan tempat makan yang mengusung konsep makan di tengah areal persawahan dengan pondokan - pondokan yang berdiri berbaris berjajar. Di setiap pondokan sudah dilengkapi dengan tempat cuci tangan masing - masing sehingga tidak perlu bingung ke tempat lain kalau hanya sekedar untuk cuci tangan. Kapasitas semua pondokan tidaklah sama, ada yang bisa memuat 4 orang, 6 orang hingga pondokan yang dapat menampung rombongan dalam jumlah besar.


Ane hanya seorang diri maka Ane mengambil salah satu pondokan yang berkapasitas paling kecil saja. Ada beragam menu makanan yang dapat Ane pilih mulai dari makanan berat, makanan ringan, hingga makanan penutup. Selain itu juga tersedia beraneka olahan nasi dan mie, sayur, hingga sambal seperti sambal belut dan sambal terasi mentah. Adapun untuk menu minumannya tak kalah banyak mulai dari aneka macam milky flavour, mojito, kopi maupun non kopi, aneka macam juice hingga minuman khas Sabin Coffee.



Namun sayangnya semua menu - menu yang sudah Ane sebutkan diatas belum tentu tersedia. Hal tersebut Ane alami saat memilih menu makanan belut goreng maupun sambal belut, kata mbak salah satu pegawainya kedua menu tersebut kosong sehingga Ane harus mencermati kembali daftar menu yang ada. Alhasil menu - menu yang Ane pesan yaitu 1 nasi tutug oncom, 1 pete goreng, dan 400 gram gurame bakar, sedangkan minumannya segelas aqua plastik yang menjadi pilihan Ane.


Tak perlu menunggu terlalu lama pesanan yang Ane pesan sudah ada di hadapan Ane. Seporsi nasi tutug oncom yang lumayan agak banyak; gurame bakar yang cukup membuat Ane terkejut lho lho lho kok gurame bakarnya kelihatan gosong? wah jan gimana rasanya?; lalapan - lalapan seperti daun kemangi, irisan buah mentimun, rebusan daun kates, serta semangkok kecil sambal terasi sebagai bonusnya. Tak ketinggalan dengan air minumnya.




Bagaimanakah dengan rasanya? dengan ditemani angin yang begitu semilir suasana khas daerah persawahan Ane menikmati satu - persatu hidangan yang tersaji. Mulai dari ikan guramenya, mencuil sedikit bagian tubuhnya Ane rasakan lebih mendalam rasanya itu ya biasa saja tak ada yang spesial, enak dan syukur rasa gosongnya tidak begitu terasa pahit. Beralih pada nasi tutug oncom, nasi yang diolah bertaburkan oncom walau demikian oncomnya masih bisa dibedakan dari nasinya. Rasanya sangat lezat tak henti - hentinya urat - urat yang ada di mulut Ane mengunyah secara terus menerus hingga tak terasa akan habis apalagi perut dalam kondisi lapar dan hadirnya lalapan pete goreng yang memang sudah menjadi lalapan favorit Ane tentu makan siang ini menjadi berkesan.


Apa karena Ane lapar atau memang suasananya yang mendukung? Pasalnya makan di tempat seperti ini dalam pondokan itu sempat mengingatkan Ane pada waktu kecil dulu. Ane sering diajak oleh kedua orang tua Ane ke Ladang (bukan sawah) sieh, maklum Ane anak desa. Waktu itu kedua orang tua Ane selalu mbontot (bahasa jawa yang artinya membawa bekal) nasi lengkap dengan sayur dan lauk - pauknya. Saat siang hari tiba pas perut sedang lapar - laparnya tentu cocok kita makan siang dan selalu saja kita menyantap bekal tersebut didalam gubug. Waow rasanya itu luar biasa walau hanya dengan menu sederhana nasi, sambal terasi dan ikan asin. Pokoknya kelezatannya itu luar biasa tidak bisa Ane gambarkan.

Selfie dulu sebelum makan, nanti ndak dikira hoaks


Maka dari itu Ane bisa bilang ini enak karena Ane lapar, suasana yang mendukung atau bahkan memang makanannya yang enak? ntahlah, yang jelas Bengkel Perut D'Sawah ini keren mengusung konsep makan di tengah areal persawahan yang mampu membangkitkan gairah nafsu makan pengunjungnya. Pun demikian dengan Ane, Saking lezatnya semua makanan yang ada di hadapan Ane lenyap seketika yang tersisa hanyalah tulang - belulang ikan gurame, kulit luar pete, sedikit nasi dan lalapan yang kurang Ane sukai.
Untuk semuanya Ane diharuskan membayar 56k dengan rincian 400 gram gurame bakar 40k, seporsi nasi tutug oncom 5k, dan 1 porsi pete goreng 5k serta pajak PPN 10% 5k. Adapun air minumnya kata mbaknya gratis. Horee!!!
Jam Buka: 10 pagi hingga 9 malam
No. HP  : 0821 8054 6660
Let's Go

Sabtu, 25 Mei 2024

Taman Merdeka dan Masjid Agung Taqwa, Dua Ikon Utama Kota Metro

Hari semakin sore, terlihat cahaya matahari di langit berwarna orange khas sinar cahaya pada sore hari. Seusai mengunjungi Lembah London, perjalanan kembali Ane lanjutkan. Tujuan selanjutnya yaitu hanyalah mengeksplorer pusatnya Kota Metro saja, dimana terdapat setidaknya 2 objek penting yang harus dikunjungi oleh setiap wisatawan yang datang ke kota ini yaitu Taman Merdeka dan Masjid Agung Taqwa karena kedua tempat tersebut merupakan icon dari Kota Metro yang cantik ini. Ya, Ane bilang cantik walau Kota Metro memiliki wilayah yang tidak begitu luas bila dibandingkan dengan kota - kota yang ada di Indonesia tetapi kota ini begitu bersih dan rapi.


Dengan memanfaatkan ojek online yang selalu menjadi andalan Ane dalam mengelilingi suatu daerah selama layanan tersebut ada, pun demikian halnya di Kota Metro. Mau kemana - mana cukup mudah, apalagi tempat yang di tuju berada di pusat kota, tinggal pesan ojek dan tak lama kemudian sampailah Ane di Taman Merdeka Kota Metro yang beralamatkan di Jl. AH. Nasution, Imopuro, Kec. Metro Pusat, Kota Metro. Taman Merdeka ini langsung berbatasan tanpa sekat dengan Masjid Agung Taqwa. Namun sayang, saat Ane datang kesini itu pas sekali dengan adzan shalat maghrib, jadi pengambilan fotonya kurang begitu bagus dan Ane hanya duduk - duduk santai sambil melihat aktivitas para pengunjung yang sedang asyik menikmati salah satu kota dari dua kota yang ada di Provinsi Lampung ini.



Nah barulah pada pagi harinya Ane bisa sangat puas menikmati suasana kota ini dan mengambil gambar dengan sangat baik. Ane teringat saat pertama kali memasuki kota ini, suasana yang Ane rasakan cukup berbeda bila dibandingkan dengan wilayah - wilayah lain yang ada di Provinsi Lampung. Suasananya itu mirip dengan kota - kota yang ada di Pulau Jawa. Coba deh sob kalau tidak percaya sobat bisa datang langsung kesini.



Walau Ane lahir dan besar di Lampung, terhitung baru dua kali ini Ane menginjakkan kaki di Kota Metro. Pertama saat Ane pulang dari Kota Yogyakarta dengan menggunakan sepeda motor dan mampir di tempat saudara di wilayah Punggur (berada di sebelah utara Kota Metro), dan kedua ya saat ini dimana Ane ada acara yang harus Ane tunaikan. Bukan tanpa alasan, Kota Metro yang mempunyai jarak kurang lebih 50 Km dari Kota Bandar Lampung itu letaknya ada didalam berada di jalur antara Lampung tengah dan Lampung Timur. Jadi bukan berada di jalur jalan lintas timur yang biasa Ane lalui, so wajarkan sob bila Ane sangat jarang melalui bahkan mengunjunginya?


"Allahuakbar, Allahuakbar", suara adzan subuh terdengar dengan jelas dari hotel dimana tempat Ane menginap. Dengan perasaan yang agak malas - malasan karena mata masih dalam keadaan terpejam, Ane bangun dari tempat tidur untuk selanjutnya mendirikan shalat subuh di Masjid Agung Taqwa. Ane penasaran, bagaimana sieh rasanya shalat berjamaah di masjid agung tersebut yang sudah menjadi icon dari Kota Metro ini? Hotel Ane berada di Jl. Sukarso, belakang Kantor Walikota Metro. Jarak antara Masjid Agung Taqwa dengan hotel tempat Ane menginap hanya beberapa ratus meter saja sehingga tak perlu kendaraan untuk sampai sana.




Namanya masjid agung apalagi berada tepat di tengah pusat kota tentulah mempunyai ukuran yang cukup besar, namun pada saat sholat subuh anggota jamaahnya itu hanya terisi 1 baris saja, ya sama saja dengan tempat lain. Seusai menunaikan ibadah shalat subuh, Ane tak langsung memperhatikan lebih detail mengenai masjid agung ini melainkan langsung mendatangi tempat lain yang pada hari sebelumnya belum Ane kunjungi. Tempat yang Ane maksud yaitu Lapangan Samber atau di sebut juga Samber Park yang berada tidak jauh dari Masjid Agung Taqwa, hanya berjarak sekitar 100 meter kearah barat daya. Sebenarnya Kalau dibandingkan dengan Lapangan Merdeka dan Masjid Agung Taqwa, tempat ini itu masih kalah dengan kedua tempat tersebut.


Tampak keadaan lapangan yang masih sepi, belum ada kegiatan yang biasa dilakukan disini. Cahaya lampu - lampu masih terlihat sangat jelas menyala terang dan warung - warung yang terletak menempati sebelah sisi selatan pinggir lapangan pun tampak masih tutup. Lapangan Samber ini tak begitu luas, namun memang dikhususkan untuk kegiatan tertentu saja seperti upacara kegiataan daerah. Hal tersebut terlihat sebuah tiang bendera dan tribun tamu undangan yang berada di sisi utara serta tempat khusus bagi pejabat tertentu yang ada disisi timur.

Tiang bendera berdiri tegak
Tribun tamu undangan
Tempat khusus untuk pejabat penting
Tak hanya itu kegiatan lain yang dapat dilakukan oleh pengunjung disini diantaranya bermain basket karena di sisi pojok barat laut terdapat lapangan basket, bermain fitness karena sudah tersedia alat - alat fitness outdoor meskipun tidak begitu banyak, berselfi ria dengan latar belakang tulisan Samber Park berwarna merah atau hanya bermain - bermain saja menikmati suasana lapangan samber di pagi hari yang sedang Ane lakukan saat ini. Coba kalau warungnya sudah pada buka, tentu akan lebih asyik lagi jalan - jalan kecil sambil menikmati jajanan yang ditawarkan oleh para pedagang.


Perlahan - lahan gelapnya hari mulai digantikan oleh kedatangan sang surya. Puas menikmati suasana Lapangan Samber kembalilah Ane ke titik semula yaitu Masjid Agung Taqwa Kota Metro yang begitu tampak megah dengan adanya kubah yang sangat besar terletak di bagian tengah serta kubah - kubah yang agak kecil di setiap sudut masjid. Kota Metro ini memang memberikan suasana yang berbeda bahkan seperti suasana kota yang ada di Pulau Jawa. Berbagai aktivitas dapat dilakukan di sekeliling Masjid Agung Taqwa sekaligus Taman Merdeka Kota Metro. Berlari - lari kecil, bermain bola bagi anak - anak kecil, hingga duduk - duduk santai sambil membeli dan menikmati jajan - jajanan kecil yang dijajakan oleh para pedagang.


Semua pengunjung terlihat sangat bahagia, tak ada yang sedih. Masjid Agung Taqwa dan Lapangan Merdeka itu berada dalam satu kawasan yang tak terpisahkan oleh jarak, tak ada pembatas sehingga menjadi satu - kesatuan. Disekeliling kedua tempat tersebut dikelilingi oleh nama - nama Asmaul Husna dengan tulisan arab beserta artinya. Letaknya yang berada tepat di jantung kota, tentu kedua tempat ini tak pernah sepi dari pagi hari hingga tengah malam yang sudah Ane alami sebelumnya. Taman Merdeka Kota Metro berada di sebelah timur Masjid Agung Taqwa. Taman yang dipenuhi rerimbunan pepohonan dan berbagai macam jenis tumbuhan sehingga menimbulkan suasana yang begitu sejuk dan segar.


Taman Merdeka selalu di rawat dan diperhatikan dengan baik, terlihat dari kebersihan dan kerapihan taman yang selalu terjaga. Buktinya dalam pembuatan jalan setapak pun memperhatikan keelokan dan nilai estetik. Jalan setapak hanya dikhususkan untuk jalan kaki. Jalan setapak dibuat mengelilingi Taman Merdeka dan di keempat sisinya selalu mengarah ke area tengah taman. Tepat di tengah - tengah taman berdiri sebuah tugu bernama Tugu Meterm, bangunan yang terdiri dari 8 tiang melengkung mengarah keluar dan tepat ditengah - tengah bangunan tugu tersebut terdapat sebuah bola perunggu. Tugu Meterm ini bentuknya mirip piala pada olahraga sepakbola.


Perempatan yang ada di salah satu pojok Taman Merdeka
Taman Merdeka telah dilengkapi dengan lahan parkir kendaraan yang cukup luas. Letaknya ada di sebelah sisi timur taman. Sebentar, sebentar sob! Ada yang menarik perhatian Ane yaitu keberadaan 4 buah patung (2 buah patung gajah menghadap kearah barat dengan posisi membelakangi 2 buah patung lainnya yaitu patung komodo dan badak). Setelah Ane tengok, Ealah ternyata dibagian dada setiap patung tersebut merupakan pintu masuk kearah bawah tanah yang tak lain dan tak bukan menuju toilet umum.



Taman Merdeka sangat cocok bagi segala usia mulai dari anak - anak, remaja, orang dewasa, hingga orang tua. Aktivitas yang dapat dilakukan diantaranya santai merasakan kesegaran udara yang ditawarkan oleh taman, kongkow - kongkow bagi anak muda, hingga buat pacaran bagi pasangan muda - mudi pada malam hari (eh jangan). Sebagai tempat yang tak pernah sepi oleh pengunjung, apalagi saat Ane berkunjung tepat pada hari minggu pagi banyak para ibu - ibu sedang melakukan kagiatan senam bersama, sedangkan para bapak - bapaknya kebanyakan memilih jalan santai dan berlari - lari kecil berkeliling taman.


Disini Ane baru sadar bahwa terdapat perbedaan fungsi antara Taman Merdeka dengan Samber Park. Kalau Taman Merdeka berfungsi untuk kegiatan santai - santai saja sedangkan Samber Park berfungsi untuk kegiatan resmi seperti upacara bendera; kegiatan perekonomian seperti acara hiburan, acara festival hingga kegiatan - kegiatan lainnya di Kota Metro. Eow iya mengenai fungsi dari kedua tempat ini, Ane diingatkan oleh tata letak Kota Yogyakarta yaitu 


yang dikhususkan sebagai tempat hiburan dan Alun - alun (Lapangan) lor yang bersebelahan dengan Masjid Agung Kauman dan Keraton yang dikhususkan untuk acara resmi kesultanan Yogyakarta. Jadi Kota Metro dan Kota Yogyakarta mempunyai sedikit kemiripan. Suasananya pun demikian.

Tiket masuk : 0 rupiah alias Gratis
Buka        : 24 jam penuh
Let's Go

Sabtu, 20 April 2024

Bakso Balong Pak Ndut Metro, Enak Sieh Tapi

"Malam - malam itu enaknya makan bakso", fikir Ane sesampainya di depan Masjid Agung Taqwa Kota Metro. Meskipun kota ini mempunyai wilayah yang tidak begitu luas namun bukan berarti kota ini tidak ada daya tariknya sob. Ada nieh salah satu tempat makan bakso yang katanya rekomended banget untuk didatangi yaitu Bakso Balung Pak Endut yang terletak di Jl. Jendral Sudirman No. 38 Imopuro, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro. Katanya sieh enak banget, apakah demikian? kalau begitu kebetulan nieh sob Ane sedang ingin makan bakso.


Untuk menuju ke tempat tersebut, kali ini Ane jalan kaki saja. Alasan pertama karena berdasarkan petunjuk arah google map letak Bakso Balung Pak Endut ini dari Masjid Agung Taqwa tidak begitu jauh hanya sekitar 1,1 Km. Kedua, tempatnya yang berada di pinggir jalan besar sehingga sangat mudah untuk ditemukan dan alasan terakhir yang paling kuat yaitu Ane ingin menikmati udara malam Kota Metro yang syahdu ini sehingga jalan kaki adalah pilihan yang paling tepat. Dari Masjid Agung Taqwa, Ane berjalan kaki menyusuri trotoar jalan kearah barat. Tak butuh waktu lama hanya sekitar 20 menitan saja Ane sudah sampai disini. Warungnya ada di sebelah kiri (selatan) jalan sehingga Ane tak perlu menyeberang jalan.
Ane sangat yakin bahwa inilah warung yang benar - benar Ane cari. Hal tersebut ditegaskan oleh sebuah banner yang berukuran tidak besar namun memanjang memenuhi hampir sebagian besar sisi atas depan warung. Didalam banner tersebut tertulis "Bakso Balung Pak Endut" beserta macam - macam jenis menu yang dapat dipesan oleh setiap pengunjung yang datang. Tampak dari luar warung bakso ini nampak biasa saja berukuran sedang seperti warung bakso pada umumnya.


Tak ingin berlama - lama di luar, dengan segera Ane masuk kedalam. Sesampainya didalam tanpa mengambil tempat duduk terlebih dahulu, Ane langsung menuju kearah gerobak bakso berbahan aluminium tempat dimana bakso - bakso itu di racik. Salah seorang pegawainya pun dengan ramah menanyakan kepada Ane hendak mau pesan apa, dengan sigap Ane langsung menjawabnya seporsi bakso balung dan seporsi balung porsian. Yaiyalah masa sudah jauh - jauh datang kesini cuman mau makan mie ayam saja, hehehe. Tak banyak pilihan menu makan yang tersedia sehingga tidak membuat Ane bingung. Lawong pilihannya itu cuma ada 5 macam yaitu: Bakso Balung, Balung Porsian, Balung Sum - sum, Mie Ayam, dan Mie Ayam Bakso. Kan tinggal pilih salah duanya, beres. Seperti biasa, untuk minumannya sebotol air minum cukup menghilangkan rasa dahaga Ane setelah setengah hari keliling - keliling Kota Metro.


Pesan sudah, kini saatnya Ane mengambil posisi tempat duduk. Ada 2 jenis pilihan tempat duduk yang dapat dipilih oleh Ane, yaitu sistem meja kursi dan sistem lesehan. Waktu itu saat Ane datang sedang ramai - ramainya pengunjung, sekitar jam 7 malam. Kebetulan tempat duduk lesehan sudah full ramai sekali sehingga Ane lebih memilih tempat duduk di kursi saja.
Tak butuh waktu lama menunggu pesanan Ane datang, hanya sekitar 10 menit saja semangkok bakso balung, semangkok balung porsian, dan sebotol air minum sudah ada di hadapan Ane. Secara penampilan bakso balung ini tidak ada bedanya bila dibandingkan dengan bakso - bakso pada umumnya, cuman bedanya terletak pada balung itu sendiri. Semangkok bakso berisi bihun, sedikit bawang goreng dan potongan kecil - kecil daun seledri, 7 buah bakso balung, tetelan balung serta kuah yang langsung tercium wangi kaldunya menusuk indera penciuman Ane. Sedangkan pada balung porsiannya, semangkok balung porsian berisi potongan kecil - kecil daun seledri, irisan bawang goreng, potongan - potongan balung itu sendiri serta kuah yang cukup bening serupa dengan kuah pada baksonya.


Lalu bagaimanakah dengan rasanya? Ane mulai dari kuah baksonya terlebih dahulu. Tanpa menambahkan apapun seperti saus maupun kecap serta sambal, Ane langsung srupat - sruput satu dua kali dengan mulut Ane dan setelah dirasa memang rasanya itu cukup gurih, enak. Dengan sengaja Ane bandingkan dengan kuah balung porsiannya, pindah ke mangkok balung porsian dan ternyata rasanya agak berbeda sedikit lebih gurih dan terasa kuat rasanya di lidah Ane.


Bagaimana dengan baksonya itu sendiri? Nah inilah sob yang menurut Ane agak kurang. Baksonya itu terasa agak keras di gigit dan kerasnya bakso ini Ane malah beranggapan seperti bakso biasa, tidak ada yang spesial. Enak sieh enak, tapi ya demikian. Lalu bagaimanakah dengan balung porsiannya? ini nieh nilai plusnya, pada balung porsiannya itu rasanya enak sekali, sisa - sisa daging yang menempel pada tulang itu cukup mudah dilepaskan dari tulangnya. Untuk semua ini Ane hanya bisa mengatakan dua kata sob, yakni "Wuenak Tenan". Untuk itu

Tak habiskan semuanya, yang tersisa hanyalah tulang - tulang yang keras saja

Seporsi bakso balung, seporsi balung porsian, dan sebotol air minum dibanderol dengan harga 54k. Sayang beribu sayang Ane kurang tahu persis rincian dari menu - menu tersebut sob dikarenakan Ane minta struk pembayarannya, namun kata mbak kasirnya tidak ada dan juga Ane lupa menanyakan secara langsung kepada beliau detail per itemnya.
Jam buka: 11.00 - 21.00 WIB
Let's Go

Sabtu, 02 Maret 2024

Lembah London Kota Metro, Jalan - Jalan Sambil Menikmati Secangkir Kopi

Setelah makan siang di Rumah Makan Pondok 21, perjalanan di Kota Metro kembali Ane lanjutkan. Destinasi selanjutnya yang Ane kunjungi adalah Lembah London yang sudah berhasil membuat Ane pertama kali saat mendengarnya merasa heran dan terkejut, secara ini kan negara Indonesia wabilkhusus di Kota Metro kok ya ada tempat wisata yang namanya Lembah London, kan London itu sendiri merupakan nama dari sebuah kota di Inggris sana sebagai ibukota lagi. Jadi ya heran saja, eh ternyata kata "London" tersebut hanyalah sebuah akronim dari kata "Kulon Stadion", yang berarti barat stadion yakni Stadion Tejosari Metro.


Dengan memanfaatkan layanan ojek online (Gocar), Ane berhasil sampai sini walau dibumbui dengan drama - drama kecil. Ceritanya begini sob! saat naik Gocar, pak supirnya bilang bahwa Ia berasal dari Kota Bandar Lampung dan mengantarkan penumpangnya ke Kota Metro. Saat Ane memesan Gocar melalui aplikasi, kemudian dia langsung mengambilnya. Karena kalau Ia tidak mengambilnya akan ada sanksi untuknya. Nah diambillah itu.
Ntah bagaimana ceritanya pak sopir tersebut mengikuti aplikasi yang ada di HP dia, selepas dari jalan yang bagus ketemulah kita dengan jalan yang jelek dengan di samping kanan dan kirinya itu areal persawahan yang cukup luas. Bapak sopir terlihat bimbang dan ragu dengan ditandai laju mobilnya yang terkesan lambat. Dia mengaku bahwa baru kali ini Ia melewati jalan ini. Yassalam, Karena pengakuan inilah membuat Ane merasa khawatir jangan - jangan tempat wisata tersebut sudah tutup atau bahkan memang tidak ada, tapi di google map ada bahkan di internet sudah banyak yang mengulasnya. Dengan sedikit keyakinan Ane, akhirnya Ane meyakinkan kepada beliau bahwa Lembah London ini memang benar - benar ada.


Dia terus pacu kendaraannya dengan pelan - pelan sambil mengamati daerah sekitar, hingga akhirnya kita menemukan sebuah papan nama bertuliskan "Selamat Datang di Taman Lembah London 24a Tejosari - Metro Timur". Kita masih sedikit bingung dimanakah letak lembah londonnya? pasalnya bila dilihat dari jalan, daerah ini itu lebih mirip dengan kawasan perumahan biasa dan bukan merupakan area tempat wisata. Nah, setelah mengikuti jalan yang mengarah masuk (belok Kanan) kedalam kawasan perumahan tersebut barulah Ane yakin bahwa memang tempat ini yang Ane cari, hal ini ditandai dengan adanya tempat parkir yang tidak begitu luas hanya bisa menampung puluhan kendaraan saja dan sebuah rumah berwarna cream yang berada di samping kiri pintu masuk berlantaikan 2 dengan di lantai dasarnya dimanfaatkan sebagai cafe. Cafe tersebut bernama mili.coffee. Luasnya tidak seberapa dan hanya tersedia beberapa meja dan kursi saja.

Daftar menu minuman dan makanan ringan Lembah London
Daftar menu makanan Lembah London
Sebelum memasuki area inti tamannya, Ane terlebih dahulu memesan secangkir es capuccino sambil mencari informasi bagaimana cara memasukinya. Dari sini Ane mendapatkan informasi bahwa untuk memasuki Taman Lembah London setiap pengunjung cukup membayar tiket masuk sebesar 5k saja dan bisa juga gratis asalkan pengunjung tersebut pesan dan makan di tempat ini. Dikarenakan perut Ane yang masih kenyang, maka Ane hanya memesan secangkir minuman saja dan membayar tiket masuknya.
Layaknya sebuah tempat wisata pada umumnya yang mempunyai pintu masuk yang cukup lebar, di Lembah London hal tersebut tidaklah berlaku. Pintu masuknya cukup sederhana seperti pintu biasa memasuki taman rumah. Akan tetapi anggapan Ane sirna begitu sampai di dalam area taman. Tamannya cukup luas dengan ditumbuhi rimbunnya pepohonan dan tumbuh - tumbuhan dari berbagai macam jenis sehingga menjadikan suasana udaranya begitu sejuk tentu sangat cocok untuk bersantai dan kongkow - kongkow sambil menikmati makanan dan minuman yang telah di pesan oleh pengunjung.

Tuh pintunya ada di sebelah sisi kanan kendaraan bermotor

Tepat setelah pintu masuk, Ane dapat menemui sebuah warung makan dengan tempat duduk meja dan kursi yang terletak di warung utama dan tempat duduk lesehan yang berseberangan dengan warung utama. Keduanya hanya terpisahkan oleh jalan setapak saja. Selain itu juga pengunjung bisa duduk - duduk dibawah payung tenda yang sudah di lengkapi dengan meja yang langsung menyatu dengan tiang payung dan kursi kayu. Tepat di samping kanan lorong, terdapat spot yang menarik yaitu spot jamur dan rumah hobit yang berukuran cukup kecil.




Spot - spot lainnya yang tak kalah menarik yaitu spot kupu - kupu dan jembatan lengkung. Untuk spot kupu - kupu tepat dibawah patung kupu - kupu sudah tersedia tempat duduk yang bisa langsung digunakan hingga 3 orang, Jadi tinggal duduk dan langsung jepret dah. Sedangkan untuk spot jembatan lengkung ya walaupun bentuknya tidak begitu lengkung estetik sieh tapi Ane rasa sudah cukup kalau hanya sekedar untuk berfoto selfi ria merefresh otak yang dipenuhi dengan pikiran hidup yang cukup berat, hehehe. Jembatan tersebut di bangun diatas sungai yang cukup kecil. Sesampainya di ujung taman terdapat gazebo - gazebo yang berderet - deret menjadi satu barisan, berukuran kecil sekitar 1,5 X 2 meter, berkerangka kayu dan beratapkan asbes dengan model atap fasad pelana yang mempunyai derajat kemiringan sekitar 45 derajat. Antara gazebo yang satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh anak - anak tangga.




Eow iya, Taman Lembah London ini bukan benar - benar sebuah lembah pada umumnya yang biasa terdapat pada daerah pegunungan atau perbukitan, melainkan sebuah tempat yang terdapat di tepi persawahan mirip sebuah jurang yang tidak terlalu dalam namun memang memiliki kontur tanah yang tidak rata. Sayang saat Ane berkunjung areal persawahan tersebut masih dalam tahap penanaman benih sehingga tidak bisa menyaksikan pemandangan hijaunya tanaman padi yang sedang mulai berbenih. Tak hanya sebagai tempat duduk - duduk saja, Taman Lembah London ini juga cukup bersahabat dengan anak - anak. Tersedia berbagai macam alat permainan seperti prosotan dan ayunan yang dapat digunakan oleh anak - anak untuk bermain.


Bagi pengunjung yang datang kesini tak perlu khawatir saat ke kamar kecil atau ingin melaksanakan shalat karena fasilitas tersebut sudah tersedia tepat di tengah - tengah areal taman, walau hanya sederhana dengan 2 kamar kecil, sebuah tempat wudhu dan sebuah tempat pesholatan. Bisa sieh shalat berjamaah namun tidak bisa menampung banyak orang. Tempat ini menyajikan nuansa pedesaan yang sejuk nan indah, namun ada yang sangat disayangkan yakni kondisi taman ini terkesan kurang dalam perawatan, seperti tumbuhnya berbagai macam rumput liar, panggung gazebo yang mulai tampak jebol di beberapa sisi serta ranting - ranting pepohonan yang seharusnya tidak berada di area taman itu malah tertumpuk dan sengaja dibiarkan.


Di Taman Lembah London ini sejauh pengamatan Ane dari pihak pengelola hanya sekedar melakukan aktivitas penyapuan dan pembakaran sampah saja. Padahal bila dikelola dengan baik serta dilakukan perawatan secara rutin apalagi berinisiatif mempercantik taman, bukan tak mungkin akan mendatangkan pengunjung yang lebih banyak lagi dan bisa bikin nagih para pengunjung yang datang. Semoga!
Jam buka Lembah London: 07.00 - 18.00 WIB
Ngomong - ngomong hari sudah semakin sore saja sob, Agar tidak kesoren dan masih ada sebuah tempat lagi yang ingin Ane kunjungi untuk hari ini, bergegaslah Ane kembali menuju ke pusat Kota Metro dimana Taman Merdeka dan Masjid Agung berada. Seperti apa kelanjutan cerita Ane ini, tunggu saja ya sob. Sampai jumpa!
Let's Go

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me