Musim hujan gini enaknya ngapain yaw? kayaknya enak nieh kalau berburu yang hangat - hangat. Bagaimana kalau kulineran? enak nieh sepertinya berburu kuliner yang berkuah misalnya saja soto, bakso, soup atau mie jawa. Nah fikiran seperti itu tiba - tiba muncul di benak Ane. Langsung saja googling sana sini di internet dan akhirnya Ane memutuskan untuk mencoba kulineran bakmi jawa saja. Bakmi jawa yang akan Ane coba kali adalah Bakmi Jawa Kadin yang ada di Jl. Bintaran Kulon No.6 Yogyakarta. Sebenarnya Ane datang kesini tidak hanya menikmati bakminya, tetapi juga berkunjung ke Black Market Museum yang masih selokasi dan hanya buka selama 1 bulan 10 hari saja.
Sesampainya di sini, Ane didatangi oleh seorang pegawai yang menanyakan pesanan apa yang ingin Ane pesan. Ane meminta daftar menunya namun tak tersedia. Ane pun balik bertanya menu apa saja yang ada disini. "Bakmi goreng, bakmi kuah, dan bakmi nyemek" jawab sang pegawai. Karena keunikan nama dan terasa asing bagi Ane maka pesanlah Ane seporsi bakmi nyemek. "Untuk minumannya?" tanya Ane. "Minumannya ada es teh, es jeruk, dan tape hijau", jawab beliau lagi sambil menulis pesanan Ane. Sehubungan Ane suka tape dan belum sempat pesan ketika kulineran di Soto Pak Marto, maka es tape hijau lah sebagai pilihan minumannya.
Sambil menunggu pesanan, penglihatan Ane tertuju pada sebuah gambar yang ada di dinding sebelah selatan. Nampaknya kedai bakmi ini sudah sangat populer terbukti sudah ada beberapa para pesohor negeri ini yang berkunjung. Sebut saja Bapak Wiranto, mantan Menpora RM. Roy Suryo, dan Mbak Tutut. Tak hanya itu, para pesohor lokal pun ikut meramaikan kedai bakmi jawa ini sebut saja Gusti Prabu, mantan walikota Jogja Bpk. Herry Zudianto, maupun walikota Jogja yang saat ini sedang menjabat Bpk. Haryadi Suyuti.
Konon katanya kedai ini selalu ramai dipadati oleh para pengunjung bila malam tiba. Hal ini terbukti dengan terdapatnya 6 buah gerobak dengan peralatan yang ada yang siap melayani para tamunya. Alunan musik akan setia menemani setiap pengunjung yang ada. Benar saja pada waktu siang hari ketika Ane datang tak seorang pengunjung pun yang datang. Ane lebih suka suasana sepi memang karena bisa mengambil gambar sepuasnya dan tanpa rasa malu - malu, hehehe. Biasanya malah malu - maluin.
Suasana kedai di siang itu |
Nggak ada pengunjung selain Ane bukan? |
Bener - bener nggak ada pengunjung yang datang selain Ane |
Berbicara menganai sejarahnya. Kedai Bakmi Kadin ini dahulunya didirikan oleh Bapak Karto Kasidin. Ntah kebetulan atau tidak Nama "Kadin" ini dipilih karena kependekan dari nama beliau dan juga kedai ini terletak tidak jauh dari Kantor Kamar Dagang Industri (Kadin). Kedai ini melayani para pelanggannya sejak tahun 1947. Sudah lama sekali bukan?.
Minuman yang Ane pesan sudah datang namun belum pada bakminya. Agak lama menunggu memang karena dalam memasak bakmi bukan menggunakan kompor melainkan menggunakan anglo yang terbuat dari tanah liat dan sebagai bahan bakarnya menggunakan arang, jadi tingkat pemanasan yang dihasilkan akan benar - benar pas untuk memasak masakan jawa. Es tapenya terlihat sederhana, tape hijau tenggelam dalam air dan es batu dengan sedikit gula. Setelah Ane rasakan agak sedikit berbeda sih di lidah Ane, menurut Ane kurang manis dan kurang terasa rasa tapenya. Ah yawsudahlah nggak apa - apa, yang penting bakminya.
Dan 20 menit kemudian, jreng jreng, pesanan Ane sudah datang yakni seporsi bakmi nyemek. Porsi bakminya jangan ditanya lagi, banyak banget dan pasti kenyang di perut. Kini es tapenya sudah tidak galau lagi karena sudah menemukan jodoh yang tepat.
Lalu bagaimana dengan yang membaca menulis ini? hehe. Duh jadi galau nieh Ane. Daripada galau yuk makan dulu merasakan seperti apa nikmatnya bakmi jawa kadin ini. eits, sebelumnya narsis dulu biar keren. satu, dua, tiga, cekrek.
Tak banyak pilihan lauk yang tersedia di meja, hanya ada lauk berupa kerupuk saja. So, kali ini Ane murni merasakan apa yang benar - benar ingin Ane rasakan.
Dari strukturnya, bakmi jawa ini terdiri dari daging ayam kampung, telur bebek, dan tentu bakmi itu sendiri serta ada potongan kecil - kecil seperti menyerupai bakso namun terasa empuk di lidah, potongan kubis, timun, wortel, irisan daun bawang, tomat, sledri dan ditaburi dengan berambang goreng. Udah kebayang kan enaknya gimana?
Bener banget enaknya sampai - sampai Ane sendiri tak bisa membayangkan. Rasanya Maknyusss, wuenak tenan. Bakminya kenyal, kuahnya sedikit karena memang bakmi nyemek terasa pas di lidah. Tidak asin, manis ataupun pahit. Suwiran ayamnya terbilang cukup banyak dan sangatlah empuh dan bahkan tak satupun suwiran ayam yang Ane rasa alot. Bener - bener memang joss gandosss. Bgi sobat yang suka pedas, tenang saja karena di meja ini terdapat semangkok kecil yang berisi lombok rawit. Jadi pas bila musim hujan yang dingin ini dinikmati dengan makan - makanan yang hangat - hangat lagi nan pedas. Tak mau rugi, Ane pun menghabiskan makanan dan minuman yang ada.
Habis bis bis bis |
Uang yang harus Ane keluarkan untuk seporsi bakmi nyemek dan segelas es tape hijau yakni sebesar 24k saja. Harganya memang terbilang mahal bagi Ane sebagai anak kost, namun hal itu sebanding dengan apa yang Ane rasakan.
Masih penasaran? buktikan sendiri ke maknyusssan dari Bakmi Kadin ini. FYI, berdasarkan informasi yang Ane dapatkan dari salah satu pegawainya, bahwa kedai Bakmi Kadin ini buka dari pagi jam 10 sampai tengah malam jam 12.
Lokasi Bakmi Kadin ini sendiri mudah di cari. Dari Nol Kilometer bergeraklah ke arah timur (ke kanan) bila dari arah Malioboro, sampai menemukan perempatan lampu merah. Dari sini masih lurus lagi melewati jembatan Sayidan hingga menemukan perempatan lampu merah lagi. Dari sini beloklah ke arah kanan (selatan). Tidak jauh dari perempatan lampu merah tersebut Sekitar 50 meter sampailah sobat di Kedai Bakmi Jawa ini. Kedai ini terletak di sebelah kanan jalan berjejer dengan Kantor Kamar Dagang Industri (Kadin) atau berseberangan dengan super Indo. Tenang saja di depan kedai sudah terpasang papan namanya yang cukup besar, jadi tak perlu khawatir tersesat. Ayo tunggu apalagi. Selamat Menikmati