Malam - malam perut terasa keroncongan. Mau makan apa ya? makan nasi sayur sudah tidak mungkin, mana ada warung nasi sayur buka jam 11 malam? yang ada hanyalah warung burjo atau nggak ya angkringan itupun kalau masih ada. Eitz tunggu dulu, Ane teringat beberapa hari lalu ada seorang sahabat Ane yang mengajak ke Gudeg Bromo tetapi nggak jadi. Langsung saja Ane searching di dunia internet dan ternyata Gudeg Bromo ini sangat direkomendasikan sekali di Kota Gudeg ini. Lalu apa yang istimewa dari gudeg ini ya? Yuk sob kita ikuti ceritanya bersama - sama.
Apa yang pertama kali terlintas di benak sobat ketika mendengar kata "Gudeg Bromo?", mungkin secara nggak sengaja ada yang beranggapan bahwa gudeg yang berasal dari Gunung Bromo di Jawa Timur, nah kalau misal demikian adanya berarti sobat tidak sendirian, Ane pun beranggapan demikian. Sebenarnya sieh bukan nama ini yang menghebohkan dari gudegnya melainkan ada kata tambahannya Bu Tekluk jadi bila digabungkan menjadi Gudeg Bromo Bu Tekluk. Kenapa kok ada tambahannya Bu Tekluk? katanya sieh ketika melayani pembelinya Ibunya sampai terkantuk - kantuk. Loh kok bisa ya?
Untuk membuktikan kebenarannya, berangkatlah Ane menuju ke TeKaPe. Waktu itu tanggal 13 Januari 2016 tepat pukul 12 kurang seperempat malam. Menyusuri Jalan Gejayan melewati pertigaan lampu merah Jl. Colombo dan tak jauh dari pertigaan tersebut sampailah Ane disini. Ya, Warung Gudeg Bu Tekluk ini terletak di Jl. Gejayan No.2C, Mrican, Yogyakarta. Dari arah kost Ane, warungnya terletak di sebelah kanan jalan jadi Ane harus berputar balik dulu sebentar untuk sampai sini. Loh kok cepat? iyap sob, bahkan hanya dibutuhkan waktu sekitar 5 menit saja untuk sampai sini karena lokasi Gudeg Bromo ini berdekatan dengan Kost Ane. "Gimana mau kesini dari dulu la wong tahunya aja baru kemarin", fikirku. Sesampainya disini nampaknya sudah ada beberapa pengunjung yang datang.
Untuk menikmati gudegnya, Ane harus rela mengantri no.7. Inipun sebuah keberuntungan bagi Ane, konon kata mas yang ada di belakang Ane biasanya antriannya sampai Gang Bromo dan panjang banget. Dia bilang ini belum seberapa. Okelah yuk mari mengantri, ternyata untuk sampai Ane saja paling tidak dibutuhkan waktu sekitar 20 menitan. Ane tak bisa membayangkan bagaimana bila antri sampai di gang sana yang lumayan cukup jauh, bisa - bisa antriannya 2 jam an. Di sela - sela Ane mengantri Ane bertanya ke salah satu pelayannya yang kebetulan seorang perempuan yang tampak masih muda,
Ane : Mbak, kenapa sieh mbak kok gudeg ini dinamakan Gudeg
Bromo Bu Tekluk?
Pelayannya : Ini mas, kan gudeg ini dekat dengan Gang Bromo, jadilah
Gudeg ini dinamakan Gudeg Bromo
Ane : Lalu dengan Bu Tekluknya sendiri?
Pelayannya : Kata orang sieh karena ibu dalam melayaninya sambil
terkantuk - kantuk, mas bisa lihat sendiri kan?
Ane : Iya yaw mbak. Saya baca dari internet sieh seperti itu.
Memang iya loh sob, kadang ibunya dalam melayani pembelinya sampai terkantuk - kantuk, makanya tak heran bila untuk melayani satu pembeli saja dibutuhkan waktu yang agak lama.
Ane : Ini masih Ibu Tekluknya sendiri yaw mbak yang jualan?
Pelayannya : Iya mas, ya ibu itu yang mulai berjualan. Tahun 1984
Jadi generasi pertama.
Tuh, Bu Tekluknya sedang melayani pembelinya sampai terkantuk - kantuk |
berapa mbak?
Pelayannya : Dari jam 11 malam sampai 5 pagi mas.
Oke sob, mengenai lauknya sendiri disini bisa memilih apa aja yang kita inginkan mulai dari suwiran ayam, tempe goreng, telur dan lain sebagainya.
Ma'af ya sob, gambarnya agak kurang jelas |
Hanya ada sebuah cara saja pengunjung menikmati gudegnya, sistem lesehan yang beralaskan tikar semata. Maklum yang ditempati disini bukanlah sebuah warung milik sendiri dan permanen, tetapi menempati teras - teras sederet gerai telpon yang hingga saat ini masih beroperasi. Jadi bila siang gedung ini untuk jualan telephone, siangnya digunakan oleh Bu Tekluk untuk berjualan gudegnya.
Secara penampilan gudeg ini terlihat biasa saja seperti pada gudeg umumnya. Porsinya terbilang cukup banyak dengan di sela - sela gudegnya terdapat biji lombok yang banyak. Cocok dan cukuplah untuk ukuran perut Ane.
Lalu apakah hanya karena namanya saja yang membuat gudeg ini terkenal? Bagaimana dengan rasanya? Setelah mencicipinya, ternyata tidak sob rasa gudegnya tidaklah terlalu manis dan pas di lidah bila sobat tidak suka dengan rasa manis. Dengan adanya tempe yang terbilang renyah dan biji lombok yang juga terbilang agak pedas sehingga menambah rasa kenikmatan gudegnya itu sendiri. Bener - bener "Wuenak Tenan, Le ledhuk". Ane kira bukan hanya namanyalah gudeg ini dikenal tetapi juga rasanya yang wuenak tenan ini. Tak butuh waktu lama
Habis sudah semuanya |
Gimana sob, tertarikkah untuk mencicipinya?
Berikut rute cara menuju lokasi Gudeg Bromo Bu Tekluk.
Kita mulai dari depan Gedung Rektorat UNY ya sob. Dari sini bergeraklah ke arah timur melalui Jl. Colombo hingga pertigaan lampu merah. Dari sini beloklah ke arah kiri (utara) melalui Jl. Gejayan hingga menemukan pertigaan ke kanan (timur). Pelankan laju kendaraan sobat karena sebentar lagi sobat akan sampai. Untuk menuju ke lokasi warungnya, sobat harus putar balik dulu ke arah kanan. Sampailah sobat di lokasi Warung Gudeg Bromo Bu Tekluk. Setelah putar balik, Warungnya berada di sebelah kiri jalan tak jauh dari pertigaan yang kedua ke kanan sekitar 25 meteran saja.
Sesampainya sobat disini, selamat menikmati ya sob. Waktu sudah menunjukkan pukul 1 pagi kurang 10 menit, saatnya Ane pulang duluan. Sampai jumpa.
wah..aku ngiranya juga gitu. kirain gudeg dari bromo. hahah. liat makanan gini langsung laper lagi mas. padahal baru selesai makan
BalasHapusHahaha,,, langsung makan lagi mas :-)
Hapuswah mantep ini mas gudegnya, ngilerin...cabe rawitnya itu mantep lumayan banyak...jiah jadi laper lihat beginian...
BalasHapusHahaha,,, iya mbak cabainya lumayan banyak. cocok dah ama lidah yang doyan pedes :-)
Hapusada petanya juga sik asik juga kalo nikmatin suasana gini
BalasHapusSuasananya memang dapet mas :-)
HapusSejak 84? Wis suwe, berarti rasane pancen juara. Lombok e sing nggarai menggoda. Opo maneh pecinta pedessss... cesssss
BalasHapusIya mbak, rasanya juga wuenak. Hahaha, cocok Mbak lombok ew pedes banget, jadi cocok dipadukan ama gudeg bagi pecinta pedes
Hapus