Kamis, 25 Desember 2014

PANTAI BARU DAN KUWARU YOGYAKARTA

Berbicara mengenai Yogyakarta memang tidak ada habisnya untuk di ulas. Mulai dari budaya, kuliner, belanja dan lain sebagainya. Pokoknya selalu ada yang baru dah. Nah, kali ini ane mau menceritakan mengenai petualangan ane di salah dua Obyek wisata yang ada di Kabupaten Bantul ini karena memang dua obyek wisata yang akan ane ceritakan di sini. Bukan Pantai Parangtritis yang memang sudah tersohor di kalangan wisatawan baik lokal maupun mancanegara dan bukan juga Pantai Depok yang bisa di bilang Jimbarannya Yogyakarta yang sekarang mulai berbenah dan sangat ramai. Penasaran kan? Oke ane kasih tahu langsung yaw sob, yaitu Pantai Baru dan Pantai Kuwaru.
Oke ane mau menceritakan satu persatu yaw sob (coro londone one buy one, bukan buy one get one),hehe. Ane mulai dari Pantai Baru.

Peta Pantai Baru yang Ada di Depan Kawasan Pantai ini
Pada bulan Juni minggu kedua tahun ini, berangkatlah ane bersama dengan kedua bibi dan seorang adik ane ke Pantai Baru Yogyakarta. Ini spesial sob buat ane, karena dari dulu kalau ane pergi ke tempat yang indah selalu bareng dengan teman - teman ane, nah khusus kali ini ane pergi bersama saudara ane. Tujuannya cuman dua, yaitu sekedar refreshing menghilangkan penat dari aktifitas sehari-hari, Haaaasyiiik dan menambah keeratan persaudaraan diantara kita.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai di tempat yang asyik ini dari tempat ane tinggal di Bantul, yaitu cuman setengah jam saja. Pantai ini memiliki keunikan tersendiri sob, yaitu banyak terdapat pohon Cemara laut jenis udang yang kebanyakan tidak dimiliki oleh pantai lainnya sehingga menambah keindahan tersendiri bagi pantai ini. Tuh pohonnya di belakang ane.

Foto Ane berlatar Belakang Pohon Cemara
Begitu sampai di pintu masuk Pantai Baru, tentunya kita membeli tiket masuk yang ketika itu di patok tidak sampai 7 ribu rupiah per pengunjung dan tidak begitu lama sampailah kita di pantai Baru. Motor kita parkir dan segera bergerak menuju pantai. Sungguh indah memang pantai ini.


Inilah yang membuat ane betah berkunjung ke Pantai ini. Sebuah ranting pohon cemara yang terpampang yang siap di ajak untuk narsis bersama, haha.

Ranting Pohon yang Sangat Eksotis
Sungguh sayang kondisi pantai ini masih sepi pengunjung. Hal ini mungkin karena kurang publikasi atau memang bukan menjadi destinasi utama di kalangan para wisatawan yang kalah tenar duluan bila dibandingkan dengan Pantai Parangtritis.
Fasilitas yang tersedia sieh sebenarnya sudah lumayan lengkap, mulai dari tempat parkir, WC umum, Warung Makan, bahkan sepeda motor ATV pun sudah tersedia yang siap memanjakan setiap pengunjung yang datang. Tetapi jangan bertanya mengenai penginapan yaw sob, kalau itu belum tersedia.

Salah Satu Warung Lesehan Yang Ada di Pantai Baru
Lelah sudah menelusuri Pantai Baru ini, akhirnya kita memutuskan untuk beristirahat di bibir pantai sambil memesan minuman untuk sekedar pelepas dahaga, karena memang dari rumah kita lupa tidak membawa air minum dan makanan ringan.
Kita sempat berbincang-bincang dengan penjualnya. Seorang nenek paruh baya dengan kulit yang keriput namun semangat beliau tidak pernah surut. Ane lupa namanya dan lokasi berdagangnya tepat di bibir pantai karena memang di bibir pantai ini di bawah pohon cemara banyak terdapat para pedagang yang menjajakan barang dagangannya.
Dia bercerita bahwa pengunjung di pantai ini masih sepi dan pendapatan beliau tidak menentu sehingga untuk mencukupi kebutuhannya dengan mengerjakan pekerjaan sampingan. Sungguh luar biasa nenek ini.
Selesai sudah kita berkunjung ke Pantai Baru ini. Selanjutnya kita bergerak menuju pantai Kuwaru yang letaknya berada tidak jauh dari Pantai ini yaitu sebelah timur. Tidak berbeda jauh keadaan Pantai ini bila dibandingkan dengan Pantai Baru, karena memang masih berada garis pantai yang sama.

Foto Ane Berlatar Belakang Pantai Kuwaru
Fasilitas yang tersedia pun kurang lebih sama dengan yang ada di Pantai Baru. Tidak banyak yang bisa kita lakukan di Pantai ini. Puas mengeksplorer kedua pantai ini, trip selanjutnya kita menuju pantai yang sangat eksotis dan memiliki keunikan sendiri yaitu Pantai Glagah. Cerita mengenai pantai ini, sudah ane ceritakan di sini

Salah Satu Warung Makan yang Ada di Pantai Kuwaru
Menarik bukan, untuk mencapai pantai ini dari Yogyakarta bagi kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat dapat di tempuh kurang lebih 1 jam dari Kota Yogyakarta. Jalanan yang beraspal dan mulus sehingga akses menuju pantai ini sangat mudah.
Dari perempatan pojok beteng kulon (begitu sebutan penduduk lokal), bergeraklah ke arah selatan melewati Jl. Samas sampai Polres Kota Bantul yang berada di sebelah kiri jalan. Dari Polres ini, ke selatan lagi akan di jumpai perempatan Gose (Perempatan pertama dari Polres Bantul), itu masih lurus lagi sampai menemukan perempatan lagi yaitu perempatan Palbapang (Perempatan Kedua dari polres Bantul). Dari Perempatan itu beloklah ke kanan (atau ke barat) sampai menemukan jembatan kaliprogo (Jembatan itu sangat panjang dan lebar dan sekaligus pembatas antara Kabupaten Bantul dengan Kulon Progo. Nah dari jembatan ini, tepatnya sebelum melewati jembatan, beloklah ke kiri (jangan lurus yaw, nanti kalau lurus ke arah Pantai Glagah dan bisa - bisa sampai di Purworejo. Mungkin sobat setelah memasuki jalan ini, akan mengalami sedikit keraguan, kok jalannya kecil dan beraspal. Nah jangan ragu, dan memang benar jalannya kecil dan beraspal. Luruslah sampai mentok sampai menemukan plank untuk menuju ke pantai ini. Tidak lama sobat akan menjumpai Pantai Baru yang indah nan eksotis ini.
Untuk menuju ke Pantai Kuwaru, tanyalah kepada penduduk akan keberadaan pantai ini. Lumayan melalui banyak belokan sob, namun tidak jauh kok dari pantai ini. Begitulah cerita pengalaman ane mengenai kunjungan ane di Kedua Pantai ini. Tunggu cerita ane selanjutnya yaw sob, sampai jumpa.

Let's Go

Kamis, 18 Desember 2014

PESONA PANTAI GLAGAH YOGYAKARTA

Bila kita berbicara mengenai wisata Yogyakarta tentu tidak akan pernah ada habisnya, salah satunya Pantai Glagah. Pada bulan Juni kemarin ane bersama dengan keluarga ane mengunjungi Pantai ini sob. Pantai ini terletak di Kabupaten Kulonprogo menyimpan keindahan yang sangat luar biasa indahnya. Penasaran kan ceritanya? oke let's go.
Pada hari selasa Pagi, 10 Juni 2014 berangkatlah ane bersama seorang adik dan 2 bibi ane dari rumah. Tujuan utama perjalanan kita memang pantai ini. Namun kita singgah dahulu di Pantai Kuwaru dan Pantai Baru. Mengenai kedua pantai tersebut, akan ane ceritakan di artikel tersendiri yaw sob.
Cerita ane lanjutkan, butuh waktu sekitar 1 Jam dari tempat ane berangkat untuk menuju pantai ini. Karena ane berangkat dari Pantai Kuwaru, waktu yang kita butuhkan hanya sekitar 30 menit saja. Benarlah habis dzuhur, tibalah kita di Pantai Glagah ini.


Untuk masuk pantai ini, dikenakan tarif 5 ribu rupiah per orang. Gratis untuk parkir, karena ketika itu ane menolak untuk parkir dan membawa motor ane sampai di bibir pantai. Berbagai batu karang raksasa tersedia di sini, namun tidak mengganggu sejauh mata memandang. Batu karang raksasa ini menambah nilai plus tersendiri bagi keindahan pantai ini.


Deburan ombak dan semilirnya angin laut menambah keeksotisan pantai Glagah ini. Kita pun bisa bergerak ke tengah laut melalui jalan yang sudah ada untuk menuju ke tengah-tengah laut. Berbagai aktifitas dapat dilakukan di sini, contohnya tuh di belakang ane ada orang yang sedang mancing di laut.



Sepanjang perjalanan, ane tidak melewatkan sesi narsis ini sob, habis pantai ini bagi ane memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan pantai-pantai lain pada umumnya.
Pantai Glagah ini memang tidak setenar dengan Pantai Parangtritis yang ada di Bantul, namun menurut ane pantai ini patut di coba oleh para wisatawan yang sedang berkunjung di Yogyakarta.


Ane sempat mencoba karang-karang raksasa buatan manusia ini sob dan ternyata tidak kuat. Yaw sudah mengambil foto nya saja, hehe.


Nah ini pemandangan yang paling eksotis di pantai ini, air yang menyembur ke atas karena menghantam dinding batu karang raksasa ini.


Menarik bukan? Mungkin ada sobat yang bertanya bagaimana cara menuju ke pantai ini?
Okelah ane mau cerita mengenai perjalanan menuju ke pantai ini:
Bila sobat dari Yogyakarta Khususnya dari perempatan Pojok Beteng Kulon, arahkan kendaraan sobat menuju ke arah selatan yaitu menuju ke Kota Bantul sampai menemukan perempatan Palbapang. Dari perempatan Palbapang, arahkan kendaraan menuju ke arah barat dan lurus saja terus sampai menemukan jembatan Progo yang panjang sekali. Lurus saja sampai ketemu pertigaan lampu Merah. Dari situ ambil jalan yang serong ke kiri dan selanjutnya lurus saja terus kira-kira kurang lebih 20 menitan. Jalan tersebut adalah Jalan raya menuju Ke Purworejo. Pintu masuk ke Pantai Glagah ini terletak tidak jauh di sebelah kiri jalan raya Jurusan Purworejo. Bila sobat ragu-ragu, tanyalah kepada penduduk sekitar karena tidak lama lagi sobat sampai di Pantai Glagah yang Indah ini.
Sudah ada rencana liburan di tahun baru ini? kalau belum, mungkin pantai ini bisa sobat masukkan ke daftar list kunjungan wisata bila berkunjung ke kota gudek ini. Ayo tunggu apa lagi, segera angkat ransel dan menuju ke sini.
Begitulah kira-kira cerita singkat ane mengenai perjalanan ane ke pantai ini. Tunggu cerita ane selanjutnya yaw sob. Sampai jumpa.
Let's Go

Selasa, 09 Desember 2014

TAMAN SARI YOGYAKARTA

Pada tanggal 16 Oktober 2014 lalu ane berkunjung ke salah satu obyek wisata yang ada di Kota Yogyakarta yaitu Taman Sari Yogyakarta yang di bangun dahulunya digunakan sebagai istana berupa taman sebagai tempat rekreasi bagi raja Yogyakarta beserta keluarganya.
Tidak butuh waktu lama ane sampai di Tempat ini dari kost ane, hanya sekitar 15 menit saja sampailah ane di sini dari dengan menggunakan Kuda hijau ane (sepeda motor). Begitu tiba di Taman Sari ini langsung ane parkir Kuda Hijau ane. Cukup membayar 2 K saja. Selanjutnya dari Parkiran ini, ane berjalan kaki menuju pintu masuk Taman Sari yang berada di sebelah timur Kompleks Taman Sari ini. Harga tiket untuk masuk ke Taman Sari ini sangat lah terjangkau yakni 5 K saja dan bagi yang menggunkan kamera untuk mengambil gambar akan dikenai biaya tambahan 2 K. Ketika itu ane berkunjung bersama dengan adik ane, jadi total yang ane keluarkan untuk dua orang adalah 12 K.

Pintu Masuk Taman Sari

Harga Tiket Masuk Taman Sari Yogyakarta
Jam buka obyek wisata ini untuk hari selain hari Jum'at adalah 08.00 - 14.00 WIB dan khusus hari Jum'at hanya buka 08.00 - 12.00 WIB. Tiket sudah di tangan dan kini saatnya ane melangkahkan kaki untuk menjelajah Taman Sari ini.
Ketika sampai di pintu masuk ini, banyak terdapat pemandu-pemandu wisata yang siap mengantarkan kita untuk menjelajah tempat ini. Namun karena ane mengaku warga Yogya dan memang ane sendiri berpenduduk Yogyakarta, ane putuskan tidak menggunakan jasa mereka. Mungkin ada yang tidak percaya dengan ane, mereka bertanya secara beruntun kepada ane mengenai lokasi rumah ane dan semuanya ane jawab dengan benar, para pemandu akhirnya mempersilahkan ane untuk meneruskan perjalanan.
Bagi sobat-sobat yang memang suka berpetualang dan ingin berkunjung ke Taman Sari dan menjelajah sendiri tempat ini, bila tidak berniat menggunakan jasa pemandu untuk memakai jasanya, maka tolaklah dengan cara halus dan mereka pasti mengerti karena memang orang Yogyakarta mempunyai sifat yang ramah dan welcome kepada para wisatawan yang datang.
Cerita ane lanjutkan, tidak jauh dari pintu masuk, sampailah ane di "Gedhong Sekawan" yaitu bagian bangunan Taman Sari berupa sebuah halaman yang dahulunya digunakan untuk beristirahat sang raja.

Gedhong Sekawan

Bergerak ke arah barat, sampailah ane di tempat yang konon dahulunya tempat ini dugunakan untuk pemandian oleh raja dan para wanita yaitu isteri, selir, dan anak-anak perempuan. Tempat ini berupa kolam pemandian yang di sebut "Umbul Binangun atau Umbul Pasiraman".

Umbul Binangun atau Umbul Pasiraman
Keluar dari Kolam Pemandian ini dan menuju ke arah barat, ane dihadapkan oleh sebuah gapura yang sangat cantik karena dihiasi dengan sebuah relief yang menggambarkan tahun selesainya pembangunan Taman Sari ini yaitu tahun 1765 yang disebut juga dengan "Gedhong Gapura Hageng".

Gedhong Gapura Hageng
Nah di sebelah utara dari Gapura ini terdapat sebuah galeri yang menjual kerajinan batik yang dapat di beli oleh para wisatawan. Ane rencananya mau masuk, namun di tengah pintu di hadang oleh seorang penunggu toko dan mungkin mereka kira ane cuman mau lihat-lihat saja dan tidak mungkin untuk beli dagangan mereka dan diusirlah ane dan malah di beri petunjuk ke bangunan berikutnya. Hal ini mungkin dikarenakan penampilan ane yang tidak meyakinkan kali jadi ya begitulah, hehe. Rencana mau beli akhirnya yaw nggak jadi beli.
Ane malah berterima kasih kepada orang tersebut. Tidak boleh masuk malah diberi petunjuk ke bangunan berikutnya. Perlu diketahui sob, jalan untuk mengeksplorer Taman Sari ini agak sedikit membingungkan bagi para wisatawan jadi wajarlah penjaga toko tersebut memberi tahu jalan kepada ane.
Sebelah selatan dari gapura ini terdapat sebuah gang dan masuklah ane kesitu. Di sini juga terdapat sebuah galeri batik yang menawarkan hasil kerajinannya yang dapat digunakan untuk oleh-oleh bagi para wisatawan.Inilah salah satunya


bergerak ke arah selatan, bertemulah ane ke sebuah bangunan pos ronda yang sangat menarik untuk diabadikan gambarnya.

Pos Kamling di sekitaran Taman Sari

Bagi sobat yang berkunjung kesini dan menemukan sebuah pos ini, sebaliknya putar balik ke Gedhong Gapura Hageng tadi. Karena bila sobat terus ke arah selatan, akan bertemu dengan sebuah lorong dan tidak ada bangunan setelah lorong tersebut. Ane pun ketika itu sempat bingung kok tidak ada lagi bangunan yang dapat dinikmati. Sebelum mengunjungi ke Taman Sari ini, ane sempat browsing di internet mengenai tempat ini. Seharusnya masih ada bangunan yang menarik lainnya untuk di kunjungi. Tapi kok tidak ada, dimanakah mereka, dimana?
Lalu berbaliklah ane ke Gedhong Gapura Hageng tadi dan selanjutnya menuju ke arah utara, ternyata memang benar bahwa ada sebuah gang yang dapat dilewati oleh para wisatawan.
Tidak lama kemudian, sampailah ane di lorong yang lumayan banyak gambarnya di pajang di internet. Inilah tempatnya.

Sebuah Lorong di Taman Sari
Keluar dari lorong ini, ane bergerak ke arah barat dan ketemulah ane dengan sebuah lukisan yang sayang bila dilewatkan.


Dari lukisan ini berada, ada sebuah jalan pertigaan kecil, berbeloklah ane ke arah utara atau ke kanan dan bertemu sebuah pintu masuk lorong. Masuklah ane ke dalam lorong tersebut. Lorong berbeda dari lorong yang telah ane lewati tadi.


Dan akhirnya ketemulah ane dengan sebuah bangunan bagian dari Taman sari ini yang disebut dengan "Sumur Gumuling" yang berfungsi sebagai tempat ibadah Sultan di Taman Sari ini.


Sumur Gumuling

Puas menikmati "Sumur Gumuling", langkah kaki ane arahkan menuju ke timur. Ada apakah di sana? dan ternyata Bagian bangunan di Sebelah timur Sumur Gumiling ini terdapat bangunan lainnya yang penting dan menarik untuk dikunjungi, yaitu "Pulo Kenongo".



Puas menikmati bagian Pulo Kenongo ini, maka berakhir pulalah eksplorer ane di Taman Sari ini. Menarik bukan? Nah mungkin bagi sobat yang tertarik untuk berkunjung ke Taman Sari ini, ada beberapa cara untuk mencapai ke sini. Pertama moda transportasi umum seperti becak, andong, ojek, dll.
Kedua menggunakan kendaraan pribadi seperti Motor dan Mobil. Dari Keraton Yogyakarta, bergeraklah menuju pasar ngasem. Dari pasar Ngasem, ada jalan ke arah timur bergeraklah ke sana tak lama akan bertemu dengan sebuah pertigaan yang di tengah-tengah nya terdapat pohon beringin. Dari sini ambil lah jalan yang mengarah ke selatan. Kira-kira kurang lebih 200 meter terdapat sebuah jalan yang berbelok ke arah kanan atau barat. Dari situlah belok ke arah kanan dan tidak lama kemudian sampailah di Taman Sari Yogyakarta.
Sekian dahulu dari saya yaw sob, semoga catatan ane ini bisa sedikit memberikan informasi bagi sobat-sobat semua. Sampai jumpa.
Let's Go

Senin, 01 Desember 2014

TAMAN BUAH MANGUNAN YOGYAKARTA

Hai sob, bagaimana nieh kabarnya? Semoga baik-baik saja yaw. Kali ini ane mau menceritakan salah satu tempat wisata yang ada di Yogyakarta. Tahu tidak sob, di Yogyakarta ini terdapat sebuah taman yang di tumbuhi berbagai macam tanaman buah lo, yaitu Taman Buah Mangunan Yogyakarta. Ane sangat yakin kalau tempat ini belum banyak yang tahu, soalnya ketika ane berkunjung ke tempat ini tiga tahun yang lalu masih dalam keadaan sepi selain itu tempat ini juga bukan merupakan destinasi utama para pelancong baik Domestik maupun Mancanegara yang sedang berkunjung ke Kota gudek dan kebudayaan ini.
Oleh karena itu tidak ada salahnya dong, jika ane mau berbagi cerita mengenai pengalaman ane ketika berkunjung ke tempat ini. Siapa tahu tulisan ane ini bisa menjadi sedikit referensi bagi sobat-sobat yang ingin berkunjung ke Yogyakarta dari sudut yang berbeda.
Tiga tahun lalu, tepatnya awal bulan tahun 2011, berangkatlah ane bersama dengan sobat-sobat kelas ane mengunjungi Taman Buah ini dengan tujuan mempererat tali silaturahmi di antara kita yang Sudah lama tidak jalan - jalan bersama dan ingin sekali mengakrabkan diri di antara kita. Selain itu siapa tahu dapat buah gratis gitu, hehe (biasa mahasiswa, anak kost lagi).
Dipaculah kendaraan kita menuju Ke alamat Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul dimana Taman Buah ini berada. Dari kampus kita yang ada di Yogyakarta, melewati Terminal Bus Giwangan menuju ke arah selatan terus sampai ketemu pasar Imogiri yang terletak di Jl. Imogiri Timur, berbelok ke arah Dlingo lurus saja mengikuti plank yang ada dan tidak lama dari situ sampailah kita di Tempat yang kita maksud. Jalan yang kita lewati sudah beraspal dan mulus dan waktu yang kita butuhkan dari Yogyakarta hanya sekitar 1 jam, cukup dekat bukan?
Sampailah kita di pintu masuk Taman buah dan di haruskan membeli tiket masuk 3 ribu rupiah (Tahun 2011). Kalau sekarang tentunya sudah naik. Perjalanan belum selesai di sini, untuk sampai ke tempat Tamannya kita masih menempuh perjalanan kurang lebih 5 menit lagi menggunakan kendaraan bermotor. Bagi yang ingin jalan kaki dari Pintu masuk ini pun bisa. Kita memilih menggunakan motor. Ternyata eh ternyata kontur jalan di dalam taman buah ini di dominasi jalan bebatuan yang tidak beraspal dan menuntut kehati-hatian kita. Tidak lama dari Pintu masuk, sampailah kita di tempat parkir yang ada di dalam taman buah ini. Parkir motor dan segera berjalan menyusuri jalan ke taman buahnya.

Track jalan di Taman Buah
Berjalan menyusuri jalan yang ada, ane sempat bertanya-tanya dimanakah buahnya??? Sepertinya bukan musim pohon berbuah ketika itu. Walaupun bukan musim buah, namun kita tidak menyesal karena di taman buah ini menyuguhkan pemandangan yang sangat menakjubkan. It's amazing



Hayo bermain tebakan, ane yang mana tuh? hehe. tahu nggak, tahu nggak, tahu nggak? Okelah nyerah yaw, ane kasih tahu deh. Nieh foto ane yang paling ganteng pokoknya, hahaha.

Ane
Bagaimana sekarang udah ganteng belom? belum yaw, okelah kalau begitu kalau yang berikut ini bagaimana?

Ane yang sedang menggunkan kacamata
Masih tetap belum? Okelah kalau begitu lupakan saja foto - foto yang narsis itu yaw, kita nikmati aja pemandangan alam yang ada di Taman Buah ini.Oke, sepakat.
Jadi begini sob, di Taman buah ini kalau pas musim buah, ntah itu buah durian, mangga, jeruk, blimbing, rambutan, sirsak, jambu monyet maupun jambu biji yang ada di sini, bisa di petik dari pohonnya langsung lo. Asyik kan, bisa menikmati buah dari pohonnya langsung. Namun beribu sayang pas kita datang ke TKP, pohon buah pun tidak ada yang buah. Bukan rejeki kita kali yaw, hehe. Okelah tak apa yang penting Hepi.
Puas menikmati Pemandangan di Puncak sini, segeralah ane bersama sobat-sobat ane menuju ke parkir sepeda motor untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan kita. Sebelumnya kita beristirahat dahulu di sekitar tempat parkir yang kebetulan di situ terdapat sebuah bangunan yang memiliki teras yang bisa di gunakan untuk berteduh dan istirahat.

Teras bangunan yang ada di sekitar tempat parkir

Sebelum meninggalkan lokasi, kita pun mengambil kesempatan berfoto bersama sekali lagi di sekitar tempat parkir yang tak kalah cantiknya seperti yang ada di atas.


Sekarang tahu dong, ane yang mana? nggak penting yaw? Okelah gak apa-apa. Yang paling penting di Yogyakarta itu bukan cuman Candi Borobudur dan Prambananannya saja yaw sob, tetapi ada juga Taman Buah Mangunan yang ada di Kabupaten Bantul yang sangat dan perlu untuk di kunjungi.
Sekian dahulu yaw sob cerita dari ane, dan tunggu postingan ane berikutnya. Kalau ada uneg-uneg yang perlu ditanyakan, di kritik, cacian atau makian, silahkan di corat - coret saja di dalam kolom komentar yaw. Terima kasih dan Sampai jumpa.
Let's Go

Sabtu, 08 November 2014

WORLD HERITAGE CANDI PRAMBANAN

Hai sob bagaimana nieh kabarnya? Semoga baik-baik saja yaw, amien. Kali ini ane mau menceritakan mengenai kunjungan ane di Candi Prambanan yang menjadi salah satu World Heritage (Warisan Dunia) berupa cagar budaya (cultural site) yang di tetapkan oleh UNESCO pada tahun 1991. Penasaran kan mengenai kelanjutan cerita ane tersebut, Oke langsung saja cekidot.
Dua tahun lalu ketika ane bersama dengan 8 sobat ane lainnya sedang KKN di Kelurahan Jogotirto, Dusun Kranggan II, Secara tidak sengaja dan mendadak entah kenapa ketika itu kita ingin jalan untuk mengakrabkan diri sebagai permulaan kita bertemu dan ketika itu juga belum ada banyak kegiatan, dan Candi Prambananlah sebagai tempat yang kita jadikan sasaran untuk mengakrabkan diri tersebut. Kita memilih Candi Prambanan sebagai lokasi yang kita kunjungi bukan berarti tanpa alasan lo sob, namun dari informasi yang ane dapatkan dari salah satu sobat ane mengatakan bisa masuk Candi Prambanan tanpa membayar tiket. Wah masak iya yaw??? nah dari situ ane penasaran untuk menyelidiki tentang kebenaran hal tersebut dan berangkatlah ane bersama dengan 8 sobat ane dan seorang putri dari ibu yang ane tempati di lokasi KKN ke Candi Prambanan. Tidak butuh waktu lama untuk menuju ke Candi Prambanan ini, cukup waktu sekitar kurang lebih 30 menit saja untuk menuju ke lokasi ini.
Yap, Siapa yang tidak tahu Candi Prambanan yang terletak di Yogyakarta ini. Tentu kalian sudah mengetahuinya bukan??? Tempat ini merupakan destinasi utama baik oleh Wisatawan Domestik maupun Wisata Mancanegara lo ketika berkunjung ke Yogyakarta.
Oke cerita ane lanjutkan, setelah sampai di Kompleks Candi Prambanan, memang benar di sebelah pintu utara ini kita masuk ke Candi Prambanan tidak memerlukan tiket (setelah ane menulis status ini, bisa-bisa di cari nieh sob langsung di suruh bayar, hehe). Ane sedikit bingung sih, kenapa kok Candi Prambanan yang notabene menjadi salah satu site warisan dunia ini kok ada jalan lain untuk memasukinya tanpa membayar biaya tiket. Seharusnya kan bagaimanapun caranya untuk memasuki tempat ini harus ada satu pintu masuk, misal ada pintu lain, yaw tinggal di tutup saja. Namun jangan senang dahulu sob, untuk menuju ke Candi Prambanannya dari pintu ini, kita harus berjalan kaki kurang lebih 1 - 1,5 Km.
Dari Pintu utara ini Candi yang akan kita temui pertama kali adalah Candi Sewu dan Candi Bubrah.



Dari namanya saja tentu banyak candi di sini, namun kenyataannya jumlah dari Candi Sewu ini tidak sampai 1000 buah sih, namun hanya sekitar 249 candi.


Bergerak dari Candi ini menuju ke arah selatan, kita bertemu dengan sebuah bangunan berupa pendapa yang rupanya bangunan tersebut adalah Museum Prambanan.


Namun sayang nampaknya dua tempat ini yaitu Candi Sewu dan Museum Prambanan tidak banyak dikunjungi oleh Wisatawan. Mungkin disebabkan letaknya yang lumayan jauh dari Candi Prambanan. Secara umum kompleks Candi Prambanan ini cukup bersih. Dari Museum Prambanan ini kita bisa melihat Candi Prambanan yang berdiri kokoh di sana.


Dari Museum Prambanan, kita bergegas ke arah barat lalu ke selatan. Tampak tanah lapang yang luas dan bersih serta udara yang sejuk membuat perjalanan kita tidak terasa sampai di Candi Prambanan ini.

Bagian Sebelah Utara Candi Prambanan

Sebelum sampai ke halaman inti Candi Prambanan ini, kita harus masuk melalui pintu ini nieh.

Pintu Utara menuju Halaman inti Candi

Nah inilah Candi Prambanan yang sangat megah berdiri kokoh di Yogyakarta ini.





Puas menikmati Candi Prambanan ini dan hari sudah siang, saatnya kita kembali ke lokasi TKP KKN.


Kita tentunya bangga memiliki Situs warisan Dunia terbanyak di Asia Tenggara dan Candi Prambanan adalah salah satunya. Kita harus tetap memelihara dan menjaga kelestarian budaya kita. Sampai jumpa Candi Prambanan.
Let's Go

Minggu, 12 Oktober 2014

Kawasan Nol Kilometer Yogyakarta: Kawasan yang asik buat Kongkow

Yogyakarta selalu menyimpan banyak cerita, mulai dari kebudayaan, pendidikan, dan tempat wisata. Nah, Ane tidak akan membahas satu persatu apa itu cerita kebudayaan dan pendidikan di Yogyakarta, yaw nanti kalau di bahas yaw nggak jadi nulis artikel ini dong, hehe. Okelah tanpa basa basi Ane di sini akan sedikit menceritakan mengenai kunjungan ane di salah satu kawasan yang sudah terkenal baik di kalangan wisatawan domestik maupun mancanegara. Apa itu??? yaitu Kawasan Nol Kilometer Yogyakarta.
Pada sore hari di hari libur ane bersama dengan sobat - sobat ane yaitu Weni, Imam, Fuad, Sinta, Titik, Nisa, Siwi, Andika, dan Faizah, ingin berkeliling kota Yogyakarta. Bukan menggunakan kendaraan motor, bus, kereta api, atau pesawat terbang,hehe tetapi menggunakan sepeda. Hal ini kita lakukan selain sedikit menghilangkan rasa penat, tetapi juga biar badan kita sehat.

Santai ria menggunakan sepeda di Kawasan Nol Kilometer Yogyakarta
Ane sendiri Sudah bolak - balik dan tidak terhitung melewati dan nongkrong di kawasan ini sob. Suasana yang begitu romantis dan damai serta nyaman menjadi satu membuat ane betah berlama - lama di sini. Banyak yang dapat ane ceritakan di sini. Ane mau izin bercerita sambil duduk di atas kursi-kursi beton yang terdapat di antara taman yang menghiasi kawasan Titik nol kilometer ini dahulu yaw sob.


Kursi beton yang terdapat di kawasan nol kilometer Yogyakarta
Kawasan ini terletak sekitar perempatan besar yang merupakan pertemuan antara Jl. Ahmad Yani di sebelah utara, Jl. Senopati di sebelah timur, Jl. Trikora sebelah selatan, dan Jl. KH Ahmad Dahlan yang terletak di sebelah barat. Kawasan ini sangat strategis, bila kita berjalan dari Kawasan ini melewati Jl. Ahmad Yani menuju utara maka kita akan sampai di Kawasan Malioboro yang sudah tidak diragukan lagi keberadaannya. Selain sebagai pusat perekonomian di Yogyakarta, kawasan Malioboro ini juga sebagai tempat wisata (mungkin detail kawasan Malioboro sendiri ane bahas di Posting sendiri).

Narsis dahulu di Kawasan Malioboro

Bila kita bergerak menuju selatan dari Kawasan Nol Kilometer melalui jalan Trikora kita akan sampai di Kompleks Keraton Kasultanan Yogyakarta. Selain itu terdapat Masjid Agung Kauman dan museum Sonobudoyo. Bila kita bergerak menuju ke arah timur melalui Jl. Senopati kita akan menemui Taman Pintar dan tempat shopping. Bagi anda yang suka membeli buku, di sini banyak terdapat berbagai macam buku dari berbagai penerbit yang dijual oleh penjual. Tetapi ingat, di tawar yaw sob. Bila kita bergerak ke arah barat melalui Jl. KH Ahmad Dahlan kita akan menemui RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jadi kawasan ini sebagai kawasan yang sangat strategis yang tidak terbantahkan akan keberadaannya.
Kawasan ini selalu dipadati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara baik tua maupun muda pada siang hari maupun malam hari. Banyak para pedagang kaki lima yang sedang menjajakan barang dagangannya.
Terlepas ane mengunjungi kawasan ini dengan menggunakan sepeda, banyak yang dapat kita nikmati di sini, mulai dari hasil karya seni dari seniman Yogyakarta, di pelataran Monumen Serangan Umum 1 Maret, sering diadakan konser musik bagi para wisatawan.

Pelataran Monumen Serangan Umum 1 Maret
Rombongan pengamen dari berbagai aliran musik, mulai dari musik pop, Keroncong, maupun jazz yang bergantian menghibur wisatawan. Berbagai komunitas pun ikut meramaikan kawasan ini, mulai dari komunitas sepeda onthel, fotografer, dan lain sebagainya. Walaupun demikian, trotoar yang luas dan taman yang asri membuat kawasan ini terkesan tidak berantakan maupun gaduh.
Gedung - gedung berarsitektur kolonial yang megah dan terkesan klasik berhiaskan lalu lintas yang ramai dengan berbagai jenis kendaraan terdapat di sini. Mulai dari Bank Indonesia,Kantor Pos, dan Bank BNI.

Bangunan Bank Indonesia

Kantor Pos
Bank BNI
Bila kita mengunjungi Kawasan Nol Kilometer ini pada malam hari, suasana akan berbeda. Warna lampu jalanan berwarna merah terang yang menghiasi Kompleks ini menambah keeksotisan suasana Kawasan ini. Semakin malam, kawasan ini semakin padat dan ramai bahkan sampai pada dini hari.


Lampu - Lampu jalanan di sekitar kompleks Nol Kilometer Yogyakarta
Soal penginapan, bagi sobat - sobat yang berada di luar Yogyakarta yang ingin berkunjung ke sini, jangan risau karena di sekitar kawasan ini banyak terdapat berbagai macam penginapan dengan berbagai tarif. Selain berkunjung ke kawasan nol kilometer, sobat bisa mengunjungi berbagai tempat wisata di sekitar ini. Tempat obyek wisata yang berdekatan, memudahkan para sobat - sobat semua tidak terlalu risau memikirkan soal akomodasi.
Habis bercerita perut keroncongan, makan dahulu dah.


Begitulah kira - kira cerita petualangan ane mengenai Kawasan Nol Kilometer Yogyakarta ini. Semoga catatan ini bisa sedikit dijadikan referensi buat sobat - sobat semua yang memerlukannya. Sampai jumpa.
Let's Go

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me