Selasa, 30 Agustus 2016

5 Tempat Makan yang Sangat Terkenal di Kota Medan

Sudah tak diragukan lagi ya sob bahwa negara kita tercinta ini dihuni oleh berbagai macam suku, diantaranya ada suku Jawa, Sunda, Batak, Madura, dan lain sebagainya. Dari berbagai macam suku tersebut tentu menghasilkan ragam budaya yang berbeda-beda tak terkecuali dengan masakannya. Berbicara tentang masakan, ntah mengapa sampai sekarang Ane kok masih penasaran dengan masakan-masakan yang ada di tanah Batak (khususnya Kota Medan). Bukannya menafikkan masakan-masakan yang ada didaerah lain, tetapi begitulah kenyataannya. Tak ada salahnya kan sob kalau Ane tulis di blog ini terlebih dahulu, siapa tahu suatu saat nanti kita bisa merasakannya sendiri. Lalu untuk merasakan masakan-masakan tersebut, tempat manakah yang dapat kita kunjungi? cekidot

1. Rumah Makan Sinar Pagi
Terletak di Jl. Sei Deli, Simpang Gatot Subroto. Ini kebiasaan Ane sob kalau pagi-pagi Ane sering menyantap makanan yang ringan-ringan saja. Salah satu makanan ringan yang biasa Ane santap adalah menu soto. Soto Medan yang paling terkenal di Kota Medan ini ada di Rumah Makan Sinar Pagi. Kuahnya yang kental dengan warna kuning kehijau-hijauan menjadikan soto ini khas dan menarik untuk dicoba. Disini sobat bisa memilih daging sapi atau daging ayam. Apapun pilihannya, ada dua kata deh sob yang menggambarkan akan citarasa dari soto ini yakni gurih dan pedas pas di mulut. Rumah Makan Sinar Pagi buka dari jam 07.00 - 15.00 WIB.

Sumber: www.makanmana.net
2. Rumah Makan Sipirok
Hal pertama yang akan Ane lakukan ketika mengunjungi rumah makan ini adalah memesan sop sumsum tulang sapi sipirok. Kenapa? karena cara memakannya terbilang cukup unik yakni menggunakan sedotan. Sudah terbayang kan sob empuk dan enaknya seperti apa. Tak heran bila rumah makan ini selalu dipadati oleh para pengunjung yang ingin menikmati sajian menu yang ditawarkannya. So, bila sobat ingin kesini dan tak ingin kecewa silahkan langsung saja datang lebih awal. Rumah Makan yang beralamat di Jl. Sunggal No.14 Medan ini buka dari jam 10.30 - 15.00 WIB.


Sumber: www.katalokal.com
3. Mie Aceh Titi Bobrok
Ada-ada saja ya sob makanan yang ada di Kota Medan ini, namanya Mie Aceh Titi Bobrok. Ane sebagai orang jawa langsung beranggapan kalau mie tersebut adalah mie yang berasal dari Aceh dan sudah rusak, karena kata "bobrok" sendiri dalam bahasa jawa mempunyai arti "rusak". Eow iya ini di Medan ya sob, bukan di Jawa. Mie Aceh ini cukup direkomendasikan lho di Kota Medan karena akan rasa dan kekhasannya. Mie Aceh terbilang khas karena didalamnya terdapat campuran kepiting. Sobat bisa memilih antara mie goreng, kuah atau basah. Rasanya cukup gurih dan kaya rasa rempah serta pedas sehingga dapat meningkatkan nafsu makan. Gimana tertarikkah untuk mencicipinya? Soal harga tak usah khawatir, untuk dapat menikmati seporsi mie ini hanya dibanderol dengan harga 10 - 40 ribu rupiah. Warung Mie Aceh Titi Bobrok yang terletak di Jl. Setia Budi No.17 D Medan ini buka dari jam 11.00 - 22.00 WIB.


Sumber: www.banyumurti.net
4. Kedai Durian Ucok
Masih teringat dalam ingatan Ane kalau Durian Ucok yang berada di Jl. KH. Wahid Hasyim No. 30-32 Medan ini pernah di syuting oleh salah satu stasiun televisi lho sob. Konon katanya tak lengkap rasanya bila bertandang ke Kota Medan tanpa membeli durian. Ane mah iya yain aja deh sob, usut punya usut memang benar kalau Durian Ucok ini sudah sangat populer di Kota Medan. Tak hanya disaat musim durian saja durian ini tersedia, tetapi juga tersedia saat durian tidak sedang pada musimnya. Soal harga sobat hanya perlu merogoh kocek antara 20k - 50k saja. Mau datang kapan saja bisa, karena kedai ini buka 24 jam non stop.


Sumber: www.tribunnews.com
5. Pusat Jajan Merdeka Walk
Ada sebuah tempat lagi yang sangat rekomended buat didatangi di Kota Medan ini lho sob, tempat tersebut bernama Merdeka Walk. Banyak yang dapat dilakukan disini diantaranya nongkrong-nongkrong cantik saat siang hari, menikmati aneka lampu warna-warni saat malam hari sekaligus menikmati berbagai macam aneka jajanan khas Medan, salah satunya pancake durian ala Medan. Sudah terbayang kan sob enaknya seperti apa?
So, kalau sobat datang ke Medan jangan lupa deh buat nyicipin semua kuliner-kuliner diatas.


Sumber: www.infomedan.net

Hotel Murah di Kota Medan



Puas berwisata kuliner di Kota Medan, kini saatnya pulang ke penginapan. Kenapa kok harus menginap, nggak langsung pulang saja? rugi dong sob kalau di Kota Medan hanya sehari saja, so besok pagi masih bisa kita lanjutkan ke tempat-tempat wisatanya atau langsung capcus ke Danau Toba yang tentu sudah tak asing lagi ditelinga kita. Tak usah khawatir kalau ingin sewa hotel murah di Medan yang nyaman, tahu tidak sob kalau di Kota Medan ini ada hotel yang cukup ekonomis tapi fasilitasnya oke lho, yakni Airy Rooms.



- Selain murah, Airy Rooms adalah jaringan hotel terbesar di 
  Indonesia dengan jumlah properti hotel terbanyak dibandingkan
  jaringan hotel lainnya.
- Fasilitasnya oke (memiliki 7 jaminan fasilitas di setiap kamar:
  AC, TV layar datar, perlengkapan mandi, tempat tidur bersih, 
  shower air hangat, air minum gratis, dan WiFi gratis). Pokoknya
  lengkap deh.



- Bisa dipesan melalui website, Android Apps, telepon ke Customer
  Service, dan juga melalui WhatsApp. Gimana mudah bukan?
Biar lebih jelas silahkan aja deh sob, sobat langsung saja meluncur ke websitenya di www.airyrooms.com
Selamat berlibur!
Let's Go

Jumat, 26 Agustus 2016

Gudeg Mbah Lindu, Cara Menikmati Gudeg Seperti Tempo Doeloe

Beberapa bulan lalu ada seorang nenek - nenek yang cukup tenar di kota ini sob, siapakah dia? Mbah Lindu lah namanya, seorang penjual gudeg sebelum Proklamasi kemerdekaan negara kita. waow sudah lama sekali ya! jadi ini simbah sudah hampir berumur 1 abad sob, tapi masih saja konsisten menjajakan barang dagangannya hingga sampai sekarang ini. Semisal kita asumsikan mbah ini jualan tepat tahun proklamasi 45, berarti kan udah sekitar 70 tahunan. Bukan waktu yang sebentar bukan? memang ya sob, bila ingin sukses butuh perjuangan dan kesabaran, buktinya simbah ini dia tidak berfikir untuk gudegnya cepat terkenal mungkin yang ada di fikiran dia jualan dan teruslah jualan sehingga sedemikian lamanya akhirnya simbah ini memetik hasilnya, gudegnya sudah terkenal dan kini sudah dikenal oleh penduduk Kota Jogja bahkan luar daerah Jogja.



Nah, kali ini giliran Ane yang mau menyambangi Gudeg Mbah Lindu ini sob letaknya ada di Jl. Sosrowijayan, Sosromenduran, Yogyakarta. Letaknya yang hanya berada di Kawasan Maliboro ini membuat tempat ini mudah untuk ditemukan. Tapi begitu memasuki Jalan Maliboro kuda hijau Ane mendadak tak bisa melaju kencang karena pas pagi itu jam 9 ada demo Buruh yang di gelar disini, maklum saat itu pas buruh merayakan Hari Buruhnya tanggal 1 Mei 2016.
Semeter demi semeter jalan yang Ane tempuh, untung saja Jl. Sosrowijayan ini masih berada di gang pertama ke arah barat dari Jl. Malioboro sehingga tak perlu menunggu kemacetan ini mereda. Sesudah ketemu gangnya, Ane belok kedalam gang tersebut. Sambil melaju dengan kecepatan rendah, Ane tengok ke kanan, tengok ke kiri ternyata Warung Gudeg Mbah Lindu ini menempati sebuah pos ronda dan tentunya bangunannya cukup kecil.



Dengan bahasa jawa Ane bercakap - cakap dengan beliau.
Ane        : Taseh tow mbah gudeg ipun?
             Masih kan mbah gudegnya?
Mbah Lindu : Taseh mas, Ajeng ngangge nopo, telur, ayam, nopo tahu?
             Masih mas, mau pakai apa, telur, ayam, apa tahu?
Ane        : Nasi gudeg ngagem telur mawon.
             Nasi gudeg pakai telur saja.
Untuk minumannya ada sebotol teh tapi apa boleh buat sob Ane nggak jadi ambil soalnya sedotannya tak tersedia. Ane di suruh cari sendiri sedotannya di tenggok, tapi tetap saja setelah tak cari - cari nggak nemu - nemu juga. Yasudah nggak apa - apa.


Krecek
Daging ayam
Telur
Tahu
Mbah Lindu ini sudah berusia cukup tua dengan tangannya yang sudah tidak cepat lagi melayani para pembelinya, tapi beliau cukup terampil dalam meracik dagangannya. Gudeg di racik menggunakan tangan telanjang tanpa menggunakan alat bantu seperti centong, sendok atau sejenisnya. Mungkin sebagian orang akan sangat risih atau jijik melihat cara Mbah Lindu ini meracik gudegnya, tapi disinilah letak keunikannya.



Tapi sob, Ane sangat heran dengan Mbah ini, walaupun dia sudah cukup tua tetapi pendengarannya masih cukup bagus. Beberapa kali Ane mengobrol dengan beliau dengan nada yang sangat rendah sekalipun beliau masih tajam pendengarannya. Wah keren! So, jangan berbicara sembarangan ya sob bila kesini, apalagi yang menyinggung beliau. Bisa - bisa mbahnya ngambek, terus nggak mau ngelayani dan sobat di usir dari tempatnya,"Kono lungo (sana pergi), kono (sana) (hehehe, just kidding).



Hasil racikan beliau sudah jadi dan kini sudah ada dihadapan Ane. Memakan gudeg hasil racikan beliau ini benar - benar bisa membawa suasana tempo doeloe lho sob, bagaimana tidak gudeg ini disajikan menggunakan wadah pincuk daun pisang tanpa lapis wadah apapaun seperti piring dan sejenisnya. Nggak percaya? nieh buktinya



Sepincuk nasi gudeg ini berisikan nasi putih, gudeg, krecek, suwiran tahu, areh, dan telur. Lalu bagaimanakah dengan rasanya? ternyata rasanya sudah tidak perlu diragukan lagi sob, secara jualannya aja sudah lebih dari 70 tahun jadi ya enak. Rasa gudegnya cukup khas manis, gurih nan lezat, begitu pula dengan arehnya yang berwarna cokelat kehitaman. Ini dia yang Ane suka dari gudeg Mbah Lindu ini yakni ada petainya, selain membawa suasana tempo doeloe juga mengingatkanku pada saat di kampung halaman. Petai banyak apalagi jengkol, hehehe. Dua kata untuk ini deh sob,"Wuenak tenan, Le leduk".



Soal harga untuk sekelas gudeg telur cukup mahal sieh sob. Biasanya nasi gudeg krecek telur harganya 12 - 16k saja itupun sudah dengan minuman teh, sebagai Contoh Gudeg Bu Niek. Eh disini dibanderol dengan harga 20k, tanpa air minum pula. Sambil membayar Ane sambil berbincang - bincang dengan simbahnya. Konon katanya, beliau banyak didatangi para turis yang mampir ke lapaknya dan minta dibungkuskan untuk di bawa pulang, tak terkecuali dengan host di salah satu acara televisi "Hitam Putih". Lalu Ane pun langsung bertanya,"niku (itu) Deddy Corbuzier mbah?", dan mbahnya hanya bilang,"Yo kui seng dadi host nang Hitam Putih tiap sore tampil kae mas (Ya itu yang jadi host di Hitam Putih tiap sore tampil itu mas)".
Yaudah deh sob, bila sobat penasaran dengan gudeg Mbah Lindu ini atau malah penasaran dengan Mbah Lindunya?


Ingin foto bersamanya
Langsung saja menuju ke TeKaPe. Berikut tak kasih gambaran rutenya bila sobat belum tahu lokasi persisnya.
Dari perempatan dekat Stasiun Tugu Jogja (yang ada tulisannya "Jl. Malioboro" dan sering digunakan untuk foto - foto oleh wisatawan), bergeraklah ke arah selatan melalui Jl. Malioboro searah menuju ke Titik Nol Kilometer Jogja, Lihatlah ke arah kanan (barat), bila sobat menemukan jalan masuk pertama ke arah tersebut, masuklah. Nah, Gudeg Mbah Lindu ini terletak di sebelah kiri (selatan) jalan tepatnya di depan Hotel Grage Ramayana.



Jam buka: Pukul 05.00 WIB - 10.00 WIB
Sebaiknya bawa minum sendiri deh sob kalau mau makan disini, soalnya tuh ya simbahnya tidak melayani pembelian es teh, es jeruk atau es - es yang lainnya.
Let's Go

Jumat, 19 Agustus 2016

Sego Koyor Bu Parman, Enak Tapi

Hai sob, gimana nieh kabarnya? semoga baik-baik saja ya. Dah satu minggu aja nieh sob blog ini Ane anggurin, lagian yang mpunya blog lagi disibukkan masalah yang lain sieh jadi ya terpaksa deh Ane anggurin sebentar. Nah, kali ini Ane mau cerita tentang perjalanan Ane di Sego Koyor Bu Parman sob. "Krucuk, krucuk, krucuk", begitulah kira-kira suara yang ada didalam perut Ane. Sepertinya cacing - cacing dalam perut sedang pada konser semua. Saat itu hari sudah mulai malam sekitar jam 10 an, Mau makan nasi sayur sudah tak mungkin karena warung sudah pada tutup semua, mau makan di burjo (hmmm, masa burjo lagi?), mau nongkrong tapi nggak ada sahabat yang bisa Ane ajak, tiba - tiba terlintas di benak Ane kalau di Jogja itu ada warung yang sangat direkomendasikan untuk dicoba, bukanya bukan dari pagi sampai sore hari, tapi justru dari malam sampai pagi hari. Warung yang Ane maksud adalah Sego Koyor Bu Parman yang terletak di Jl Brigjend. Katamso Yogyakarta.



Berbekal dari nama alamat berangkatlah Ane langsung menuju TeKaPe menyusuri Jl. Brigjend. Katamso tersebut. Toko demi toko Ane lihat, hingga akhirnya setelah melewati Jogjatronik ketemu juga warung Sego Koyor Bu Parman ini. Warungnya sangat sederhana hanya menempati sebuah emperan toko, jadi kalau pagi sampai sore digunakan untuk aktifitas toko, sedangkan malam sampai pagi harinya digunakan untuk berjualan sego koyor ini. Pada awalnya Ane kira kalau disini ada semacam tempat lesehannya sob, tapi apa yang terjadi? ternyata tak ada dan yang ada hanyalah dua buah kursi panjang saja yang terpasang mengelilingi mejanya. Alhasil Ane harus sedikit menggeser pengunjung yang lain yang sedang ngobrol asyik bersama para sahabatnya.



"Mau makan apa mas?", tanya Sang Penjualnya kepada Ane saat Ane baru saja duduk di kursi.
"Sego koyor Bu", balas Ane dengan cepat. "Ini petainya juga di jual kan Bu?", tanya Ane karena tanpa sengaja Ane melihatnya.
"Iya mas", jawab Sang Ibu.
"Petainya satu aja", timpal Ane.
"Baik mas, lalu minumannya mas?", tanya Sang Ibu kembali
"Teh hangat saja", jawab Ane.
Kini, menu yang hendak Ane santap sudah ada di depan mata Ane.



Eow iya sob, daritadi Ane ngomongin soal sego koyor ini, sobat sudah tahu belum apa itu sego koyor? taaaauuu? atau tidak tahu? okelah kalau begitu, jadi yang dinamakan sego koyor itu adalah makanan berupa urat sapi yang disajikan dengan nasi putih (nasi putih dalam bahasa jawanya adalah sego). Beginilah penampilan sego koyor Bu Parman itu.



Sudah tak tahan lagi rasanya Ane ingin segera mencicipinya. sepotong koyor kini mendarat di indera pengecap Ane, rasanya cukup gurih, empuk dan tak sedikitpun Ane merasakan kealotan darinya. Saking empuknya Ane dengan mudah memotongnya menjadi bagian - bagian kecil dengan sendok. Agar lebih nikmat dan seru, Ane lantas mengambil seplastik kecil kerupuk yang ada dihadapan Ane. Sebenarnya ada beberapa pilihan lauk yang dapat Ane pilih sob, diantaranya ada jeroan, gorengan, maupun babat.



Lengkap sudah di tengah udara malam ini mengletus lalapan petai yang ada dan ditemani segelas teh hangat. Dua kata untuk ini semua,"Wuenak tenan, le leduk". Biarlah orang berkata apa kalau petai itu bau, de el el. Tak ada gengsi sob, Ane benar - benar menyukainya, yang penting enak ya masuk mulut, hehehe.



Soal harga masih cukup bersahabat kok sob untuk semuanya hanya dibanderol dengan harga 20k saja dengan rincian sego koyor 15k, teh hangat 2k, seplastik kerupuk kecil 1k, dan satu biji petai 2k. Gimana tertarikkah untuk mencicipinya?
Kalau tertarik langsung aja sob menuju ke TeKaPe:



Dari Titik Nol Kilometer Kota Jogja, bergeraklah ke arah timur (belok kiri bila dari arah Malioboro) melalui Jl. Panembahan Senopati hingga perempatan lampu merah. Kemudian beloklah ke arah kanan (selatan) melalui Jl. Brigjend. Katamso melewati pertigaan lampu merah dan Jogjatronik, lambatkan laju kendaraan sobat bila menggunakannya dan lihatlah ke arah kiri (timur) tak lama lagi sampailah sobat di tempat yang sobat maksud.
Warungnya terletak di sebelah kiri (timur) jalan.
Jam Buka : Pukul 21.30 - 04.00 WIB.
Enak sieh enak sob, Eitz tapi ingat: kalau sobat mau makan ya jangan sering-sering ya, ntar ndak kolestrolnya naik. Woke! hehehe
Sampai Jumpa!!!
Let's Go

Jumat, 12 Agustus 2016

Ayam Geprek Jekardah Jogja

Pertama kali Ane membaca tulisan "Kedai Ayam Geprek Jekardah" yang terletak di Jl. Pandega Marta, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, fikiran Ane langsung tertuju pada Jakarta, warung tersebut berasal dari Jakarta maksud Ane. Tapi imajinasi Ane ternyata salah sob Jekardah sendiri akronim dari Jelas Membakar Lidah. Ane kali ini tak sendiri sob datang kesini, melainkan dengan sahbat Ane, Hanna. Yah, cuman dia sob orang yang bisa di ajak mbolang cari makan. Soalnya janjian mendadak aja, bisa jadi kalau sama dia. Lainnya iya - iya aja, tapi begitu mendekati waktunya eh malah mengundurkan diri nggak jadi. Maka dari itu sob Ane selama ini kalau makan ya sendiri kalau nggak bersama sahabat Ane ini. Kalau jalan nunggu teman atau sahabat, kapan lagi bisa jalan, ya nggak sob? pumpung masih muda / Balita (Bawah Lima puluh Tahun), hahaha. Belum ada tanggungan, jadi hati suka ya jalan aja.



Ealah malah ngelantur kemana - mana dan sok bijak lagi, okelah sob back to topik jadi menurut kabar yang beredar Kedai Ayam Geprek ini salah satu yang direkomendasikan di kota Jogja ini. Katanya enak dan bumbu yang digunakan juga berasal dari luar negeri, inilah sob yang membuat Ane penasaran. Secara Ane selama ini sudah merasakan 2 lokasi ayam geprek yang berbeda yakni di Warung Ayam Geprek Bu Rum dan Warung Ayam Geprek Mas Kobis dan kedua lokasi tersebut ayam gepreknya benar - benar mantab rasanya.
Seperti apa ya rasanya? untuk membuktikannya datanglah kita menuju TeKaPe. Kedainya cukup mudah ditemukan, dari Perempatan besar lampu merah petemuan Jl. Ringroad Utara dengan Jl. Kaliurang, maju ke barat dikit ada belokan jalan ke arah kiri yang menyerong. Beloklah Ane ke belokan tersebut dan mengikuti jalan ini, sampai deh di lokasi yang kita maksud. Kedainya terletak di sebelah kanan (barat) jalan.



Kedainya cukup luas dan bersih, terdapat tempat parkir yang luas dan meja serta kursi tersusun dengan rapi. Nampaknya sudah ada beberapa pengunjung yang sudah menikmati pesanannya, mereka semua tampak masih muda dan sedang bercanda tawa. Memang cocok sob tempatnya buat nongkrong selain makan. Jadi begitu selesai makan bisa nongkrong dulu sebentar. Ada banyak pilihan menu makanan dan minuman yang dapat kita pilih diantaranya ada ayam geprek (Hot Bully Chicken), ayam sambal kosek, ayam kremes, dan lain sebagainya, sedangkan untuk minumannya ada teh, jeruk, air mineral, dan aneka macam jus.



Menu - menu tersebut dapat kita pilih sendiri - sendiri atau sistem paket, adapaun paket - paket yang dapat kita pesan diantaranya:
1. Paket Leh Uga yang berisi nasi, sayap, terong crispy, dan kobis 
   goreng; 
2. Paket Kanmaen yang berisi nasi, paha atas/dada, terong crispy,
   dan kobis goreng;
3. Paket Warbiyasa dengan isian nasi putih, paha atas/dada, telor
   geprek, terong crispy, dan kobis goreng; serta
4. Paket Berbeque Chicken Wing yang berisi chicken wing dan potato
   wedges.
Ini dia sob perbedaan ayam geprek ini dengan yang lainnya, tingkat kepedasan yang dapat dipilih itu dinamai sesuai dengan genre musik seperti acoustic (bercabai 1), pop (bercabai 3), jazz (bercabai 5), rock (bercabai 10), dan tingkat kepedasan yang paling tinggi adalah dangdut koplo (bercabai 20).



Sementara selain pada makanan pokoknya, ada juga makanan pendamping lho sob diantaranya ada tempe, tahu, telor, terong, cah kangkung, sop ayam, jamur crispy, dan kremes. Selain itu juga kue cubit cute bite dengan berbagai rasa baik itu original, Taro', cokelat, dan lain sebagainya. Yuk di pilih, di pilih!



Setelah lihat - lihat daftar menu tersebut akhirnya Ane memutuskan untuk makan ayam geprek paha, es teh, dan jamur crispy (karena ini makanan favorit Ane). Sementara sahabat Ane Hanna lebih memesan bentuk paket yakni paket kanmaen dan segelas es jeruk sebagai minumannya serta mendoan.
Sesudah itu Ane kasihkan kertas pemesanan menu tersbut ke salah satu pegawainya agar segera di proses dan kemudian langsung masuk ke perut. Tak perlu menunggu lama, sekitar 15 menit kemudian semua pesanan yang kita pesan sudah ada di depan hadapan kita.



Seporsi ayam geprek terdiri dari nasi putih, ayam yang di geprek berlumurkan cabai, dan sayur kubis. Sementara untuk jamur krispynya disajikan menggunakan wadah yang kecil, begitupula mendoannya yang terlihat cukup menarik untuk di pandang. Rasanya? hmmm biasa aja sob tak begitu renyah dan cenderung lemas, padahal tuh ya sob Ane cuman pesan kelas rock aja lho dan sambalnya juga menurut Ane tak pedas.



Menyesal rasanya, kenapa tadi kok nggak pesan yang kelas dangdut koplo aja ya. Kalau Ane bandingkan dengan Ayam Geprek Bu Rum, malah enakan Ayam Gerprek Bu Rum menurut Ane. Untuk jamurnya okelah cukup renyah, tapi Ane kurang suka dengan mendoannya yang di pesan Hanna, ceritanya Ane nyicipin punya dia sob dan rasanya itu cukup manis karena ada mayonesenya. Kalau Si Hanna mah lahap saja, tuh buktinya



Soal harga, masih standarlah sob, untuk semuanya hanya dibanderol seharga 40k dengan rincian ayam geprek paha 9k, paket kanmaen 12k, nasi putih 3k, jamur crispy 5k, es teh 2k, es jeruk 3k, dan mendoan yang di bayar terpisah seharga 6k. Kenapa kok harus di bayar terpisah? nggak tahu sob, Ane juga bingung kok gitu ya nggak dijadikan menjadi satu saja. Oke deh sob, kalau sobat penasaran dengan ayam geprek ini bisa langsung meluncur ke TeKaPe.



Jam Buka kedai: Pukul 11.00 - 21.00 WIB
Let's Go

Jumat, 05 Agustus 2016

Bakso Kuning Gading, Kini Pindah di Jalan Magelang

Warung Bakso Kuning Gading yang awalnya beralamatkan di Jl. Abu Bakar Ali No.2, kini pindah agak jauh dari pusat kota sob yakni di Jl. Magelang Km. 7,8 Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Bakso kuning gading ini cukup membuat Ane penasaran konon katanya penyajian bakso ini berbeda dengan yang lainnya. katanya ada tambahan daging ayam dan babatnya.



Untuk menjawab rasa penasaran Ane berangkatlah Ane menuju kesana. Warungnya cukup luas dengan meja dan kursi yang tersusun rapi dan bersih. Ada beragam jenis menu bakso dan minuman yang dapat Ane pilih, diantaranya ada bakso babat, bakso otot, dan bakso ayam. Sedangkan minumannya ada teh, jeruk, tape, dan kelapa muda.



Eh, by the way tahu tidak sob mengapa bakso ini dinamakan bakso kuning gading? Konon katanya sieh awal jualannya warung bakso ini menempati sebuah bangunan yang berwarna kuning sehingga disebutlah demikian. Tapi sekarang berhubung pindahnya belum lama, bangunan yang ditempati belum bercat kuning. Apakah kedepannya akan di cat berwarna kuning? ntahlah hanya Tuhan dan penjualnya saja yang tahu, hehehe.



"Mau pesan apa mas?", tanya Sang Penjualnya saat Ane barusaja memasuki warungnya.
"Bakso babat saja Pak", jawab Ane dengan singkat.
"Ma'af, habis ew mas adanya bakso otot dan bakso ayam saja", balas Sang Penjualnya.
"Kalau begitu bakso otot saja Pak", balas Ane tanpa ingin berpusing - pusing lagi.
"Minumnya?", tanya bapaknya lagi.
"Es tape aja Pak", timpal Ane.
"Wah itu juga sudah habis mas", jawab bapaknya.
"Yasudah air es aja Pak", timpal Ane dengan perasaan yang agak menyesal karena apa yang Ane inginkan tak sesuai dengan rencana.
Tak butuh waktu lama sob, pesanan yang Ane pesan sudah datang.



Secara penampilan, bakso ini disajikan memang benar - benar beda sob dengan penyajian bakso pada umumnya. Semangkok bakso berisi 3 buah bakso, sawi, mie kuning, irisan tahu, seledri, sedikit taburan bawang goreng, dan mempunyai kuah yang bening. Ini bedanya sob selain itu semua, juga terdapat suwiran daging ayam yang tentunya menggoda untuk dinikmati.



Rasanya? Kuahnya terasa sangat gurih, tidak asin dan cenderung nikmat. Begitupula dengan baksonya yang terasa sekali rasa dagingnya. Sedangkan pada suwiran daging ayamnya terasa lembut di mulut sehingga dapat memanjakan lidah Ane. Dua kata deh sob untuk ini semua,"Wuenak tenan, Le leduk".



Soal harga, kali ini bapaknya sedang berbaik hati sob, karena baru saja pindah lokasi untuk minumannya Ane digratiskan. So, hanya bayar baksonya saja sebesar 15k saja. Memang sieh sob bila dibandingkan dengan bakso - bakso lain yang ada di Yogyakarta, bakso ini terbilang agak mahal sedikit tapi hal itu sebanding dengan apa yang kita rasakan.
Cara menuju lokasi:



Dari Tugu Jogja, bergeraklah ke arah barat melalui Jl. P. Diponegoro hingga menemukan perempatan lampu merah. Kemudian beloklah ke arah kanan (utara) melalui Jl. Magelang lurus terus hingga menemukan perempatan di bawah jalan layang. Masih lurus lagi ke arah utara hingga sobat menemukan POM Bensin Mlati yang terletak di sebelah kiri (barat) jalan. Maju sedikit, ada jalan balik arah. Nah Warung Bakso Kuning Gading ini berada tepat di jalan balik arah tersebut. Sampai deh!



Berdasarkan informasi yang Ane dapatkan dari Sang Penjualnya bahwa Warung Bakso Kuning Gading buka dari jam 9 pagi hingga maksimal 8 malam, tapi beliau juga menambahkan kalau saat sedang ramai - ramainya bakso ini bisa tutup pada jam 4 sore.
Let's Go

Selasa, 02 Agustus 2016

Warung Makan Pak Bejo Jogja, Pesona Kuliner Pinggir Kota

Kalau ikan wader di goreng dan disajikan menggunakan nasi putih itu sudah biasa sob, tapi bagaimanakah bila wader itu disajikan dengan nasi pecel? Kalau sobat sudah tahu sebelumnya ya syukurlah, tapi sob bagi Ane ini sesuatu yang baru. Kalau bisa mah yang namanya makanan apa dengan makanan apa tetap bisa, tapi permasalahannya apakah enak? Di Jogja sendiri ternyata ada sebuah warung yang menawarkan pecel wader lho sob, warung tersebut bernama Warung Makan Pak Bejo yang terletak di Dusun Wiyoro, Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.



Rasa penasaran pun kini menghantui fikiran Ane, tapi apa boleh buat saking penasaran akan citarasa yang ditawarkannya akhirnya Ane menyambangi tempat tersebut pada tanggal 30 April 2016. Duh, sudah lama ya sob? nggak apa-apa deh. Jaraknya yang tidak terlalu jauh dari kost Ane membuat perjalanan Ane cukup singkat, hanya sekitar 15 menitan saja.
Warungnya cukup sederhana dengan dindingnya yang terbuat dari bambu. Warungnya cukup sepi hanya ada seorang pembeli saja yang sedang menyantap menu makanannya, maklum Ane datang kesini pas sore hari sob mau tutup lagi. Konon katanya warung ini selalu ramai pada saat jam makan pagi atu siang.


Warung Makan Pak Bejo tampak depan
Masuk ah
Begitu Ane beranjak dari tempat parkirnya, Ane langsung menghampiri penjualnya dan memesan apa yang ingin Ane pesan. Sesuai rencana pesanlah Ane seporsi pecel wader untuk menu makanannya dan es campur untuk minumannya. Sebenarnya selain pecel wader ada juga sieh sob menu yang lainnya diantaranya ada soto, sego wader, sego welut, pecel welut, dan lain sebagainya.



Setelah masuk kedalamnya ternyata ada dua jenis tempat duduk yang dapat Ane pilih, ada lesehan dan adapula meja dan kursi. Biar terkesan santai Ane lebih memilih di tempat lesehan saja. Tak perlu nunggu terlalu lama pesanan yang Ane pesan kini sudah ada dihadapan Ane.


Sistem lesehan
Seporsi pecel wader dan semangkok Es campur siap di sikat habis
Pecel Wader
Pecel wader disajikan menggunakan piring rotan yang diatasnya diberi alas berupa lembaran daun pisan. Secara penampilan pecel wader ini tidaklah berbeda jauh bila dibandingkan dengan pecel - pecel pada umumnya. Seporsi pecel wader terbuat dari sayuran bayam, kubis, kacang panjang, taburan seledri dan sedikit bawang goreng yang di siram dengan bumbu kacang. Nah inilah sob yang membedakan antara pecel Pak Bejo ini dengan pecel lainnya yakni hadirnya sebuah wader goreng yang cukup menggoda. Menurut Ane pecel ini cocok bagi penyuka rasa pedas, karena didalamnya juga terdapat dua macam sambal yang siap membakar lidah.



Rasanya? hmmm enak nan lezat sob, bumbu kacangnya cukup kental, sayuran yang digunakan juga segar. Nah ini dia wadernya, wadernya ituloh garing banget sehingga terasa kriuk - kriuk di mulut. Lengkap sudah dengan hadirnya dua macam sambal yang cukup membuat muka basah. Huha, huha, dua kata untuk ini deh sob,"Wuenak tenan, Le leduk".



Es Campur
Seperti pada umumnya es campur disajikan dengan menggunakan mangkok bercap Ayam J***. Semangkok es campur ini berisikan dawet, kacang hijau, cincau, es serut, dan memiliki kuah santan yang kental serta sebagai pemanisnya digunakan susu hitam kental manis. Sebenarnya ada ketan hitam yang tersedia bila Ane menginginkannya, berhubung Ane nggak suka dengannya maka Ane pesan untuk tidak di beri ketan hitamnya.



Berhubung pedas, kini Ane menyeruput es campurnya dulu sebentar. Rasanya ternyata tak kalah lezatnya dibandingkan dengan pecelnya sob, Manisnya kuah santan berpadu dengan manisnya susu hitam serta hadirnya kacang hijau benar - benar membuat es campur ini terasa nikmat di minum. Rasa pedas dan haus Ane kini hilang seketika.



Soal harga masih sangat bersahabat dengan kantong kok sob, untuk semuanya hanya di banderol dengan harga 16k saja dengan rincian 12k untuk pecel wadernya dan 4k untuk es campurnya.
Jam buka warung: Pukul 08.00 - 16.00 WIB.
Soalnya saat Ane masih disana, tepat pukul 4 sore ketika Ane belum keluar warung ini sudah mulai di tutup, itu artinya tinggal nunggu Ane saja untuk keluar dari warungnya.
Sedangkan untuk hari Jumat Tutup/Libur.



Gambaran rute menuju warungnya:
Dari Titik Nol Kilometer Kota Jogja bergeraklah ke arah timur melalui Jl. Panembahan Senopati, Jl. Sultan Agung, dan Jl. Kusumanegara melewati Kebun Binatang Yogyakarta (Gembira Loka Zoo) hingga menemukan perempatan lampu merah setelahnya. Dari sini beloklah ke arah kiri (utara) melalui Jl. Janti hingga sobat akan menemui lagi perempatan lampu merah di Jl. Ringroad Timur. Beloklah ke arah kanan (selatan) melalui Jl. Ringroad Timur hingga menemukan perempatan lampu merah lagi. Dari sini beloklah ke arah kiri (timur) melalui Jl. Raya Wonosari hingga perempatan lampu merah pertama (perempatan Wiyoro). Beloklah ke arah kanan (selatan) hingga kurang lebih 400 meter sampailah sobat di tempat yang sobat maksud.



Warungnya terletak di sebelah kanan (barat) jalan.
Selain disini, Warung Pak Bejo ini sudah membuka cabang baru di Jl. Wonosari Km.9 Yogyakarta (Barat Jogja TV).
Atau mau makan di tempat lain yang dekat dengan warung ini? tenang saja sob, masih ada kok yakni di Warung Makan Pak Suko 
Sampai Jumpa!
Let's Go

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me