Selasa, 27 Agustus 2019

Menjelajah Pantai Sari Ringgung, Sensasi Shalat di Masjid Terapung

Salah satu alasan kuat mengapa Ane langsung mengatakan OK ikut tur wisata ini ialah selain karena kewajiban Ane mendampingi anak-anak juga karena obyek wisata yang dituju cukup menarik dan Ane sendiri pun belum pernah mengunjunginya. Ya, obyek wisata tersebut bernama Pantai Sari Ringgung yang terletak di Desa Sidodadi Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran. Kalau masalah tempat wisata yang ada di Provinsi Lampung, Ane banyak yang tahu sob secara inikan tanah kelahiran Ane dan juga hobi namun selama ini Ane banyak menghabiskan waktu di kota Yogyakarta sehingga banyak tempat-tempat wisata yang belum Ane jamah.



Selain Pantai Sari Ringgung, Provinsi Lampung memiliki banyak obyek wisata yang sangat menarik diantaranya Pulau Pahawang, Pulau Kelagian, Teluk Kilauan, Way Kambas, Gunung Krakatau dan sebagainya. Sebenarnya Ane ingin mengunjungi semua itu, tapi berhubung temanya One Day Tour maka Pantai Sari Ringgunglah yang dipilih mengingat jarak tempuh dari Kota Bandar Lampung tidaklah jauh. Ada apa saja ya yang tersuguh disana?
Selepas mengunjungi Museum Negeri Lampung "Ruwa Jurai", bus yang kita tumpangi melesat menuju ke Pantai Sari Ringgung. Hari masih pagi sekitar pukul 09.15 dan hari ini juga adalah hari Jum'at, itu artinya kita bakalan mendirikan shalat Jum'at disana. Iyes, konon katanya di Pantai Sari Ringgung ini ada Masjid Terapungnya dan jamaahnya itu ada yang pernah datang dari luar negeri, dalam hati berkata "Kayaknya asyik tuh kalau nanti pas Shalat Jumat ada di Masjid Terapung tersebut".



Dalam perjalanan menuju lokasi dan dibarengi oleh rasa penasaran yang ada, dalam hati bertanya-tanya,"seperti apakah pantai ini, apa seperti pantai-pantai kebanyakan di Jawa bagian Selatan, di Jawa bagian Utara, ataukah seperti pantai-pantai yang ada di Pulau Bali? Ada apa saja disana dan daya tarik apa yang ditawarkan olehnya?". Tepat pukul 10.15 WIB sampailah kita di obyek wisata yang kita maksud yakni Pantai Sari Ringgung. Jadi, dari Museum Lampung menuju Pantai Sari Ringgung dibutuhkan waktu sekitar 1 Jam saja. Sebelum benar-benar memasuki area utama Pantai Sari Ringgung, kita diharuskan untuk membayar tiket masuk terlebih dahulu di Tempat Penarikan Retribusi (TPR). Untuk besarannya Ane kurang mengetahui secara pasti karena semua biaya akomodasi dan masuk obyek wisata sudah ditanggung oleh EO. Tak lama kemudian, kini rasa penasaran itu akhirnya terjawab sudah. Owalah seperti ini tow pemandangannya.



Turun dari bus, namanya juga peserta orang banyak jadi mulai berpencar. Ada sebagian orang langsung menuju ke kamar kecil untuk mandi dan beberes diri, ada sebagian lagi yang langsung menuju ke pantai, dan bahkan ada juga sebagian lainnya yang lebih memilih berada disekitar bus saja. Lalu Ane? Rugi dong sob kalau jauh-jauh dari Kabupaten Mesuji kesini cuman duduk-duduk manis saja disekitaran bus yang Ane tumpangi. Ane bersama adik Ane jalan-jalan menuju pantai dan mengeksplorer semua sudut yang ada disini.



Pantainya berpasir putih, cukup bersih dengan garis pantai yang cukup panjang. Meskipun hari ini adalah hari Jum'at tetapi wisatawan yang datang sangatlah ramai bak seperti cendol. Wajar saja, pantai ini cukup epik dan memiliki pemandangan yang sangat menarik. Pemandangan pertama yang cukup membuat Ane kagum adalah keberadaan sebuah Masjid Terapung di tengah laut, sekarang Ane percaya kalau Masjid Terapung itu memang benar-benar ada dan tidak berdasarkan katanya.



Tak kalah menarik, ditengah-tengah laut terlihat disana sebuah pulau yang ntah apa namanya tetapi ku ingin menginjakkan kaki disana. Lengkap sudah pemandangan yang ada, keberadaan bukit-bukit yang mengalur menjadi background daripada pantai Sari Ringgung ini. Tiba-tiba "Ayok mas nyeberang naik perahu 250 ribu saja", terdengar suara seseorang menawarkan jasa penyeberangan. "Nanti dulu Pak, kita ingin jalan-jalan saja di sekitar pantai", balasku. Jujur saja, ingin sekali rasanya Ane menyeberang ke pulau itu menggunakan perahu tapi nanti dulu kita kan rombongan siapa tahu diantara sahabat-sahabat rombongan ada juga yang mau menyeberang kesana. "Yasudah mas 200 saja", ucap bapaknya kembali. Nampaknya bapak ini gigih banget ingin Ane dan Adik Ane menggunakan jasanya.



Merasa harga yang ditawarkan oleh bapaknya cukup murah, Ane tergoda untuk menyeberang kesana namun Ane menjelaskan kepada beliau bahwa Ane memberitahu dulu kepada sahabat-sahabat rombongan tentang ini dan jika jadi Ane bisa menghubunginya kembali. Mulailah Ane bersama adik Ane mencari sahabat-sahabat kita. Ternyata sahabat-sahabat kita ada di sebuah pondokan pinggir pantai, letaknya berada tepat didepan prosotan tong air tumpah. Ya, Pantai Sari Ringgung ini memiliki fasilitas bermain yang cukup lengkap sob diantaranya banana boat, kano, JetSki, dan peralatan snorkling. Terlihat kebanyakan yang bermain air adalah anak-anak, kalaupun orang dewasa ya yang sedang mendampingi anak-anak mereka bermain.



Ane masih keukeuh ingin menyeberang ke pulau seberang dan sepulang dari sana nanti jum'atan di Masjid Terapung. Awalnya sahabat-sahabat rombongan tak ada yang mau menyeberang, yasudah Ane ikut mereka bersantai-santai di pondokan. Sekitar 10 menit kemudian, datanglah seorang laki-laki yang terbilang masih muda menawarkan jasa penyeberangan ke pulau seberang. Awalnya meminta 250 ribu, tapi Ane berbisik-bisik kepada Pak Dwi selaku Kepala Sekolah bahwa dengan 200 ribu pun kita sudah bisa menyeberang. Alhasil terjadi kesepakatan harga antara kita dengan mas tersebut yakni 200 ribu. Pak Dwi menawarkan kepada kita semua apakah mau menyeberang atau tidak dengan harga tersebut. Bak Gayung Bersambut, Ane langsung menyetujuinya dan satu dua sahabat-sahabat lainnya Ok. Alhasil Pak Dwi memerintahkan kepada Ane untuk mengakomodirnya.



Mas nya mengatakan kepada kita kalau muatan perahunya maksimal 12 penumpang dan tidak lebih. Oke, dengan cepat Ane mengakomodirnya ternyata yang ikut dalam perahu tersebut pas 12 orang sudah termasuk Ane, Pak Dwi dan adik Ane. Selain itu Pak Likin, Bu Yani beserta suaminya, Bu Reky beserta suaminya, Bu Eni beserta temannya, dan Pak Marijan beserta isterinya. Sebenarnya ada dua lagi yakni anaknya Ibu Yani dan Ibu Reky, tapi oleh supirnya tidak masuk dalam hitungan. Iyalah, lawong anak masih berusia dibawah 7 tahun masa masuk hitungan.



Setelah membayar sejumlah uang sesuai dengan kesepakatan kita, kita berdua belas naik perahu. Kata masnya pulau seberang yang akan kita tuju adalah Pulau Tegal Mas. Saat menuju kesana, kami melewati Masjid Terapung. Mula-mula ombaknya tidak terlalu besar, namun lama-kelamaan ombaknya menjadi tambah besar. Didalam perahu kita bergurau dan bercanda dengan berbagai macam candaan. Dilihat dari garis pantai, Pulau Tegal Mas ini cukup dekat tetapi pada kenyataannya ketika kita sambangi ternyata cukup jauh juga. sesampainya di Pulau tersebut apa sahabat-sahabat yang terjadi? kita tak bisa menginjakkan kaki disana dan hanya melihat dari dekat saja.



Bergaya dulu biar kekinian
"Kalau kita ingin menginjakkan kaki disana, kita harus membayar terlebih dahulu dengan besaran biaya masuk 40 ribu perorang", celetuk mas supir. Kita rombongan rembukan dan akhirnya kita memutuskan untuk tidak masuk ke Pulau Tegal Mas tersebut. Ane mah oke-oke saja, tapi kalau sahabat-sahabat yang lain bilang tidak mau lantas mau bagaimana lagi? Ibarat kata nieh ya sob ada seorang gadis cantik di Kafe sendirian, namun tak bisa diajak kenalan rasanya itukan kecewa. Tapi tak apa-apalah, kalau begitu Ane mau bercerita sedikit tentang pulau ini berdasarkan apa yang Ane lihat.


Pulau Tegal Mas


Pulau Tegal Mas tidaklah terlalu besar namun mempunyai pemandangan yang cukup eksotis, dua buah bukit menjulang keatas dengan di garis pantainya berdiri cottage-cottage cantik. Seru sepertinya kalau main kesitu, tapi apa boleh buat. Mungkin nanti kalau datang kesini lagi, bisa menginjakkan kaki di situ. Waktu menunjukkan pukul 11.40 dan hari ini adalah hari Jum'at, untuk itu tak lama kita memandangi Pulau Tegal Mas tersebut dan segera kembali ke pantai namun shalat Jum'at terlebih dahulu di Masjid Terapung.


Ini nieh penampakan masjid terapungnya

20 menit kemudian sampailah kita di Masjid Terapung ini, yang laki-laki masuk kedalam masjid sedangkan yang perempuan menunggu di teras. Setidaknya rasa kecewa kita terobati karena bisa menginjakkan kaki disini. Masjid Terapung ini benar-benar terapung namanya Masjid Terapung Al-Aminah. Merasakan Shalat Jum'at di masjid ini menjadikan pengalaman Ane yang tak terlupakan. Namanya saja terapung, selama berada didalam masjid yang Ane rasakan adalah mak yut, yut, yut, yut seperti terbawa oleh gelombang laut serta terdengar suara mak kretek, kretek, kretek, kretek. Pokoknya asyik deh sob. Nah, kalau sobat penasaran dengan apa yang Ane rasakan sobat bisa datang langsung kesini.




Kondisi didalam masjid
Shalat jum'at sudah usai, setelah mengambil gambar dan mengabadikan moment seperlunya kita menaiki perahu lagi guna menuju pantai kembali. Sesampainya di pantai, jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB, Segera kita makan, beberes, dan sebagainya selanjutnya kita melanjutkan perjalanan berikutnya. Merasa penasaran dengan murid-murid Ane, Ane bertanya kepada salah satu dari mereka. Ternyata mereka menikmati Pantai Sari Ringgung ini dengan cara menaiki sebuah bukit "Krakatau View".



Tidak apa-apalah yang paling penting mereka senang. Sebenarnya Ane juga ingin menuju kesana, tapi apa boleh buat waktu yang tidak memungkinkan sehingga setelah makan dan beberes kita go ke tempat berikutnya. Tempat apakah itu? yakni Transmart Lampung yang konon katanya ada sebuah menara eiffel mini.
Let's Go

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me