Selepas dari Pura Agung Besakih, Ane bergerak keselatan melalui jalan dimana yang telah Ane lalui saat berangkat tadi. Ya, tujuan Ane kali ini adalah mengeksplorer Ibukota Kabupaten Klungkung yaitu Semarapura. Jalan yang Ane lalui cukup mulus dan beraspal dengan disamping kanan dan kirinya berdiri rumah-rumah penduduk berarsitektur khas Bali. 40 menit berselang tak terasa kini Ane mulai memasuki Kota Semarapura.
Ada yang menarik dengan kota ini yaitu tampak dikejauhan terlihat sebuah bangunan mirip kubah masjid. Ane kira bangunan tersebut memang benar-benar sebuah masjid, ternyata dugaan Ane salah. Setelah Ane dekati, ternyata bangunan tersebut adalah sebuah Monumen Puputan Klungkung. Bangunan ini berada ditengah-tengah kota. Lalu bagaimanakah dengan Patung Kanda Pat Sari atau biasa disebut dengan Patung Catur Muka Klungkung?
|
Monumen Puputan Klungkung |
|
Patung Kanda Pat Sari |
Patung Kanda Pat Sari sendiri terletak tepat ditengah-tengah kota perempatan jalan antara Jl. Untung Surapati, Jl. Puputan, Jl. Diponegoro, dan Jl. Raya Besakih. Tapi, sebelum sampai dan berfoto-foto di patung tersebut, Ane memilih mampir dahulu disebuah warung makan untuk sarapan pagi. Maklum, perut sudah keroncongan karena dari pagi Ane memang belum makan.
Beruntung, disekitar Patung Kanda Pat Sari ini terdapat sebuah warung makan yang menurut Ane cukup halal. Ntah apa nama warungnya, Ane lupa yang jelas warung makan tersebut menyediakan menu makanan khas berupa ikan nila nyat-nyat. Merasa kurang yakin halal atau tidaknya menu ini, bertanyalah Ane kepada pedagangnya dan ternyata dugaan Ane memang benar bahwa makanan ini dijamin halal.
Setelah memesan paket nyat-nyat seharga 30k dengan mengganti minuman es teh menjadi es degan, kemudian Ane menunggunya. Cukup lama juga Ane dalam menunggu hingga akhirnya semua pesanan yang Ane pesan sudah ada dihadapan Ane. Secara penampilan, masakan ikan nila nyat-nyat ini mempunyai kuah yang kental berbumbu lengkap. Warnanya kuning kaya akan rempah-rempah.
|
Seporsi paket nyat-nyat dan segelas es degan |
|
Seporsi ikan nila nyat-nyatnya |
Ikan Nila Nyat-nyat ini disajikan lengkap dengan nasi putih, sambal matah, plecing kangkung, irisan tomat, dan kol. Kemudian bagaimanakah dengan rasanya? Pertama pada ikan nila nyat-nyat nya. Ikan nilanya sangat empuk sekali dengan rasanya yang tajam khas rempah-rempah sehingga pedasnya cenderung melekat lama dilidah. Kemudian pada plecing kangkungnya, kangkung yang digunakan pun terasa segar dimulut. Lengkap sudah dengan hadirnya sambal matah yang cukup pedas. Dua kata untuk ini semua, "Wuenak tenan, Le Leduk". Untuk itu
|
Tak habiskan semuanya |
Namun sayang, lezatnya ikan nila nyat-nyat ini tidak dibarengi dengan sikap para penjualnya. Terdapat kesalahpahaman antara Ane dengan pedagangnya. Awalnya dia Ok dengan penggantian air minum es teh dengan es degan, tapi begitu Ane membayarnya dia tetap menghitung es teh dan es degannya. Katanya tak bisa es teh manis diganti dengan minuman yang lainnya, karena itu sudah satu paket. Kalau begini caranya seharusnya dia bilang dari awal. Tadi dia bilang bisa, giliran Ane bayar dia bilang tidak bisa. Hufth.
Untuk semuanya, satu paket ikan nila nyat-nyat dengan segelas es kelapa muda (degan) dihargai sebesar 37k. Setelah membayar, Ane keluar dari warungnya dan melihat-lihat Patung Kanda Pat Sari lagi. Biasanya sieh patung ini disebut juga dengan Patung Catur Muka, tapi Ane rasa penyebutan tersebut kurang tepat karena yang Ane lihat disini bukanlah empat muka yang dimiliki oleh Dewa Brahma, yaitu berpenglihatan ke empat penjuru mata angin. Tetapi lebih kepada empat patung yang cukup mirip menghadap masing-masing ke empat penjuru mata angin.
|
Itu patungnya |
|
Nah, yang ini! |
|
Oke??? |
Nampaknya pemerintah sendiri telah memberikan perhatian khusus terhadap patung ini, hal ini ditandai dengan adanya lampu yang terpasang dibagian bawah dan payung-payung serta kain-kain khas Bali yang mengelilinginya. Tak pelak jika patung ini merupakan icon dari Kabupaten Klungkung.
Let's Go