Sebagai pusat kota Kabupaten Klungkung, Kota Semarapura mempunyai beberapa obyek wisata yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan, salah satunya Kertha Gosa. Tempat ini berada dekat dengan Patung Kanda Pat Sari disebelah timur laut, Pasar Klungkung disebelah timur, dan Monumen Puputan Klungkung disebelah utara. Selepas berfoto-foto ria didepan Patung Kanda Pat Sari, Ane langkahkan kaki masuk kedalam.
Untuk memasuki Kertha Gosa Ane diharuskan membeli tiket masuk sebesar 12k. Sesampainya didalam suasananya cukup sepi, hanya ada beberapa pengunjung saja yang terlihat. Itupun semuanya merupakan wisatawan mancanegara. Sejauh mata memandang, disini terdapat dua buah balai yang berdiri secara terpisah. Sebuah balai cukup besar berada ditengah kolam dan balai lainnya berada di pojok timur laut.
Ane bergerak kearah kanan terlebih dahulu menuju balai yang ada di pojok timur laut tersebut. Balai ini bernama Bale Kertha Gosa. Menurut Ane Kertha Gosa ini cukup unik dan menarik. Selain mempunyai arsitektur bangunan yang indah, juga mempunyai langit-langit bale yang ditutupi dengan lukisan tradisional bergaya Kamasan.
Ane tatapi lukisan-lukisan tersebut satu-persatu. Disetiap bagian langit-langit terlukis lukisan yang berbeda-beda, tentu mempunyai ceritanya masing-masing. Ane cukup lama dalam menatapnya dan lama-kelamaan akhirnya Ane sdikit tahu dengan cerita apa yang ada didalamnya. Ada yang menceritakan tentang kehidupan bahwa betapa sulitnya mencari sumber kehidupan didunia ini, dan adapula yang menceritakan tentang fase kehidupan manusia dari lahir sampai mati.
Puas melihat-lihat lukisan yang ada disini, kemudian Ane bergerak kearah barat mendekati bangunan balai yang satunya lagi. Balai tersebut bernama Bale Kambang. Bale ini letaknya ada ditengah kolam yang ditumbuhi tumbuhan teratai, sehingga untuk sampai di balenya maka Ane harus melewati jembatan yang terbuat dari batu-bata.
Ah, Ane tak bisa langsung melewatinya karena masih ada sepasang pengantin yang melakukan foto prewed disini. Iya, Ane nggak heran dengan aktifitas mereka disini karena memang tempatnya cukup indah dan menarik. Sebelum melewati jembatannya, Ane harus melewati candi bentar terlebih dahulu dan kemudian Ane terhibur dengan patung-patung yang berdiri disamping kanan dan kirinya.
Sama seperti langit-langit yang ada di Bale Kertha Gosa, di Bale Kambang ini pun terdapat lukisan-lukisan tradisional bergaya Kamasan, namun dengan cerita yang berbeda. Yang Ane tangkap dari lukisan tersebut adalah diantaranya bertema peperangan dan Kisah Men Brayut yang dikaruniai 18 orang anak sehingga tak ada waktu mengurus hal-hal lainnya yang ada hanyalah mengurus anak mereka saja.
Berdasarkan informasi yang Ane peroleh dari situs www.klungkungkab.go.id bahwa Kertha Gosa yang merupakan obyek wisata andalan Kabupaten Klungkung ini dibangun pada tahun 1686 oleh Dewa Agung Jambe dan dahulu pernah berfungsi sebagai balai sidang pengadilan selama berlangsungnya birokrasi kolonial Belanda di Klungkung (1908-1942) dan sejak diangkatnya pejabat pribumi menjadi kepala daerah kerajaan di Klungkung (Ida I Dewa Agung Negara Klungkung) pada tahun 1929. Sedangkan Bale Kambang sendiri pernah berfungsi sebagai tempat bagi keluarga kerajaan untuk mengadakan upacara agama untuk ritual Manusa Yadnya seperti pernikahan dan upacara potong gigi.
Sekarang Ane bergerak kearah barat. Disini Ane dapat melihat kori agung dibagian selatan dan setelah melewati tanah lapang yang tidak terlalu luas, Ane dapat memasuki sebuah bangunan museum yang sepertinya cukup penting. Museum tersebut bernama Museum Semarajaya (akan Ane bahas dalam bab tersendiri). Masuklah Ane kedalam museum tersebut.
Untuk memasuki Kertha Gosa Ane diharuskan membeli tiket masuk sebesar 12k. Sesampainya didalam suasananya cukup sepi, hanya ada beberapa pengunjung saja yang terlihat. Itupun semuanya merupakan wisatawan mancanegara. Sejauh mata memandang, disini terdapat dua buah balai yang berdiri secara terpisah. Sebuah balai cukup besar berada ditengah kolam dan balai lainnya berada di pojok timur laut.
Loket dan candi bentar obyek wisata Kertha Gosa yang berada disisi timur |
Harga tiket masuk Obyek Wisata Kertha Gosa |
Ane bergerak kearah kanan terlebih dahulu menuju balai yang ada di pojok timur laut tersebut. Balai ini bernama Bale Kertha Gosa. Menurut Ane Kertha Gosa ini cukup unik dan menarik. Selain mempunyai arsitektur bangunan yang indah, juga mempunyai langit-langit bale yang ditutupi dengan lukisan tradisional bergaya Kamasan.
Ane tatapi lukisan-lukisan tersebut satu-persatu. Disetiap bagian langit-langit terlukis lukisan yang berbeda-beda, tentu mempunyai ceritanya masing-masing. Ane cukup lama dalam menatapnya dan lama-kelamaan akhirnya Ane sdikit tahu dengan cerita apa yang ada didalamnya. Ada yang menceritakan tentang kehidupan bahwa betapa sulitnya mencari sumber kehidupan didunia ini, dan adapula yang menceritakan tentang fase kehidupan manusia dari lahir sampai mati.
Puas melihat-lihat lukisan yang ada disini, kemudian Ane bergerak kearah barat mendekati bangunan balai yang satunya lagi. Balai tersebut bernama Bale Kambang. Bale ini letaknya ada ditengah kolam yang ditumbuhi tumbuhan teratai, sehingga untuk sampai di balenya maka Ane harus melewati jembatan yang terbuat dari batu-bata.
Ah, Ane tak bisa langsung melewatinya karena masih ada sepasang pengantin yang melakukan foto prewed disini. Iya, Ane nggak heran dengan aktifitas mereka disini karena memang tempatnya cukup indah dan menarik. Sebelum melewati jembatannya, Ane harus melewati candi bentar terlebih dahulu dan kemudian Ane terhibur dengan patung-patung yang berdiri disamping kanan dan kirinya.
Candi bentar menuju Bale Kambang |
Ini patung-patung yang ada disepanjang jembatan menuju Bale Kambang |
Nah, itu baru bangunan Bale Kambangnya |
Berdasarkan informasi yang Ane peroleh dari situs www.klungkungkab.go.id bahwa Kertha Gosa yang merupakan obyek wisata andalan Kabupaten Klungkung ini dibangun pada tahun 1686 oleh Dewa Agung Jambe dan dahulu pernah berfungsi sebagai balai sidang pengadilan selama berlangsungnya birokrasi kolonial Belanda di Klungkung (1908-1942) dan sejak diangkatnya pejabat pribumi menjadi kepala daerah kerajaan di Klungkung (Ida I Dewa Agung Negara Klungkung) pada tahun 1929. Sedangkan Bale Kambang sendiri pernah berfungsi sebagai tempat bagi keluarga kerajaan untuk mengadakan upacara agama untuk ritual Manusa Yadnya seperti pernikahan dan upacara potong gigi.
Bangunan Monumen Puputan Klungkung terlihat dari Bale kambang |
Sekarang Ane bergerak kearah barat. Disini Ane dapat melihat kori agung dibagian selatan dan setelah melewati tanah lapang yang tidak terlalu luas, Ane dapat memasuki sebuah bangunan museum yang sepertinya cukup penting. Museum tersebut bernama Museum Semarajaya (akan Ane bahas dalam bab tersendiri). Masuklah Ane kedalam museum tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar