Jumat, 24 November 2017

Belanja Oleh-oleh di Joger Bali dan Pasar Seni Sukawati

Setelah sarapan pagi di Warung Jerman, Ane galau hendak mau kemana lagi Ane ini. Ane lihat di buku daftar kunjungan Ane semua tempat wisata sudah Ane jelajahi, hanya menyisakan wisata kuliner saja. Kan nggak mungkin habis makan terus makan lagi, bisa-bisa perut ini meledak, :-). Ditengah kebimbangan itu tiba-tiba muncul ide Ane untuk wisata belanja saja. Seharusnya wisata belanja ini Ane rencanakan sehari sebelum kepulangan ke Jogja, tapi apa boleh buat selagi ada waktu yang kosong kenapa tidak? jugaan kalau lebih cepat kan lebih baik dan bisa menghemat pengeluaran.
Sebagai daerah pariwisata, tentu Bali mempunyai banyak tempat belanja yang dapat Ane singgahi. Tapi, diantara banyak tempat belanja tersebut ada beberapa tempat belanja yang cukup terkenal dan masuk dalam daftar kunjungan Ane diantaranya Krisna Oleh-oleh Khas Bali, Joger Pabrik kata-kata, dan Pasar Seni Sukawati. Berhubung Krisna Oleh-oleh Khas Bali sudah Ane sambangi saat baru saja tiba di Bali, maka kali ini Ane akan menyambangi yang duanya lagi.



Tempat belanja yang akan Ane tuju pertama kali adalah Joger yang terletak di Jl. Raya Kuta. Sudah beberapa kali Ane lewat didepannya, baik itu saat kulineran di Warung Nasi Pedas Ibu Andika maupun mengunjungi obyek wisata Pantai Legian. Sehingga tak perlu lagi Ane pusing-pusing mencari keberadaannya. Ada banyak alasan mengapa Ane mendatangi tempat ini, selain tempatnya yang unik dan berbeda juga produk-produknya yang nyeleneh dengan kata-kata yang aneh tur kualitas barangnya terbilang sangat bagus. Kedatangan kali ini sebenarnya bukanlah kali pertama bagi Ane. Iya, Dahulu Ane pernah datang kesini saat ikut study tour SMA dan Ane membeli sebuah kaos berwarna orange. Setelah sampai dirumah ternyata kaos yang Ane beli kebesaran dan yang memakainya sekarang adalah Ibu Ane. Saat dicuci sekian tahun kaos tersebut terlihat sama saja dengan kondisi awalnya, tidak luntur, tebal, dan enak dipakai. dari situ Ane berfikiran kalau suatu saat ke Bali lagi Ane mau beli lagi kaos produk dari Joger. Sekarang Ane keturutan, saat inilah waktu yang tepat buat membelinya.
Ane sudah tidak kaget lagi dengan tokonya. Dibagian depan, banyak terdapat kata-kata lucu dan unik namun mengandung pesan yang sangat berarti bagi setiap pengunjung yang datang. Ada kata "Ini tembok Joger bukan tembok berlin" tertulis ditembok sebelah selatan. Sedangkan dibagian bawahnya tertulis "Belanja tidak belanja tetap Thank You!".



Joger hanya ada di Bali saja, maka tak heran bila saat Ane mau masuk harus mengantri dulu bak seperti mengantri sembako murah apalagi gratis, :-). Ada tempat penitipan barang terletak persis didepan sebelah kanan pintu masuk. Setelah menitipkan tas dan jaket, lantas Ane bergegas masuk kedalam. Kini Ane dapat membeli apa yang perlu Ane beli. Didalam tidak diperkenankan foto-foto, selain itu di beberapa sisi dinding terpajang tulisan-tulisan mengenai toko ini. Ada yang menceritakan tentang sejarahnya hingga wawancara seorang pemilik Joger bernama Joseph Theodorus Wulianadi dengan beberapa media cetak.
Toko ini terdiri dari beberapa ruang, ada ruang khusus yang memajang berbagai macam souvernir seperti mug, gantungan kunci, tas, sandal, dan lain sebagainya; ruangan souvernir berupa guci dan pernak-pernik lainnya; dan juga ruangan khusus yang memajang koleksi T-shirt. Dari sekian ruangan yang ada, ruang pajang T-shirtlah yang paling ramai diserbu pembeli. Ada banyak pembeli sedang memilih-milih pakaian. Berbagai ukuran tersedia, mulai dari SS hingga Xl. Dahulu Ane memilih kaos berukuran M, tapi kebesaran. Agar tak terulang lagi bertanyalah Ane kepada salah satu pelayannya kira-kira ukuran apakah yang pas dan cocok dengan tubuh Ane ini. Sambil melihat tubuh Ane, beliau menjelaskan kepada Ane kalau ukuran kaos disini berbeda dengan ukuran kaos pada umumnya. "Kita naikkan satu ukuran", tukasnya. Artinya ukuran S disini sama dengan ukuran M kaos pada umumnya, sedangkan ukuran M sama dengan ukuran L. Beliau menyarankan kepada Ane kalau sebaiknya Ane membeli ukuran S saja. Ane terima saran beliau dan saatnya sekarang Ane menentukan kaos model dan jenis apa yang hendak Ane pilih.


Mobil Joger yang pas kebetulan lewat didepan Ane
Tak di tokonya, di mobilnya juga didesain seperti ini
Setelah memilih-milih baik dari segi warna maupun tulisannya, pilihan Ane jatuh pada kaos berwarna abu-abu dengan dibagian depan bertulisan "One spesial night in Bali", sex memang menyenangkan, tapi toh bukan hanya untuk bersenang2 saja dan bergambarkan 2 pasang telapak kaki yang sedang bersama sebanyak 6 kotak. Sedangkan dibagian belakang kaosnya bertuliskan tentang cinta. Begini bunyinya.
"Cinta eros tanpa sex sebenarnya sama saja dengan jika kita menyantap masakan sehat, tapi hambar karena tanpa bumbu. Tapi sebaliknya kalau sex saja tanpa cinta, sebenarnya sama saja dengan kita mengunyah bumbu-bumbu atau rempah-rempah yang pedas-pedas saja, tapi tanpa bahan masakan yang bergizi sama sekali". Inilah keunikan yang dimiliki oleh Joger, kata-kata lucunya ada disebagian besar produknya.



Dari segi harganya memang kaos-kaos ini terbilang agak mahal dibandingkan dengan kaos-kaos pada umumnya, namun tetap saja toko ini tak pernah sepi dari serbuan para pembeli. Sebenarnya sieh selain kaos, ada juga produk lain yang berada disini, diantaranya ada udeng, baju, jaket, celana, dan lain sebagainya. Setelah mendapatkan kaos yang Ane inginkan, lantas Ane berkeliling-keliling lagi. Tak lama kemudian ada sebuah benda yang berhasil menarik perhatian Ane untuk membelinya yaitu sebuah gantungan kunci bermerk Joger dengan kata-kata uniknya sebagai berikut. "Joger adalah pabrik kata-kata ketiga didunia, karena pertama tidak pernah ada, dan yang kedua juga tidak kecuali kalau sudah ada yang mulai mengada-ngada", hahaha.



Untuk dua produk ini Ane harus membayarnya 102k dengan rincian 92k untuk kaosnya dan 10k untuk gantungan kuncinya. Khusus untuk gantungan kuncinya, Ane meminta kepada kasirnya untuk tidak usah dibungkus. Tapi apa sob yang Ia bilang? dengan ramahnya Ia bilang barang sekecil apapun yang dibeli dari outlet ini harus dibungkus. Mantabe' betul!



Berhubung produk disini terbilang mahal bagi Ane yang hanya anak kost-kostan saja, Ane memikirkan untuk membawa oleh-oleh bagi adik-adik Ane tapi dengan harga yang cukup ekonomis. Sama halnya dengan Joger yang telah Ane sambangi beberapa tahun lalu, tempat inipun demikian. Ya, tempat tersebut bernama Pasar Seni Sukawati.

Pasar Seni Sukawati
Keluar dari Joger, Ane geber kuda hijau Ane menuju kesana. Pun demikian dengan tempat ini, Ane sudah tak dipusingkan lagi dengan jalan yang ada. Beberapa kali Ane telah melewatinya. Entah saat Ane menuju ke Ubud atau saat menuju ke bagian timur laut Bali baik itu ke Kabupaten Gianyar maupun ke Kabupaten Bangli.
Biasanya kalau pagi-pagi sekali Pasar Seni Sukawati yang menjual berbagai macam souvernir ini belum buka, yang buka hanya yang menjual berbagai macam jenis bahan sayur-mayur saja. Berhubung kali ini Ane kesini pas siang hari maka tak heran bila tempat parkir sudah dipenuhi oleh kendaraan bermotor.



Setelah memarkirkan kuda hijau Ane, Ane lihat-lihat dahulu dibagian depan pasar. Barangkali ada kaos yang cocok buat di beli. Ada sebuah syarat yang Ane berlakukan pada souvernir yang akan Ane beli nanti yaitu ada tulisan Bali Nya. Selain kaos tujuan Ane kesini adalah beli sepasang sandal buat adik kandung Ane. Dia berpesan kalau oleh-olehnya jangan kaos melulu, soalnya setiap pergi keman gitu Ane selalu membawakan untuknya sebuah kaos dengan bertuliskan nama daerah tersebut. kali ini Ane berencana membawakan sepasang sandal saja.
"Ini mas kaos 40 ribu saja, 100 ribu dapat 3", begitulah suara yang Ane dengar dari setiap penjual yang Ane lewati didepannya.
Satu dua kali Ane mengabaikannya hingga akhirnya Ane mencoba mampir sebentar disalah satu los dekat tempat parkir. Ane tawar-tawar akhirnya kena 40 ribu dapat 3 biji. Harga produk yang dipasarkan di Pasar Seni Sukawati ini memang terkenal akan harga murahnya bagi yang pintar nawar. Sebenarnya Ane sendiri sieh tidak pintar nawar, cuman ada barang Ane tawar sekian kalau tidak boleh ya langsung pergi ke tempat lain. Berbeda dengan kaos, dalam penawaran sandalnya terbilang tidak lancar. Sandal yang ditawarkan dengan harga 30 ribu Ane tawar 12 ribu, tak dikasih. Yasudah!



Pindah ke tempat lain, selain kaos dan sandal sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah berbagai macam souvernir dan barang-barang seni kerajinan khas Bali. Ada lukisan-lukisan cantik, gantungan kunci, wewangian, baju, hingga cemilan. Pokoknya komplit dah. Setelah agak lama berkeliling akhirnya Ane mampir lagi disalah satu los didalam pasar. Sama seperti saat awal menawar sandal, sandal dengan jenis dan motif yang sama tetap saja tak boleh Ane tawar dengan harga 12k dan setelah melalui proses tawar-menawar yang cukup alot akhirnya sandal tersebut boleh Ane bawa pulang dengan harga 15k. "Nggak apa-apalah yang penting dapat", fikirku.




Barang yang Ane cari sudah ada ditangan. Berhubung perut sudah mulai lapar maka setelah keluar dari sini segera Ane langkahkan kaki mencari sebuah warung. kira-kira warung mana lagi ya yang makanannya enak buat dicicipi?
Let's Go

Minggu, 12 November 2017

Warung Jerman Bali, Ternyata Namanya Hanya Sebuah Akronim

Semakin lama di Bali tempat yang Ane jelajahi didaftar kunjungan Ane semakin sedikit. Selain obyek wisata berupa wisata alam maupun pura, Bali juga mempunyai tempat wisata kuliner yang khas dan patut untuk dicoba. Salah satunya adalah Warung Jerman yang terletak di Jl. Raya Puputan no.206, Renon, Denpasar. Pertama kali mendengarnya Ane tak langsung percaya kalau warung ini menyediakan berbagai macam menu makanan khas Bali, pasalnya dari namanya saja sudah kelihatan kalau warung ini ada kaitannya dengan Negara Jerman. Tentu menu makanan yang tersedia merupakan makanan khas Jerman atau warung ini milik orang jerman.
Tapi saat Ane mendatangi tempat tersebut secara langsung barulah Ane percaya kalau warung ini benar-benar menyediakan menu makanan khas Bali, sedangkan kata "Jerman" hanyalah sebuah akronim dari "Jeruk Manis" saja. Saat Ane sampai disini, hanya ada beberapa orang saja yang sedang berkunjung, maklum hari masih terlalu pagi dan warungnya baru saja buka. Hal ini terlihat dari pelayannya yang masih sibuk menyiapkan menu makanannya.



Setelah memarkirkan kuda hijau, lantas Ane masuk kedalam. Warungnya tak begitu luas dengan dindingnya terbuat dari setengah batu-bata dan setengahnya lagi kayu yang dipasang tidak rapat. Di kayu-kayu tersebut terpasang berbagai macam menu makanan yang dapat dipesan oleh para pengunjungnya. Ada sager/be jeruk, ayam panggang sambel matah, jukut urap, tipat bungkul, ayam panggang, tum ayam, ayam bakar, tipat kuah ayam, dan nasi campur ayam. Sementara untuk minumannya ada es campur jerman, es jeruk, es daluman, es teh, dan kopi Bali.



Tak hanya itu dibagian dinding ini juga terpasang beberapa buah foto pemilik warung bersama orang-orang terkenal yang pernah mampir kesini. Dari sekian foto tersebut, ada sebuah foto yang membuat Ane merasa tepat berkunjung kesini. Ya, Foto Pak Bondan Winarno yang terkenal akan kata "Mak Nyusss" nya.



Warungnya cukup bersih dan meja serta kursi terpasang dengan rapi. Ane mengambil salah satu posisi tempat duduk didekat pintu masuk. Setelah memikirkan agak lama hendak mau makan apa, akhirnya pilihan Ane jatuh pada tipat kuah ayam. Sedangkan untuk minumannya apalagi kalau bukan jeruk manisnya. Ane maju kedepan untuk pesan menu-menu tersebut.



Tak lama Ane menunggu, tak sampai 15 menit pesanan yang Ane pesan sudah ada didepan semua. Seporsi tipat kuah ayam dan segelas es jeruk manis. Seporsi tipat kuah ayam terdiri dari setusuk sate lilit, tipat (ketupat), setengah butir telur ayam rebus, sambal, ayam goreng, ayam betutu, sayur, dan tum ayam (dalam bahasa jawa sama dengan bothok), serta ada tambahan semangkok sup ayam yang berisi setengah.


Seporsi tipat kuah ayam dan segelas es jeruk manis
Tipat kuah ayamnya

Lalu bagaimanakah dengan rasanya? berhubung menu yang diunggulkan disini adalah minuman jeruk manisnya, maka dari itu minuman ini yang pertama Ane cicipi. Sruput, sruput, sruput, hmmm rasanya sangat manis dan khas. Tidak beda jauh sieh sama minuman jeruk manis pada umumnya, cuman kadar jeruknya saja yang lebih kental. Sekarang pindah pada tipat kuah ayamnya. Sama seperti sate lilit pada umumnya, rasa sate lilit ini cukup lembut dan empuk di mulut. Begitupula dengan daging ayam dan tipatnya. Sayurnya segar dan lengkap sudah dengan hadirnya sambal yang sangat pedas serta ayam goreng yang terasa kriuk-kriuk begitu mendarat di mulut. Tak ketinggalan juga pada sup ayamnya, rasa kuah ayamnya itu mirip dengan rasa kuah pada bakso yang diberi tambahan seledri dan bawang goreng. Untuk dagingnya juga enak dan Dua kata deh sob untuk ini semua,"wuenak tenan, Le Leduk".






Untuk itu tak habiskan semuanya
Rasa yang enak sepadan dengan harga yang harus Ane bayarkan. Semuanya dihargai 37k saja. Gimana, tertarikkah sobat untuk mencicipinya? Warung ini terletak sangat strategis di pusat kota dekat perkantoran sehingga mudah untuk ditemukan. Letaknya tidak jauh dari Patung Kapten Japa di Bunderan Renon, hanya sekitar 100 meter kearah barat saja. Jam buka warungnya dari pukul 8 pagi hingga sore hari jam 6 Wita.
Let's Go

Minggu, 05 November 2017

Suatu Sore di Taman Kota Denpasar

Awalnya Ane kira langit yang mendung ini akan segera turun hujan. Ternyata tidak, sepulangnya dari Pantai Petitenget langit berangsur-angsur cerah kembali. Saat melintasi Taman Kota Denpasar yang berada di Jl. Gatot Subroto Barat tak sengaja Ane melihat keramaian warga disekitar lokasi. Apakah yang terjadi, ada apa gerangan disana? ternyata ada kejadian sebuah truck yang naik di trotoar jalan. Truck ini mengalami kesulitan saat turun kebawah. Yang menjadi pertanyaan Ane adalah bagaimana mungkin truck itu bisa diatas sedangkan trotoar yang ada cukup tinggi. Ah ntahlah, yang jelas 2 tiang listrik patah karenanya.



Truck yang sedang mengalami musibah
Akibatnya 2 tiang listrik patah
Syukur, mobil yang mengalami musibah ini berhasil diselamatkan lantaran dibantu oleh penduduk sekitar. Sebenarnya di Taman Kota Denpasar ini ada tempat khusus parkir kendaraan bermotor yang berada disebelah utara taman, tapi berhubung Ane malas menuju kesana akhirnya Ane parkirkan saja kuda hijau Ane dipinggir taman sebelah barat. Setelah memarkirkan kuda hijau Ane, lantas Ane bergegas masuk ke taman. Taman Kota ini cukup cantik, dipinggir taman sudah dibangun jalan setapak yang terbuat dari semen. Saat Ane disini terlihat banyak warga masyarakat yang sedang melakukan berbagai macam aktifitas olahraga seperti jogging, jalan kaki, dan bersepeda mengelilingi taman ini.



Agak kedalam lagi Ane melihat banyak kursi-kursi cantik yang terpasang menghadap kearah tengah taman. Sedangkan tepat ditengah-tengah taman telah dibangun sebuah kolam yang kegunaannya Ane kurang begitu tahu. Kolamnya tidak terlalu luas kira-kira hanya berdiameter sekitar 15-20 meter saja. Bentuknya bulat lonjong dengan ditengahnya terpasang ratusan pipa besi yang menjulang keatas. Mungkin kolam ini berfungsi sebagai tempat menarinya air mancur sehingga mampu menarik perhatian warga masyarakat.



"Sambil berkeliling, sambil memfoto-foto moment yang terjadi", itulah yang Ane lakukan disini. Dibagian barat pojok selatan suasana diriuhkan dengan beberapa anak muda sedang memegang komputer jinjing. Nampaknya disini telah dipasang wifi, namun sayang Ane tak bisa mencobanya karena HP Ane tak mendukung untuk melakukan hal itu, :-). Tak jauh dari tempat tersebut terdapat sebuah sangkar burung yang cukup besar dan juga beberapa rumah burung.
Ane rasa tempat ini cukup ramah bagi anak-anak. Bagaimana tidak, saat Ane sampai disebelah timur taman Ane melihat banyak peralatan bermain untuk anak-anak. Mulai dari jungkat-jungkit, perosotan, hingga ayunan. Semua anak bisa menggunakan fasilitas ini sepuasnya tanpa harus mengeluarkan uang sepeserpun. Tentu bagi orang tua harus tetap mendampinginya. Tapi tidak usah khawatir akan bosan, bagi orang tua juga disediakan area bermain yang letaknya tidak jauh dari situ. Seperti bentuk pintu yang terbuat dari besi sehingga bisa untuk menggantung (rangen), dan juga peralatan lainnya yang siap untuk dipakai.


Area bermain untuk anak-anak
Ini juga iya
Nah kalau yang ini baru area bermain untuk orang tua
Sebagai Taman Kota tentulah letak ini sangat strategis. Bagi yang sedang tidak ingin berolahraga, menikmati suasananya pun sudah cukup. Dibagian timur laut Ane melihat sebuah pura yang cukup unik. Tidak seperti pura pada umumnya dibangun dari batuan hitam berwarna menyerupai warna semen, pura ini justru dibangun dari batu bata berwarna merah alami. Untuk jenis bangunannya tow sama saja dengan pura-pura lainnya, ada bangunan pelinggih, wantilan, bale, candi bentar, maupun kori agung. Pura tersebut bernama Pura Agung Lokanatha Denpasar.





Semakin sore masyarakat yang datang juga semakin banyak. Beragam aktifitas mereka lakukan disini. Dibagian tengah lapangan Ane melihat banyak anak muda sedang bermain bola. Tapi Ane merasa terhibur ketika tiba-tiba Ane disuguhkan dengan pemandangan yang lucu. Dua orang wanita berusia remaja membawa seekor anjing yang sangat kecil sekali. Ane perkirakan anjing tersebut belumlah lama lahir. Dan bagian lucunya itu adalah saat anjing tersebut berlarian kesan-kemari, larinya ituloh jangkauannya sangat pendek sekali. Rupanya tak hanya Ane saja yang tak bisa menahan gelak tawa, pengunjung lain pun sontak demikian.



Walau hanya berjalan-jalan saja dan mengambil gambar, setidaknya pemandangan ini sudah cukup membuat hati Ane senang dalam menutup perjalanan keliling di Pulau Dewata hari ini.
Let's Go

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me