Sabtu, 15 Juli 2017

Pura Kehen Bangli, Ada yang Unik Didalamnya

Tak terasa sudah 2 minggu ini Ane berada di Bali. Selama di Bali sudah banyak tempat-tempat wisata yang Ane kunjungi, mulai dari tempat-tempat wisata yang bertemakan budaya, pemandangan alam, hingga kulinernya. Berbicara mengenai budaya, Bali sudah tak perlu diragukan lagi akan eksistensinya. Salah satu contohnya adalah keberadaan Obyek Wisata Pura Kehen yang terletak di Banjar Pekuwon, Desa Adat Cempaga, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli.



Setelah kemarin menjelajah Bali bagian selatan, kini dihari yang ke-15 ini Ane menjelajah Bali bagian tengah agak ke timur mengunjungi tempat tersebut. Dari Kota Denpasar Ane pacu kuda hijau Ane menuju Pasar Seni Sukawati, kemudian berlanjut menuju Kota Gianyar dan saat memasuki Kota Bangli Ane ikuti papan plank yang menuju ke Danau Batur. Ya, jalan menuju Pura Kehen searah dengan jalan menuju Danau Batur. Dan setelah menemukan sebuah patung



Sebuah gapura yang Ane temukan setelah melewati Pasar Seni Sukawati 
Patungnya seperti ini
Ane belok kearah kanan. Hal ini berdasarkan pada sebuah papan plank dan spanduk yang juga mengarah kearah demikian. Tak lama kemudian sampailah Ane dilokasi puranya. Pura Kehen terletak disebelah kiri (utara) jalan dan menghadap kearah selatan. "Pura yang cukup unik dan menarik", itulah kesan pertama Ane ketika menginjakkan kaki disini. Disamping kanan pura terdapat kompleks pertokoan yang belum pada buka, maklum Ane datang kesini kepagian. Jangankan toko, sebuah loket informasi center yang terletak dibagian depan pura pun juga belum buka.




Candi Bentar Pura Kehen yang ada dibagian depan
Loket informasi Center yang terletak diseberang Pura Kehen
Mantab Sob
Terpaksa deh Ane menunggu buka pura ini. Cukup lama Ane menunggu didepan, hingga akhirnya ditengah-tengah Ane menunggu muncul seorang wanita paruh baya menyapa Ane.
Seorang wanita: Mau masuk mas?
Ane           : Iya Bu, tapi belum buka puranya. Kira-kira bukanya
                jam berapa ya Bu?
Seorang wanita: Jam 9 nan mas
Ane           : Eow jam 9 tow Bu?
Seorang Wanita: Iya mas, tapi masuk aja nggak apa-apa mas!
Ane lihat HP Ane dan ternyata waktu baru menunjukkan jam setengah 8 pagi. "Lama juga kalau harus nunggu jam 9 pagi", fikirku.
Ane           : Memang benar-benar nggak apa-apa sekarang saya masuk
                kedalam?



Seorang wanita: Nggak apa-apa mas, masuk saja. Yang penting pakai
                selandang dan sarung ya mas.
Ane           : Baik Bu, sudah ada kok Bu selendang dan sarungnya.
                Ini (sambil menunjukkan kepunyaan Ane kepada ibunya)
Seorang Wanita: Kalau begitu langsung masuk aja mas, silahkan!
Ane           : Baik Bu, terimakasih!
Segera Ane pakai sarung dan selandang Ane, tak lupa juga sebuah udeng kesayangan Ane. Dengan menapaki anak tangga satu persatu, Ane masuk kedalam. Sama seperti pura pada umumnya, Pura Kehen ini terbagi menjadi 3 area yakni nistaning mandala, madyaning mandala, dan utamaning mandala. Hal ini terlihat dari sebuah gambar yang menggambarkan tentang denah pura ini.



Begitu Ane memasuki nistaning mandala, pandangan Ane langsung tertuju pada sebuah titik yang cukup unik. Sebuah pohon beringin yang cukup besar berdiri dengan kokoh dipojok sebelah kanan dengan diatasnya terdapat sebuah bangunan bale yang menempel. Konon katanya pohon ini sudah cukup tua berusia ratusan tahun.


Pohon beringin ini sekilas tampak sama dengan pohon-pohon beringin pada umumnya
Namun setelah melihat keatas
Ternyata ada yang unik yaitu terdapat sebuah bangunan bale yang menempel seperti ini
Berbeda dengan nistaning mandala yang terdapat berbagai macam bale dan palinggih, dibagian  madyaning mandala hanya terdapat 4 buah bangunan saja. Diantaranya Bale Gong Semar Pegulingan, Palinggih Bethara Sakti Mas Ayu Subahdar, Bale Pengungkepan dan Bale Wayang. Tak lama Ane berada disini. Dari sini tampak sebuah meru menjulang tinggi  keatas. Segera Ane langkahkan kaki mendekati meru tersebut, tapi sayang Ane tak bisa mendekatinya karena letaknya yang berada di utamaning mandala.





Sebenarnya sieh Ane bisa masuk kedalam utamaning mandala ini, karena belum ada orang sama sekali disini. Tapi, berhubung Ane tak mau berbuat kurang sopan maka dari pintu masuk inilah Ane melihat seluruh isi yang ada didalamnya. Disana terlihat beberapa meru dengan beragam macam tingkatan, ada yang beratap tumpang 3 dan bahkan ada juga yang beratap tumpang 11. Selain itu diantara semua wilayah yang ada di pura Kehen ini, di utamaning mandala inilah yang paling banyak terdapat bangunannya baik itu berupa bale maupun palinggih. Palinggih-palinggih tersusun secara rapi dari selatan ke utara, dan dari timur ke barat.






Saat menuju keluar pura, Ane melihat sebuah wilayah lagi yang ntah apa fungsi dari wilayah tersebut. Maklum tak ada orang yang bisa Ane tanyai karena yang jaga saja belum berada ditempat. Yang jelas wilayah ini juga terdapat berbagai macam bentuk bangunan, seperti bale, palinggih, dan wantilan.






Maksud hati ingin membayar, tapi apa daya yang jaga belum ada. Sesampainya diluar nampak masih saja loket informasi dalam keadaan kosong, maka dari itu Ane tak membayar tiket masuknya. Hal ini mengingatkan Ane pada kejadian di Pura Tirta Empul. Saat itu Ane tak membayar tiket masuknya. Dari sini Ane dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa berkunjung ke obyek wisata Bali pada pagi hari itu sungguh menyenangkan. Selain udaranya masih sejuk juga bisa gratis masuk obyek wisata.
Hahahaha

2 komentar:

  1. Kamu cm 2 minggu di bali, tp bahan tulisannya ga abis2 mas, kereeen :D. Ini banyak tempat2 yg aku malah br tau skr stlh baca tulisanmu, pdhl aku lumayan srg ke bali dulu. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga besok kalau ke Bali lagi Mbak Fanny bisa berkunjung ke tempat-tempat yang baru deh. Salah satunya ya pura ini, :-)

      Hapus

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me