Sabtu, 28 November 2015

Jalan - jalan ke Black Market Museum, Sebuah Karya Seni dari Sampah


Hai sob gimana nieh kabarnya? semoga baik - baik saja yaw. Kali ini Ane mau bercerita mengenai petualangan Ane di salah satu museum yang ada di Jogja dan hanya buka selama 1 bulan 10 hari dari tanggal 2 November - 10 Desember 2015. Museum Apa itu? yaitu Black Market Museum.
Sebenarnya Ane mau menceritakan tentang kulineran Ane terlebih dahulu di Bakmi Kadin Mbah Hj. Karto, tapi sehubungan ini lebih mendesak jadi Ane mau berbagi info kepada sobat - sobat semua mengenai museum ini terlebih dahulu. Black Market Museum terletak selokasi dengan Bakmi Kadin Mbah Hj. Karto yakni di Jl. Bintaran Kulon No.6 Yogyakarta dan menempati sebuah rumah tua yang sangat tidak terawat. Untuk Bakmi Kadin akan Ane ceritakan besok yaw.
Berawal dari beberapa situs internet yang memberitakan mengenai museum ini dan semakin penasaran saja Ane dibuatnya. Untuk menjawab rasa penasaran Ane berangkatlah ke lokasi Bakmi Kadin dimana lokasi ini selokasi dengan Black Market Museum. Kenapa begitu? karena Setelah kulineran di Bakmi Kadin ini Ane berencana langsung saja berkunjung ke museumnya. Ane sebelumnya tidak tahu sob dimana tepatnya museum ini berada dan akhirnya tanyalah Ane pada salah satu karyawan Bakmi Kadin dan Ia menunjuk ke sebuah pintu untuk menuju kesana dan baru Ane ketahui kemudian lewat pintu belakang museum. Sebenarnya pintu utama masuk museum terletak di sebelah utara.
Apa yang pertama kali terlintas di benak sobat ketika pertama kali mendengar kata museum? Membosankan, pemandangannya gitu - gitu aja, nggak menarik, dll. Tapi anggapan itu menurut Ane tidak berlaku di museum ini. kenapa? karena barang - barang yang ada disini menawarkan pemandangan yang berbeda. Semua barang - barang yang ada dihasilkan dari sampah. Ingin tahu ceritanya? Cekidaut


Pintu masuk museum
Bila sobat memasuki museum ini lewat pintu depan, maka pertama kali sobat akan menjumpai banyak plastik yang digantung dan diisi dengan cairan yang berwarna - warni. Di kiri dan kanan pintu masuk terpasang duah buah bendera yakni Bendera Merah Putih dan Bendera Nigeria. Loh kok bendera merah putih bersanding dengan Bendera Nigeria? Ya, karena proyek yang bernama "Black Market Museum" inilah merupakan hasil karya instalasi yang dibuat oleh seniman dari Nigeria bernama Olanrewaju Tejuoso bekerjasama dengan PAPs (Prison Art Programs) dari Indonesia yang berisikan 4 seniman yaitu Fatoni, Adhik Krisdiantoro, Titus Garu dan Doni Kabo.
Di dalam museum Ane di sambut oleh seorang penjaga yang bisa di bilang seusia dengan Ane. Dia menjelaskan panjang lebar mengenai museum ini. Pada umumnya barang - barang yang ada merupakan hasil dari sampah yang sudah tak bernilai harganya. Di tangan Olanrewaju Tejuoso dan berkolaborasi dengan para seniman Indonesia inilah sampah - sampah tersebut menjadi hasil karya seni yang sekarang dapat kita saksikan di museum ini.
Ada tiga ruangan yang digunakan dalam mengisi hasil karya seni. Ruangan bagian depan terdapat beberapa tema cerita diantaranya masalah transportasi. Dahulu orang menggunakan binatang sebagai alat transportasi. Dengan adanya perkembangan zaman sekarang orang menggunakan sistem transportasi selain binatang.

Benda yang dimaksud dengan masalah transportasi ada di depan dua penjaga museum tersebut
Ada juga tema cerita mengenai "And Us" yaitu mengenai cerita material, dahulu orang memakai material yang ramah lingkungan dan dapat teruraikan. Sekarang material yang digunakan sulit teruraikan.



Tema cerita lainnya bertemakan tentang "we all paid", bahwa apa - apa semua yang ada di dunia ini di bayar. Apa - apa yang yang dibayar tersebut sulit teruraikan dan di sini dicontohkan dengan sampah plastik.


Di ruangan bagian yang kedua menurut Ane lebih seru dan sangat menarik karena berkaitan dengan PAPs itu sendiri. Apa itu PAPs? yaitu komunitas seni yang beranggotakan residivis khusus narapidana narkoba. Jadi di ruangan ini mengusung tema penjara. Di sini kehidupan para napi yang di anggap "sampah" oleh masyarakat. Berikut beberapa gambar yang berhasil Ane abadikan.








Beralih memasuki ruangan yang ketiga, Mata Ane tertuju pada sebuah deretan meja yang panjang dengan didepannya terdapat bendera dari berbagai negara seperti Jerman, Jepang, Kanada, dll. Ternyata bendera - bendera tersebut menggambarkan adanya rapat anggota G20, menariknya di atas meja - meja tersebut bertebarkan makanan dan minuman yang terbuat dari sampah plastik seperti bungkus mie instan, permen, dan juga tempat minum seperti kendi bekas. Alih - alih memecahkan masalah ekonomi di berbagai negara berkembang, justru memperburuk keadaan.




Ada yang menarik bila sobat perhatikan di belakang kursi yakni deretan kertas warna putih dan panjang sekali. Deretan warna putih tersebut menggambarkan sebuah gorden. Benda yang lain yang ada di ruangan ini terdapatnya sebuah kursi yang beralaskan kertas berwarna putih terurai ke bawah yang terpasang di dinding bagian atas. Konon benda tersebut menggambarkan adanya sifat religius yang beketerkaitan dengan unsur Ketuhanan.



Dari sekian cerita di atas sebenarnya di dunia ini sudah tidak ada lagi yang namanya kenyamanan tak terkecuali dengan Yogyakarta. Hal ini tergambar dari berbagai gambar yang ada di Black Market Museum ini.



Nah, gimana sob? menarik bukan? sebenarnya masih ada beberapa benda lagi yang tidak Ane sebutkan dan tentunya tak kalah menariknya. Penasaran kan? segeralah kunjungi Black Market Museum yang ada di Jl. Bintaran Kulon ini yang tak jauh di sebelah timur perempatan Nol Kilometer.
Arahannya:
Dari Nol Kilometer bergeraklah ke arah timur (belok kiri bila sobat datang dari Malioboro) sampai menemukan sebuah perempatan lampu merah. Dari sini masih lurus hingga melewati sebuah Jembatan Sayidan dan sebuah pertigaan. Sebelum perempatan lampu merah, perhatikan keadaan di sebelah kanan jalan. Disini Anda akan menemukan sebuah tulisan berwarna putih di seng yakni "Black Market Museum". Masuklah sobat ke dalam pintu tersebut. Loh kok museumnya kayak gini? terlihat tak terawat. Yapz, disinilah keunikan dari museumnya memilih lokasi yang memang tidak terawat.  
Jam buka    : 10.00 - 20.00 WIB
Tiket Masuk : Rp. 0 (alias gratis)
Jangan sampai di atas tanggal 10 Desember yaw sob karena museum ini hanya ada sampai tanggal 10 Desember saja. Sampai jumpa.

4 komentar:

  1. wah keren mas ada tempat ginian yax di jogja keren dah....

    BalasHapus
    Balasan
    1. He'em mas,,,, sayangnya cuman sampai tgl 10 besok,,, cepetan mas kesana buat hanting poto,, apa malah udah?hehe keren pokoke

      Hapus
  2. Lebih pas disebut pameran seni daripada museum ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya sieh iya mas,,, soalnya barang - barangnya tidak bisa tahan lama, dan kalaupun dibuka dalam waktu yang lama, maka harus ada barang tertentu yang diganti,,,, tapi yaw itulah orang seni mas,, sesuatu yang di anggap gmana di tangan orang seni jadi pantas dan patut

      Hapus

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me