Senin, 26 Januari 2015

Pantai Depok: Jimbarannya Bantul Yogyakarta

Masih di suasana tahun baru. Beranjak dari Pantai Parangtritis menuju ke Pantai Depok. Pantai Depok ini terletak tidak jauh dari Pantai Parangtritis, hanya sekitar 3 - 4 Km saja ke arah barat. Ane berkendara melalui jalan alternatif dalam menuju kesana (bukan lewat jalan sebelum pintu masuk ke Pantai parangtritis lalu berbelok ke kanan dari arah Kota Yogyakarta yang biasa wisatawan gunakan yaw sob). Sepanjang perjalanan Ane disuguhkan pemandangan yang sangat luar biasa indahnya. Tanah yang berpasir dan pohon - pohon yang menjulang ke atas tidak terlalu tinggi. Tidak butuh waktu lama untuk sampai kesini, hanya sekitar 15 menit saja. Tidak ada tiket masuk bagi Ane karena tiket masuk sudah sepaket dengan tiket masuk Pantai Parangtritis. Bahagianya diriku. Istilahnya beli sandal dapat dua buah sandal (yaiyalah, masak beli sandal cuman dapat satu bagaimana yang satunya lagi mas bro). Sandal saja pasangan, apalagi kamu? (duh sedih diriku kalau di tanya begitu).


Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang, artinya kita harus beristirahat sebentar sebelum mengeksplorer pantai. Di sini fasilitas sudah terbilang cukup lengkap, mulai dari Tempat parkir, kamar kecil, tempat ibadah, apalagi kuliner disinilah tempat yang sangat cocok. Tetapi jangan tanya kuliner seafood di sini yaw sob, menurut Ane sih di sini tidak cocok yang kebanyakan orang bilang, tetapi cocok banget. Ane pun memilih sebuah masjid sebagai tempat beristirahat sejenak. Tidak jauh berbeda dengan Pantai Parangtritis, Pantai Depok pun sangat ramai dipadati oleh para wisatawan. Memang waktu itu masih di suasana tahun baru, jadi tak heran bila Pantai ini dipadati oleh para wisatwan yang datang ke Yogyakarta ini.
Singkat cerita, pada pukul setengah 4 siang mulailah Ane mengeksplorer pantai ini. Beranjak dari masjid, Ane bergerak ke arah bibir pantai. Di sepanjang perjalanan banyak kita temui para pedagang yang sedang menjajakan barang dagangannya di sini. Kebanyakan yang mereka perjualbelikan berupa hasil laut yang sudah di olah.


Ane sendiri tertarik membeli ikan laut segar dan kemudian di bawa pulang untuk di olah di rumah. Hari sudah agak sore, kesana kemari Ane mencari para nelayan yang sedang menjual hasil tangkapannya. Tahu tidak sob, apakah yang terjadi? hasilnya nihil. Ane tidak menyerah begitu saja sob, lalu Ane bertanya pada seorang pedagang dan beginilah percakapan kita:
Ane     : Buk nuwun sewu kulo ajeng badhe tanglet, kinten - 
          kinten taseh wonten boten nggeh nelayan sing taseh 
          nyade ulam wayah ngonten niki? (Versi bahasa Jawa)
        : Buk, permisi saya mau bertanya, kira - kira masih ada
          tidak yaw nelayan yang masih menjual ikan pada sore
          hari ini? (Versi bahasa Indonesia)
Penjual : Wah, nggeh sampun boten wonten mas nak yah ngonten
          niki. Benjang enjang mawon sowan mriki maleh. 
          Nak boten sampeyan ten peken ulam mawon, ten riko lak 
          taseh kathah mas. (versi bahasa Jawa)
          Wah, ya sudah tidak ada mas kalau waktu sore ini. Besok
          pagi saja datang kesini lagi. Kalau tidak kamu ke pasar
          ikannya saja, disana masih banyak mas. (versi bahasa
          Indonesia)
Ane     : Eow, la peken ulam nipun nggen sebelah pundi nggeh bu?
          (versi bahasa Jawa)
          Eow, la pasar ikannya di sebelah mana ya buk? (versi
          bahasa Indonesia)
Penjual : Niki lurus mawon (dia menunjuk ke arah barat), mangke 
          wonten perempatan mang belok kanan. Boten tebih kok 
          mas saking riku. (Versi bahasa Jawa)
          Ini lurus saja (dia menunjuk ke arah barat), nanti ada
          perempatan belok kanan. Tidak jauh kok mas dari situ.
          (Versi bahasa Indonesia).
Ane     : Eow, matur nuwun nggeh buk. (Versi bahasa Jawa)
          Eow, Terima kasih ya buk. (versi bahasa Indonesia)
Penjual : Sami - sami. (Versi bahasa Jawa)
          Sama - sama. (Versi bahasa Indonesia)
Dari sini Ane bergerak ke arah barat mengikuti petunjuk yang telah Ane dapatkan dari seorang penjual tadi. Benar bahwa tidak lama kemudian sampailah Ane di Pasar ikannya.

Pintu Masuk Pasar Ikan Pantai Depok
Jangan tanya tentang baunya yaw sob. Baunya Amis banget (yaiyalah namanya saja Pasar ikan, ikan laut lagi yaw pasti bau amis). Tak heran bila Ane menemui ada pembeli yang mengenakan masker untuk menutup hidungnya. Di pasar ikan ini para penjual ikan menjual ikannya dengan menduduki tempat yang sudah ada dengan bangku 2 baris membujur dari timur ke barat yang tertata rapi di sebelah kiri dan kanan jalan pembeli. Keadaan jalan yang berada tepat di tengah - tengah para penjual ikan ini menjadikan para calon pembeli bisa dengan leluasa memilih - milih ikan yang ingin dibelinya.
Berbagai macam ikan di jual di sini, mulai dari bawal, gurame, tuna, cakalan, cumi, udang, kerang, dan kepiting. Tentunya dengan variasi harga yang berbeda. Ane sendiri memilih ikan tuna untuk dibawa pulang dan di masak di rumah. Jangan dibayangkan seorang penjualnya pasti sudah agak tua - tua gitu. Jangan salah sob, banyak penjualnya yang cantik - cantik dan masih muda lo sob di sini.
Bagi para pengunjung yang tidak mau susah - susah membawa ikan ke rumah, bisa langsung di masak di sini dengan cara membeli ikan - ikan segar dari para penjual dan kemudian membawanya ke salah satu warung - warung yang berjajar rapi di sepanjang pantai. Bosen menunggu masakan ikannya? bermain - main dahulu di pantainya.
Ikan sudah di tangan, sebelum pulang ke rumah Ane menikmati pantainya terlebih dahulu. Banyak yang dapat dilakukan di sini, mulai dari mancing, bermain air, menaiki ATV, atau hanya sekedar jalan - jalan saja.


Untuk yang suka mandi di laut, Ane sarankan untuk berhati - hati karena terdapat palung laut yang sangat berbahaya bagi para pengunjung. Untuk yang ingin mengetahui lebih lanjut apa itu palung laut, silahkan search sendiri yaw sob.

Papan Peringatan
Bersantai dahulu sambil menikmati deburan ombak yang menggulung, semilirnya angin yang berhembus di pantai, dan cuci mata melihat cewek cantik yang s**** (hahaha).
Mungkin di benak sobat semua, timbul suatu pertanyaan kapan waktu yang paling tepat untuk mengunjungi Pantai Depok ini? Nah, jawaban Ane adalah ketika musim kemarau dan pada sore hari. Kenapa? karena pada saat itu matahari akan bersinar seharian dan ketika sunset tiba, akan lebih sempurna. Bisa dibayangkan betapa indahnya makan seafood ikan segar hasil tangkapan nelayan secara langsung di pinggir pantai sembari menikmati sunset yang indah mempsesona. Maka tak pelak inilah yang di maksud dengan Pantai Depok merupakan jimbarannya Bantul Yogyakarta. Hal ini merujuk pada pantai Jimbaran yang ada di bali.

Duh, santainya orang ini
Berbagai kapal nelayan berjajar rapi di bibir pantai sehingga menambah nilai keindahan tersendiri di sini. Biasanya para nelayan menangkap ikan pada malam hari dan pulang pada pagi atau siang hari. Bagi sobat yang ingin membeli ikan langsung dari para nelayan dapat datang pada pagi hari dan jangan pada sore hari yaw, nanti seperti Ane yang sudah tidak ada nelayan yang menjual ikannya. Terpaksa deh Ane harus membelinya di pasar ikan. Nieh ikannya, ada yang mau? ya sudah kalau tidak ada yang mau.

Ini Ikan Tuna, Ada yang Mau?
Waktu semakin sore saatnya Ane untuk kembali ke rumah. Sebenarnya justru waktu yang paling baik menikmati Pantai Depok adalah pada sore hari, namun karena kondisi cuaca mendung dan tidak memungkinakan untuk menikmatinya sekarang maka Ane memutuskan untuk pulang. Nah, sebelum beranjak pulang kita diharuskan membayar biaya parkir sebesar 2k.
Begitulah kira - kira mengenai cerita petualangan Ane di sini. Tunggu cerita Ane berikutnya ya sob, sampai jumpa.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me