Rabu, 28 Desember 2016

Pura Pusering Jagat Pejeng, Gianyar, Bali

Selepas dari Pura Gunung Kawi, Ane bingung mau berkunjung kemana lagi. Memang, saat Ane menuju kesini (Tampaksiring) Ane banyak melihat pura-pura di pinggir jalan. Namun saking banyaknya malah membuat Ane bingung pura-pura mana lagi yang hendak Ane kunjungi. Fikir punya fikir akhirnya Ane memutuskan untuk berkunjung ke Pura Pusering Jagat.


Ntah mengapa dan kenapa pura ini yang akhirnya Ane pilih. Mungkin karena namanya yang unik atau karena letaknya yang agak kedalam sehingga berhasil membuat Ane penasaran. Untuk menjawab rasa penasaran Ane tersebut akhirnya Ane menuju ke pura ini. Ane pacu kuda hijau Ane kearah selatan searah jalan menuju pulang. Ditengah jalan, tak sengaja Ane membaca sebuah papan nama bernama "warung jawa". Papan nama tersebut terpasang disebelah kanan (barat) jalan. Merasa perut Ane dalam keadaan kosong karena memang dari pagi belum makan, lantas Ane belokkan kuda hijau Ane menuju ke warung tersebut. Singkat cerita, setelah selesai makan Ane pacu lagi kuda hijau Ane menuju selatan. 20 menit berselang tak sengaja Ane membaca sebuah papan nama di kanan (barat) jalan bertuliskan "Pura Pusering Jagat". Sesuai dengan niatan awal Ane mengunjungi pura ini, lantas beloklah Ane menuju kedalam pura tersebut.


Berbeda dengan lahan parkirnya yang terletak di pinggir jalan, area pura ini berada agak kedalam. Ane harus masuk kejalan yang cukup sempit supaya sampai di pintu masuknya. Sesampainya di pintu masuk, terlihat disana seorang wanita setengah baya sedang menjajakan barang dagangannya. Ane mampir dahulu sebentar untuk membeli sebotol minuman, sambil berbincang-bincang dengan beliau belakangan Ane ketahui kalau beliau ini adalah Sang Penjaga puranya.


"Mau masuk mas?", tanya beliau.
"Iya Bu, kira-kira yang jaga ada tidak ya Bu?", jawab dan sekaligus tanya Ane kepada Ibunya.
"Saya sendiri yang jaga mas", jawab beliau yang sempat membuat Ane terkejut.
"Iya tow Bu?", tanya Ane penuh keheranan.
"Iya mas, saya sendiri yang jaga", jawab Ibunya meyakinkan Ane.
"Silahkan langsung masuk saja mas, nggak apa-apa. Tapi pakai sarung dan selendang ya mas ya?", suruh ibunya.
"Baik Bu", jawab Ane.
"Sudah ada belum sarung dan selendangnya?", tanya ibunya kembali.
"Sudah Bu, la ini", jawab Ane sambil menunjukkan semua perlengkapan yang Ane bawa.
Tak ada tiket masuk yang dikenakan, sehingga Ane bisa langsung masuk kedalam. Memasuki pintu kiri area pura, Ane dihadapkan pada bangunan bertangga menjorok kedalam tanah dengan area lapang ditengahnya, seperti area untuk menonton pertunjukkan. Kelihatannya arena ini baru saja digunakan untuk suatu acara, hal ini terlihat dari adanya benda seperti ember dan lain sebagainya.

Seperti area untuk menonton pertunjukkan

Sepasang patung gajah berukuran besar nampaknya siap menyambut kedatangan para tamu yang datang. Sepertinya patung ini sudah berusia tua, hal ini tampak dari penampilannya yang berlumut. Dibagian luarnya terukir rantai serta bunga padma.
Pura ini memang baru saja digunakan untuk upacara, semua pintu gapura baik berupa kori agung maupun bentar dalam keadaan terbuka. Seperti pura-pura pada umumnya, Pura Pusering Jagat mempunyai banyak pelinggih dan beberapa buah balai. Beberapa langkah kemudian, Ane menemui lagi candi bentar.

Pelinggih-pelinggih yang ada di Pura Pusering Jagat


Karena ini adalah area paling dalam pura, maka Ane tak mau masuk begitu saja. Ketika Ane disini, kebetulan ada beberapa orang yang akan melakukan ibadah. Salah seorang dari mereka merupakan pria setengah baya berpakaian serba putih yang akan memimpin jalannya ibadah. Karena jarak kita yang cukup jauh, Ane memberi isyarat kepadanya apakah Ane dapat masuk kedalam atau tidak. Ternyata Ane diperbolehkan untuk masuk kedalam.


Sesampainya didalam, hmmm ternyata banyak anjing yang berseliweran kesana-kesini. Baru kali ini Ane menjumpai anjing berada di bagian paling terdalam pura atau disebut dengan utama mandala. Berhubung Ane takut sama anjing dan tak ada orang yang bisa Ane tanyai, maka tak banyak informasi yang Ane dapatkan disini.



Berdasarkan informasi yang Ane dapatkan dari berbagai sumber bahwa Pura Pusering Jagat yang terletak di Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar ini memiliki arti Pura Pusat semesta/dunia. Pura ini adalah tempat pemujaan Batara Amangkurat, yaitu dewa penuntun bagi mereka yang sedang memangku kekuasaan atau jabatan agar senantiasa memerintah dengan baik dan bijaksana.


Keluar dari halaman pura, Ane mampir lagi sebentar di warung yang Ane ampiri tadi. Ane bercakap-cakap dengan pedagangnya. Dia memberitahukan kepada Ane kalau ada bulan yang turun di Desa Pejeng. Bulan tersebut ada di Pura Penataran Sasih. Letaknya tidak jauh dari sini. Berbekal dari informasi tersebut akhirnya Ane menginjakkan kaki disana. Seperti apakah lanjutan ceritanya? tunggu saja ya sob cerita Ane selanjutnya di blog ini.
Sampai Jumpa!

2 komentar:

  1. digianyar memang banyak terapat pura, ternyata pura pusering jagat pejeng ini justru lebih keren dan mumpuni dibandingkan pura yang ada disebelahnya ya

    BalasHapus

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me