Rabu, 01 Juni 2016

Bubur Kalkun di Warung Burjon Jogja

Hai, hai, hai, pagi yang cerah dengan Sang Mentari mulai menampakkan pesonanya di ufuk timur. Setuju tidak sob kalau pagi - pagi selain enaknya makan soto juga makan bubur?. Kalau makan bubur ayam mah sudah biasa lah ya, lalu bagaimana dengan bubur yang satu ini? "Bubur Kalkun" lah namanya yang tersedia di Warung Burjon. Letaknya ada di Jl. C. Simanjutak, Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Jogja.


Letaknya yang cukup dekat dengan kost Ane membuat Ane tak memerlukan banyak waktu untuk sampai sini sob. Warungnya cukup luas dengan desainnya menyerupai rumah adat seperti "Joglo". Namun ada yang aneh sob dengan warung ini, yakni terpisahnya tempat meletakkan barang dagangannya yang terbilang cukup sederhana hanya dengan menggunakan gerobak dorong dengan tempat dimana para pengunjungnya duduk yang terkesan lebih eklusif.


Tampak sudah ada beberapa pengunjung yang sedang menikmati pesanannya. Ane yang tak mau berlama - lama di parkiran, langsung saja Ane langkahkan kaki menuju ke gerobak dorongnya. Ane pesan seporsi bubur kalkun sebagai makanannya dan segelas air putih sebagai minumannya. Kenapa hanya air putih? biar sehat dan tubuh tetap bugar. Halah ngeles Nis, bilang aja biar ngirit. Hahaha, benar sob Ane kesini pas tanggal tua 28 April 2016 jadi kantong semakin nipis dan bagaimana caranya kulineran dengan harga yang seekonomis mungkin.


Seusai memesannya, selanjutnya Ane menunggu di ruang yang berbentuk joglo tersebut. Ruangannya cukup bersih, dan meja serta kursi tertata dengan rapi. Cukup lama juga Ane menunggunya, ya sekitar 15 menit. Pesanan yang Ane tunggu - tunggu akhirnya kini datang juga.
Bubur ini disajikan dengan mangkok yang cukup besar, lebih besar bila dibandingkan dengan mangkok cap ayam jago. Secara penampilan semangkok bubur kalkun ini berisikan suwiran ayam kalkun, kerupuk, emping, taburan seledri, bawang goreng dan cincangan loncang, cakwe, kacang kedelai, dan tentunya buburnya itu sendiri yang berwarna putih.




Sekarang saatnya Ane mengeksekusinya. Rasa buburnya terasa lembut di mulut, suwiran daging ayamnya juga gurih seperti gurihnya daging ayam kampung. Lengkap sudah dengan adanya kerupuk dan emping yang membuat citarasa yang berbeda pada buburnya. Satu kata untuk ini semua,"Wuenak tenan". Tak sampai seperempat jam


Teng tong, habis sudah semuanya
Masalah harga, tenang aja sob nggak usah khawatir. Untuk seporsi bubur kalkun hanya dibanderol sebesar 10k saja, sementara segelas air putihnya gratis tis tis. Gimana, tertarik untuk mencobanya?
Jam buka warung Bubur Kalkun "Burjon" dari jam 6 pagi hingga 11 siang. Konon katanya sieh sebelum jam 11 buburnya sudah habis jadi tutup lebih awal. Supaya sob sampai sini nggak kehabisan sebaiknya datanglah lebih awal sebelum jam 10 pagi.
Sudah tahu lokasi persisnya?
Kalau belum, berikut gambaran rute menuju lokasinya.



Dari Tugu Jogja, bergeraklah ke arah timur melalui Jl. Jend. Sudirman melewati jembatan dan sobat akan bertemu pertigaan lampu merah. Masih lurus lagi ke arah timur hingga menemukan perempatan lampu merah yang di samping kanannya terdapat Toko Buku Gramedia. Dari sini beloklah ke arah kiri (utara) melalui Jl. Cik Ditiro hingga bundaran UGM. Beloklah ke arah kiri (barat) melalui Jl. Terban hingga perempatan lampu merah yang di samping kirinya terdapat Mirota Kampus. Dari sini beloklah ke arah kiri (selatan) hingga sejauh kira - kira 75 meter sobat akan menemukan belokan ke arah kanan (barat). Belokan ini merupakan belokan pertama yang mengarah ke kanan (barat). Beloklah ke arah belokan tersebut dan kurang lebih sekitar 75 meter sampailah sobat di tempat yang sobat maksud.
Warungnya terletak di sebelah kiri (selatan) jalan.

10 komentar:

  1. wuih cukup murah itu mas, bubur kalkun, padahal kalkun aja sudah mahal ya... kalau di Jogja ga tau ya mungkin murah
    di Batam kalkun mahal euy... belum pernah beli, tapi mentahnya aja 1 ekor di atas 150rb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu dia mbak,,, di Jogja apa - apa masih murah kok mbak,,, sini pindah ke Jogja aja,,, Lawong situ dekat Singapura mbak, jadi apa - apa mahal,,, hehehe
      Aku belum lama mbak ngerasain bubur kalkun ini, Baru kesampean kemarin.... Ya walaupun cuman sedikit, :-)

      Hapus
  2. wah bubur kalkuk unik yah hehe.... mas petamu aku selalu naksirrr hehehe.... kayaknya boleh nih di list dalam hati pikiran perasaan dan doa doa indah sapa tau ada orang khilaf ngajak kenyang dimari hehe... mantap mas Anis... siap" gempar deh trafiicnya nih pas ramadhan hehe... smga berkah mas Anis... mas anis bakal punya warung makan juga nih kayaknya mantap

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, buburnya emang unik.
      Weh, terima kasih deh mas kalau naksir, yang penting jangan ama adminnya,,, cowok soalnya, hahaha....
      Judulnya gratisan lagi ya mas Angki? aku mau dah kalau gitu, kalau ada ajak - ajak, hehehe. Kalau Ramadhan yang penting gak makan di siang hari,,, dosa nanti, hehehe.
      Do'akan aja mas, ntar buat mas Angki tak kasih harga orang lain, hahahaha pizzzzz a

      Hapus
  3. Mas, aku sering lhoo ke Gramedia Sudirman *lah malah bahas toko buku*
    Tapi blum pernah tau tempat ini :D

    BalasHapus
  4. DUh jaid penasaran nih gan :-/ belum pernah rasan soale. Hehehe

    BalasHapus
  5. beneran dagingnya kalkun? soalnya hrgnya murah bgt :D.. biasanya kalkun di jkt itu mahal sih.. tapi mungkin krn diksh dlm bntuk suwiran kali ya mas.. makanya bisa murah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak,,, bentuk suwirannya bukan kayak soto mbak,,,
      Tapi lebih tipis - tipis, makanya murah. Iya sieh ya Ayam kalkun itu sendiri kan mahal ya? tapi ini kok ada bubur di kasih daging kalkun harganya cukup murah. Kapan - kapan coba sendiri deh mbak Fanny, hehehe

      Hapus

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me