Apa yang terlintas di benak sobat ketika mendengar kata "sayur jengkol"? mungkin sebagian besar atau bahkan semua orang langsung beranggapan kalau jengkol itu bau, mau di sayur apa saja pasti tetap bau. Nah, kalau begitu adanya coba deh sob makan sayur jengkol di Rojo Jengkol's yang terletak di Jl. Kabupaten No.2 Dusun Jambon, Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Semua yang menganggap kalau sayur jengkol itu bau, sehabis memakannya bisa balik 100 persen beranggapan kalau sayur jengkol itu ternyata tak selalu bau.
Awalnya Ane juga kurang percaya sob, kok bisa sayur jengkol itu tidak bau dan cenderung enak. Untuk membuktikannya Ane langsung menuju TeKaPe. Letaknya yang tak begitu jauh dari kost Ane membuat Ane tak memerlukan banyak waktu, hanya sekitar 15 menitan saja waktu yang Ane perlukan untuk sampai sini.
Warungnya cukup sederhana, memanfaatkan bagian teras dan ruang tamu rumah. Di bagian teras, selain untuk meletakan berbagai macam menu olahan jengkol juga sebagai tempat para pengunjung dalam menikmati menunya tetapi dengan sistem meja dan kursi. Sedangkan bagian dalam ruang tamu dapat digunakan oleh para pengunjung dalam menikmati olahan menunya dengan sistem lesehan.
Bagian teras rumah |
Bagian ruang tamu rumah |
"Mau makan apa mas?", tanya Sang Penjual kepada Ane yang Ane ketahui belakangan kalau nama beliau adalah Mbah Mujiyem.
"adanya apa saja mbah?", tanya Ane sebagai pertimbangan hendak mau makan apa Ane ini.
"Ada semur, balado, rendang, dan gulai jengkol", balas simbah sambil menunjukkan satu persatu menu masakan jengkol yang ada.
Kiri: Semur jengkol, Kanan: balado jengkol |
"Memang perbedaannya apa saja mbah?", tanya Ane lagi yang penasaran dengan menu - menu jengkol tersebut.
"Kalau balado diolah tanpa menggunakan santan, kalau rendang atau gule diolah menggunakan santan", jawab beliau dengan jelas.
"Eow gitu", gumam Ane. "Yasudah mbah balado jengkol aja", jawab Ane sambil menunjuk sayur balado yang tersedia.
Kiri: rendang jengkol, kanan: gulai jengkol |
"Baik mas, minumnya apa?", tanya beliau lagi kepada Ane.
"Adanya apa saja mbah selain teh dan jeruk?, tanya Ane lagi.
"Kopi, ada nescafe, kopi hitam", jawab beliau.
"Yasudah nescafe aja mbah, tapi es ya mbah?", balas Ane sambil berfikir cepat.
"Iya mas, di tunggu sebentar ya".
"Iya mbah".
Tak sampai 2 menit, kini semua pesanan yang Ane pesan sudah datang, seporsi jengkol balado dan nasinya serta segelas es kopi. Walau warungnya terbilang rumahan, tapi dalam penyajiannya tak asal - asalan sob. Seporsi jengkol balado diletakkan terpisah dari nasinya, sementara nasinya ditempatkan di sebuah piring yang beralaskan daun pisang. Jarang - jarang begini ya sob, keren.
Secara penampilan balado jengkol ini mempunyai kuah yang kental dengan lumuran biji cabai yang sepertinya berasal dari cabai merah. Bau yang dikhawatirkan kebanyakan orang selama ini, disini tak terbukti sob. Lalu bagaimanakah dengan rasanya? hmmm enak, karena jengkol yang di olah saat Ane mengunjunginya adalah jengkol yang masih muda. Kemudian apakah menimbulkan bau di mulut? oh ternyata tidak terbukti sob, Bener - bener ajib Mbah Mujiyem ini. Dua kata untuk semua ini,"Wuenak tenan, Le leduk". Saking enaknya olahan balado jengkol ini dan berhubung lapar juga, akhirnya Ane nambah nasi putih satu porsi lagi.
Soal harga masih bersahabat kok sob, untuk seporsi balado jengkol, nasi putih, dan es kopi hanya di hargai sebesar 20k saja. Berhubung Ane nambah nasi satu porsi maka jumlah uang yang Ane bayarkan sebesar 23k saja. Sehabis membayarnya, Ane pun banyak berbincang - bincang dengan beliau, tapi kita menggunakan bahasa jawa.
Ane : Saking tahun pinten mbah warung ipun berdiri?
Dari tahun berapa mbah warungnya berdiri?
Mbah Mujiyem : urong sui kok mas, bulan November tahun wingi.
Sekitar 5 wulan yo mas?
Belum lama kok mas, bulan November tahun kemarin.
Sekitar 5 bulan ya mas?
Ane : Nggeh mbah. Lajeng kok saged jualan olahan menu
jengkol. Wau - waune kepripun mbah niku? ide ipun
saking pundi?
Iya Mbah. Lalu kok bisa jualan olahan menu jengkol.
Tadi - tadinya bagaimana mabh itu? idenya darimana?
Mbha Mujiyem : Dadi ngene mas pas sore - sore aku iseh jagongan karo
anakku, ujug - ujug anakku pengen jualan. lajeng aku
ngeke'i ide nek jualan ki kiro - kiro sek uwong males
ngolah tapi seneng. Akhire dadilah warung jengkol
iki. Dadi sek ngusahakne jengkole Heri anakku,
Sek ngolah aku. Sak durunge buka warung mas, aku
ngolah ndisek, seuwise mateng tak kon nggowo anakku
terus tak kon ngedumke konco - koncone. Piye
tanggepane. Anakku kan MC mas, ew ndilalah jare enak.
Yo akhire ngadek sampai saiki.
Jadi begini mas pas sore - sore saya masih dengan
anak saya, tiba - tiba anak saya ingin jualan. Lalu
saya memberi ide kalau jualan ki kira - kira yang
orang malas mengolah tapi senang. Akhirnya jadilah
Warung jengkol ini. Jadi yang mengusahakan jengkolnya
Heri anak saya, yang mengolah saya. Sebelum membuka
warung mas, saya mengolah dahulu, sesudah matang saya
suruh membawa anak saya kemudian saya suruh
membagikan ke teman - temannya. Bagaimana
tanggapannya. Anak saya kan MC mas, ew ndilalah
katanya enak. Ya akhirnya berdiri sampai sekarang.
Ane : Eow. Sek ngolah mbah Muji piyambak tow mbah? pantesan
sekeco. Kan sampun kawentar upami jengkol niku
bau. Lajeng kepripun tow mbah kok saged mboten bau
olahan ipun simbah?
Eow. Yang mengolah Mbah Muji piyambak tow mbah?
pantesan enak. Kan sudah terkenal kalau jengkol itu
bau. Lalu bagaimana tow mbah kok bisa tidak bau
olahannya simbah?
Mbah Mujiyem : Rahasiane mas, kui proses pengolahane. Bar tuku,
setidake butuh waktu sekitar 5 dino sampai jengkole
bisa bener - bener di maem. Di rendem ndisek, di
kupas kulit tipise, di rendem meneh, di godok
lajeng baru bisa di olah.
Rahasianya mas, itu proses pengolahannya. Sehabis
beli, setidaknya butuh waktu sekitar 5 hari sampai
jengkolnya bisa benar - benar di makan. Di rendam
dahulu, di kupas kulit tipisnya, di rendam lagi, di
rebus kemudian baru bisa di olah.
Ane : Eow. Lajeng jengkol ipun di pasok saking pundi mbah?
Eow. Jengkolnya di pasok darimana mbah?
Mbah Mujiyem : sek angel jengkole mas, kadang di pasok teko Klaten,
Purworejo, bahkan wingi anakku pesen seko koncone
nang Lampung. Nek pas musim rego jengkol murah mas
14 ribu per Kg. Nek iki wingi gandeng ora musim yow
larang banget 65 - 85 ribu per Kg. Tapi yow piye
meneh mas, makane rego menune menyesuaikan rego
jengkole. Nek ora ngunu yow piye mas.
Yang sulit jengkolnya mas, kadang di pasok dari
Klaten, Purworejo, bahkan kemarin anak saya pesan
dari temannya di Lampung. Kalau pas harga jengkol
murah mas 14 ribu per Kg. Kalau ini kemarin berhubung
tidak musim ya mahal sekali 65 - 85 ribu per Kg. Tapi
ya gimana lagi mas, makanya harga menunya
menyesuaikan harga jengkolnya. Kalau tidak begitu ya
gimana mas.
Ane : La enggeh mbah, leres niku. Lajeng sek paling angel
olahan menu nopo?
La iya mbah, benar itu. Lalu yang paling sulit
olahan menu apa?
Mbah Mujiyem : Rendang mas, bumbune okeh. Nganggo parutan kelopo
barang soale. Lalu gule, semur baru balado. Balado
sek paling cepet ngolahe. Nggak ngenggo kelopo
barang soale.
Rendang mas, bumbunya banyak. Pakai parutan kelapa
juga soalnya. Lalu gule, semur baru balado. Balado
yang paling cepat ngolahnya. Tidak pakai kelapa
juga soalnya.
Ane : Eow. Pembeli saking pundi mawon mbah ingkang sampun
nate sowan ten mriki?
Eow. Pembeli darimana saja mbah yang sudah pernah
datang kesini
Mbah Mujiyem : Wes tekan ngendi - ngendi kok mas, teko Semarang yow
eneng, Suroboyo, bahkan Jakarta.
Sudah dari mana - mana kok mas, dari Semarang ya ada,
Surabaya, bahkan Jakarta.
Ane : Wah, keren nggeh mbah. Nggeh mpun nggeh mbah, mugi -
mugi warung ipun tambah ramai. Ajeng pamit, sek
sampunipun matur nuwun.
Wah, keren ya mbah. Yasudah ya mbah, semoga warungnya
tambah ramai. Mau pamit, sesudahnya terima kasih.
Mbah Mujiyem : Nggeh mas, sami - sami.
Iya mas, sama - sama.
Nah itulah sob bincang - bincang Ane dengan simbahnya. Gimana, penasarankah dengan olahan menu jengkol yang ada di Rojo Jengkol's ini? kalau begitu sobat bisa datang langsung ke TeKaPe.
Bagi yang belum tahu lokasi persisnya, berikut gambaran rutenya.
Dari Tugu Jogja, bergeraklah ke arah barat melalui Jl. Diponegoro hingga bertemu perempatan lampu merah. Masih lurus lagi melalui Jl. Kyai Mojo dan bersambung ke Jl. Godean hingga sobat menemukan lagi perempatan lampu merah. Beloklah ke arah kanan (utara) melalui Jl. Kabupaten hingga bertemu perempatan yang ditengahnya terdapat pohon beringin. Masih lurus lagi ke utara dan tak lama lagi sobat akan sampai di warung yang sobat maksud. Warungnya terletak persis di pojok pertigaan sebelah kiri (barat) jalan.
Jam Buka Rojo Jengkol's: Pukul 08.00 - 16.00 WIB
Bukanya warung ini tergantung ketersediaan jengkol yang ada. Kalau stok jengkol ada, warungnya buka. Tapi bila stok jengkol sedang tak ada, ya terpaksa warungnya tutup. Seperti itulah informasi yang Ane dapatkan dari Mbah Mujinya sendiri.
Tak sampai 2 menit, kini semua pesanan yang Ane pesan sudah datang, seporsi jengkol balado dan nasinya serta segelas es kopi. Walau warungnya terbilang rumahan, tapi dalam penyajiannya tak asal - asalan sob. Seporsi jengkol balado diletakkan terpisah dari nasinya, sementara nasinya ditempatkan di sebuah piring yang beralaskan daun pisang. Jarang - jarang begini ya sob, keren.
Secara penampilan balado jengkol ini mempunyai kuah yang kental dengan lumuran biji cabai yang sepertinya berasal dari cabai merah. Bau yang dikhawatirkan kebanyakan orang selama ini, disini tak terbukti sob. Lalu bagaimanakah dengan rasanya? hmmm enak, karena jengkol yang di olah saat Ane mengunjunginya adalah jengkol yang masih muda. Kemudian apakah menimbulkan bau di mulut? oh ternyata tidak terbukti sob, Bener - bener ajib Mbah Mujiyem ini. Dua kata untuk semua ini,"Wuenak tenan, Le leduk". Saking enaknya olahan balado jengkol ini dan berhubung lapar juga, akhirnya Ane nambah nasi putih satu porsi lagi.
Soal harga masih bersahabat kok sob, untuk seporsi balado jengkol, nasi putih, dan es kopi hanya di hargai sebesar 20k saja. Berhubung Ane nambah nasi satu porsi maka jumlah uang yang Ane bayarkan sebesar 23k saja. Sehabis membayarnya, Ane pun banyak berbincang - bincang dengan beliau, tapi kita menggunakan bahasa jawa.
Ane : Saking tahun pinten mbah warung ipun berdiri?
Dari tahun berapa mbah warungnya berdiri?
Mbah Mujiyem : urong sui kok mas, bulan November tahun wingi.
Sekitar 5 wulan yo mas?
Belum lama kok mas, bulan November tahun kemarin.
Sekitar 5 bulan ya mas?
Ane : Nggeh mbah. Lajeng kok saged jualan olahan menu
jengkol. Wau - waune kepripun mbah niku? ide ipun
saking pundi?
Iya Mbah. Lalu kok bisa jualan olahan menu jengkol.
Tadi - tadinya bagaimana mabh itu? idenya darimana?
Mbha Mujiyem : Dadi ngene mas pas sore - sore aku iseh jagongan karo
anakku, ujug - ujug anakku pengen jualan. lajeng aku
ngeke'i ide nek jualan ki kiro - kiro sek uwong males
ngolah tapi seneng. Akhire dadilah warung jengkol
iki. Dadi sek ngusahakne jengkole Heri anakku,
Sek ngolah aku. Sak durunge buka warung mas, aku
ngolah ndisek, seuwise mateng tak kon nggowo anakku
terus tak kon ngedumke konco - koncone. Piye
tanggepane. Anakku kan MC mas, ew ndilalah jare enak.
Yo akhire ngadek sampai saiki.
Jadi begini mas pas sore - sore saya masih dengan
anak saya, tiba - tiba anak saya ingin jualan. Lalu
saya memberi ide kalau jualan ki kira - kira yang
orang malas mengolah tapi senang. Akhirnya jadilah
Warung jengkol ini. Jadi yang mengusahakan jengkolnya
Heri anak saya, yang mengolah saya. Sebelum membuka
warung mas, saya mengolah dahulu, sesudah matang saya
suruh membawa anak saya kemudian saya suruh
membagikan ke teman - temannya. Bagaimana
tanggapannya. Anak saya kan MC mas, ew ndilalah
katanya enak. Ya akhirnya berdiri sampai sekarang.
Ane : Eow. Sek ngolah mbah Muji piyambak tow mbah? pantesan
sekeco. Kan sampun kawentar upami jengkol niku
bau. Lajeng kepripun tow mbah kok saged mboten bau
olahan ipun simbah?
Eow. Yang mengolah Mbah Muji piyambak tow mbah?
pantesan enak. Kan sudah terkenal kalau jengkol itu
bau. Lalu bagaimana tow mbah kok bisa tidak bau
olahannya simbah?
Mbah Mujiyem : Rahasiane mas, kui proses pengolahane. Bar tuku,
setidake butuh waktu sekitar 5 dino sampai jengkole
bisa bener - bener di maem. Di rendem ndisek, di
kupas kulit tipise, di rendem meneh, di godok
lajeng baru bisa di olah.
Rahasianya mas, itu proses pengolahannya. Sehabis
beli, setidaknya butuh waktu sekitar 5 hari sampai
jengkolnya bisa benar - benar di makan. Di rendam
dahulu, di kupas kulit tipisnya, di rendam lagi, di
rebus kemudian baru bisa di olah.
Ane : Eow. Lajeng jengkol ipun di pasok saking pundi mbah?
Eow. Jengkolnya di pasok darimana mbah?
Mbah Mujiyem : sek angel jengkole mas, kadang di pasok teko Klaten,
Purworejo, bahkan wingi anakku pesen seko koncone
nang Lampung. Nek pas musim rego jengkol murah mas
14 ribu per Kg. Nek iki wingi gandeng ora musim yow
larang banget 65 - 85 ribu per Kg. Tapi yow piye
meneh mas, makane rego menune menyesuaikan rego
jengkole. Nek ora ngunu yow piye mas.
Yang sulit jengkolnya mas, kadang di pasok dari
Klaten, Purworejo, bahkan kemarin anak saya pesan
dari temannya di Lampung. Kalau pas harga jengkol
murah mas 14 ribu per Kg. Kalau ini kemarin berhubung
tidak musim ya mahal sekali 65 - 85 ribu per Kg. Tapi
ya gimana lagi mas, makanya harga menunya
menyesuaikan harga jengkolnya. Kalau tidak begitu ya
gimana mas.
Ane : La enggeh mbah, leres niku. Lajeng sek paling angel
olahan menu nopo?
La iya mbah, benar itu. Lalu yang paling sulit
olahan menu apa?
Mbah Mujiyem : Rendang mas, bumbune okeh. Nganggo parutan kelopo
barang soale. Lalu gule, semur baru balado. Balado
sek paling cepet ngolahe. Nggak ngenggo kelopo
barang soale.
Rendang mas, bumbunya banyak. Pakai parutan kelapa
juga soalnya. Lalu gule, semur baru balado. Balado
yang paling cepat ngolahnya. Tidak pakai kelapa
juga soalnya.
Ane : Eow. Pembeli saking pundi mawon mbah ingkang sampun
nate sowan ten mriki?
Eow. Pembeli darimana saja mbah yang sudah pernah
datang kesini
Mbah Mujiyem : Wes tekan ngendi - ngendi kok mas, teko Semarang yow
eneng, Suroboyo, bahkan Jakarta.
Sudah dari mana - mana kok mas, dari Semarang ya ada,
Surabaya, bahkan Jakarta.
Ane : Wah, keren nggeh mbah. Nggeh mpun nggeh mbah, mugi -
mugi warung ipun tambah ramai. Ajeng pamit, sek
sampunipun matur nuwun.
Wah, keren ya mbah. Yasudah ya mbah, semoga warungnya
tambah ramai. Mau pamit, sesudahnya terima kasih.
Mbah Mujiyem : Nggeh mas, sami - sami.
Iya mas, sama - sama.
Nah itulah sob bincang - bincang Ane dengan simbahnya. Gimana, penasarankah dengan olahan menu jengkol yang ada di Rojo Jengkol's ini? kalau begitu sobat bisa datang langsung ke TeKaPe.
Bagi yang belum tahu lokasi persisnya, berikut gambaran rutenya.
Dari Tugu Jogja, bergeraklah ke arah barat melalui Jl. Diponegoro hingga bertemu perempatan lampu merah. Masih lurus lagi melalui Jl. Kyai Mojo dan bersambung ke Jl. Godean hingga sobat menemukan lagi perempatan lampu merah. Beloklah ke arah kanan (utara) melalui Jl. Kabupaten hingga bertemu perempatan yang ditengahnya terdapat pohon beringin. Masih lurus lagi ke utara dan tak lama lagi sobat akan sampai di warung yang sobat maksud. Warungnya terletak persis di pojok pertigaan sebelah kiri (barat) jalan.
Jam Buka Rojo Jengkol's: Pukul 08.00 - 16.00 WIB
Bukanya warung ini tergantung ketersediaan jengkol yang ada. Kalau stok jengkol ada, warungnya buka. Tapi bila stok jengkol sedang tak ada, ya terpaksa warungnya tutup. Seperti itulah informasi yang Ane dapatkan dari Mbah Mujinya sendiri.
Belum pernah nyobain gimana rasanya makan jengkol. Hehehe
BalasHapusKalau begitu, sekali - kali ngerasain mas, Hehehe
HapusJadi laperr nih lagi puasa lagi!
BalasHapusNtar kalau udah waktunya berbuka bisa kesini mas, itupun kalau buka warungnya, :-)
Hapuswuihh jengkol, di sini banyak juga yang jual mas, terutama di rumah makan padang, kalau ga digulai ya dibalado ijo...
BalasHapuseh di rumah makan jawa juga ada mas, tapi biasanya disemur kalau di rm jawa, belum pernah beli kalau yang semur jengkol ini
Eow,,, berarti kapan - kapan nyobain yang semurnya mbak Monica kalau begitu,,,,
HapusApapun olahannya minumnya air putih,, hahaha
wih.. wih...wiiih.. kudu dicobain kalau main ke Yogya nih. Menarik sekali penampilan jengkol-jengkol itu.
BalasHapusSilahkan mas,,, :-)
HapusAku suka jengkol. Dimana mana kalau ada restoran nyajikan jengkol. aku pasti makan menu jengkol. Dan ini.... Ya Allah srba Jengkol. Ajak dakuw Nis, mauuuu mumpung di Indonesia nih.
BalasHapusEw tak kira favoritnya udah berubah mbak Zulfa, nasi briyani, hahahaha....
HapusTernyata... Hayuk, ayuk. Bergerak ke Jogja mbak, ntar tak anterin dah, hehehe
udh pernah coba mas, dan jujur ttp ga suka :D.. serius, aku lbh mnding disuruh ngabisin pete drpd jengkol :D
BalasHapusYa,,, kalau aku mah dua - duanya sikat habis mbak, hahaha....
HapusBerarti kita beda selera mbak, hehehe