Minggu, 05 April 2015

Cerita Fabel Dari Candi Sojiwan

Hai sob, bagaimana nieh kabarnya? semoga baik - baik saja ya. Kali ini Ane mau menceritakan pengalaman Ane ketika berkunjung ke salah satu candi yang ada di Jawa Tengah, yaitu Candi Sojiwan.
Pada tanggal 27 Februari lalu Ane ditemani dengan sobat Ane Bang Robertlah namanya mengunjungi candi tersebut. Kita membuat janji untuk ketemu di depan Kawasan Candi Prambanan tepatnya di sekitar gapura perbatasan antara Kota Yogyakarta dengan Jawa Tengah. Perlu sobat ketahui bahwa di sekitar Kawasan Candi Prambanan ini banyak sekali candi - candi yang berdiri dan menarik untuk dikunjungi salah satunya Candi Sojiwan. Candi ini terletak di Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.


Dari tugu perbatasan kita bergerak ke arah barat dan setelah menemukan pertigaan di Pasar Prambanan, beloklah kita ke kiri / selatan. Tak lama kemudian kita akan menemui perlintasan rel kereta api. Kita masih lurus saja hingga menemukan sebuah toko keramik di sebelah kiri jalan. Persis setelah toko tersebut, ada sebuah jalan beraspal yang agak kecil namun masih cukup untuk mobil, beloklah kita ke kiri / timur dan sampai mentok di pertigaan. Setelah mentok, beloklah kita ke kiri lagi. Bila kita belok ke kanan maka akan sampai di Candi Barong. Lurus saja dan kita menemukan sebuah pertigaan jalan aspal. Beloklah kita ke kanan dan menyusuri jalan sejauh kurang lebih 700 meter dan sampailah kita di Kompleks Candi Sojiwan.

Candi Sojiwan tampak depan
Narsis dulu di pintu masuk candi
Pertama kali kita datang kesini adalah bingung mencari tempat parkir untuk kuda hijau Ane, dimanakah tempat parkir itu? ada pepatah londo mengatakan "lebih baik salah dulu daripada tidak melakukan sama sekali". Yap Ane mengikuti pepatah tersebut, Ane arahkan saja kuda hijau Ane masuk ke dalam pintu masuk kawasan candi tepat di depan tulisan yang bertuliskan "Museum Arsitektur Candi". Inilah yang Ane maksud.


Disinilah Ane ditegur oleh seorang petugas yang sedang berjaga untuk tidak memarkir kuda hijau Ane di tempat itu dan memberikan petunjuk untuk memarkirnya di samping kiri warung seberang jalan pintu masuk Candi Sojiwan. Okelah kalau begitu, selanjutnya Ane arahkan kuda hijau Ane ke tempat parkir yang telah di beri tahu oleh petugas tersebut. Sebelum memasuki Candi Sojiwan, kita diharuskan mengisi buku tamu terlebih dahulu. Untuk tiket masuknya cukup fantastik yakni gratis tis tis. Aduh ketahuan nieh kalau suka yang gratis gratis, hehehe.


"Kompleks candi yang cukup luas, bersih, dan rapi", itulah kesan pertama Ane ketika memasuki Kompleks Candi Sojiwan. Candi ini terbilang masih sepi pengunjung. Benar saja karena Candi Sojiwan belum lama diresmikan setelah selesai di pugar ulang pada bulan Desember 2011 oleh Mendikbud ketika itu. Berikut sebuah batu yang menerangkan waktu pemugaran Candi Sojiwan ini.


Sebelah utara candi terdapat papan penjelasan yang menjelaskan tentang Candi Sojiwan.


Sedangkan di samping bangunan utama candi dapat kita saksikan dua baris bangunan candi perwara stupa. Namun sayang, baru satu candi yang telah berhasil di rekonstruksi. Berbeda dengan stupa Candi Borobudur yang berisi arca Budha, Stupa di Candi Sojiwan berbentuk padat dan tidak berisi arca Budha.


Selain itu di sekeliling Candi Sojiwan terdapat struktur parit keliling dan sisa - sisa reruntuhan batu purbakala yang belum berhasil di rekonstruksi ulang.


Yuk kita intip sejarahnya!!! Candi Sojiwan merupakan salah satu monumen dari Dinasti Mataram Kuno abad VIII - X Masehi. Candi ini didirikan sebagai bentuk penghormatan dari Raja Balitung untuk neneknya Nini Haji Rakryan Sanjiwana yang beragama Budha. Maka candi ini termasuk candi bercorak Budha. Hal ini ditandai dengan atap candi yang tersusun tiga bertingkat - tingkat dan setiap tingkatan terdapat jajaran stupa - stupa serta di bagian puncak candi bermahkotakan stupa yang besar.
Pada tahun 1996 candi ini mulai di pugar. Sepuluh tahun sudah Pemugaran telah mencapai bagian tubuh candi, namun bagian tersebut mengalami keruntuhan akibat terjadinya gempa pada tanggal 27 Mei 2006. Setelah terjadinya gempa, candi ini di bongkar ulang dan kembali di rekonstruksi hingga menjadi bangunan candi yang dapat kita saksikan seperti sekarang ini.
Bila sobat di tanya mengenai candi,"apa yang terlintas di benak sobat bila mendengar kata candi?" Bila sobat menjawab "hanya sebuah bangunan yang berasal dari tumpukan batu - batuan saja dan indah", maka paradigma seperti itu tidaklah salah namun perlu sobat ketahui bahwa setiap bangunan candi itu memiliki arti dan makna masing - masing. Salah satu contohnya adalah yang terjadi di Candi Sojiwan ini.
Ada yang menarik lo sob bila kita mencermati lebih detail lagi mengenai Candi Sojiwan ini terutama pada reliefnya yang terdapat di kaki candi. Apa itu? yaitu reliefnya menceritakan tentang binatang (fabel). Berikut ceitanya:
Pastinya sobat sudah tak asing lagi kan dengan cerita fabel antara seekor kancil dan buaya, dimana dalam cerita tersebut buaya berhasil di tipu oleh kancil. Nah, Ternyata eh ternyata buaya juga pernah di tipu oleh monyet loh, begini ceritanya.

Dahulu ada seekor monyet dan buaya yang berteman akrab seperti saudara. Setelah lama bersama, merekapun harus berpisah untuk mencari habitat mereka masing - masing karena adanya kemarau panjang. Si monyet pergi jauh ke dalam hutan dan Si buaya menuju muara. 
Setelah sekian lama berpisah, ada keinginan hati si monyet untuk mengunjungi sahabat lamanya di muara dan akhirnya mereka bertemu kembali. Merekapun akhirnya bercerita tentang kenangan masa lalu. Kebahagian terpancar dari ekspresi keduanya, karena memang sudah lama tak bertemu. 
Setelah semalam Si monyet menginap di rumah Si buaya, Si monyet tersebut berpamitan untuk pulang. Sebagai wujud penghormatan kepada sahabat lamanya, Si buaya pun berniat mengantarkannya. Si buaya tersebut menyuruh sahabatnya untuk naik ke punggungnya dan akan mengantarkan Si monyet lewat jalur sungai. Naiklah Si monyet tersebut ke punggungnya. Setelah berada di tengah sungai, entah apa yang di fikirkan oleh Si buaya tiba - tiba dia mengatakan kepada sahabatnya tersebut ingin memakan hatinya. Lalu Si monyet terkejut. Si monyet mulai sadar bahwa keselamatannya terancam dan segeralah mencari akal agar terhindar dari cengkraman buaya. 
Dengan sikap tenang Si monyet menemukan sebuah akal kalau hatinya tertinggal di rumahnya. Dia meminta Si buaya tersebut untuk mengantarkannya sampai rumah lalu mengambil hatinya untuk diberikan kepada Si buaya. Setelah sampai di rumahnya, Si monyet pun langsung melompat dan naik ke rumahnya yang ada di atas pohon. Sementara Si buaya menunggu di bawah di pinggir sungai. 
"Hai monyet! sudah kau ambil hatimu belum? bila sudah, segeralah berikan kepadaku. Si monyet Sambil melongokkan kepala dari atas pohon sambil tertawa terbahak - bahak. "Dasar buaya bodoh, buaya pembohong", Kini kau ganti ku tipu, mana ada hati di tinggal di rumah. Hatiku ku bawa kemanapun aku pergi. Dasar bodoh, Persahabatan kita putus sampai di sini. You and Me kek, ekspresi monyet sambil mengangkat tangannya dan menggesekkan ke lehernya. Selamat tinggal.
Si buaya sadar apa yang telah dia perbuat, kini dia harus kehilangan sahabatnya dan dia menyesal. Tapi, tak ada gunanya dia menyesali perbuatannya. Semuanya sudah terlambat.
Terdapat juga Relief yang melukiskan pertempuran antara seekor singa dan banteng dan relief seekor gajah dan kambing.

Gambar Relief seekor singa dan banteng
Gambar Relief seekor gajah dan kambing
Nah, kalau sekarang tentang kecerdikan seekor kura - kura yang menyiasati perlombaan dengan seekor burung garuda dalam menyeberangi samudera. Bila kita lihat gambar relief yang ada di samping kiri, maka akan kita ketahui bahwa seekor burung garuda yang sedang terbang dan kura - kura berada di belakangnya dan di antara kedua kakinya. Wah keren kura - kuranya, mantab.


Bagaimanakah dengan cerita fabel antara serigala dan banteng? Nah kalau ini konyol, seekor serigala yang sedang mengikuti seekor banteng karena mengira buah zakar si banteng ini merupakan buah beneran dan menunggu sampai matang lalu jatuh dan akhirnya bisa di makan. Hahahaha, lucu juga ternyata ceritanya yaw, semangat buat si serigala dan cuek saja buat si banteng.

Selain pahatan - pahatan relief berupa binatang dengan binatang, terdapat juga pahatan relief berupa binatang dengan manusia. Salah satu pahatan relief tersebut adalah seekor serigala dengan seorang wanita serong.



Sebenarnya tak semua relief yang ada di Candi Sojiwan ini menceritakan tentang binatang / fabel semata. Hal ini dapat kita lihat bahwa terdapat juga relief dua pria yang sedang berkelahi dan relief Raja dengan Puteri seorang patih (pokoke sweet banget dah, hehehe). Berikut gambar relief yang Ane maksud.

Gambar Relief dua pria sedang berkelahi
Gambar Relief seorang raja dan puteri seorang patih
Selain relief - relief di atas, di Candi Sojiwan masih terdapat beberapa lagi relief, namun sayang relief tersebut sebagian telah mengalami kerusakan sehingga Ane kurang begitu mengerti apa makna dari relief tersebut. Secara keseluruhan relief yang ada di Candi Sojiwan memuat ajaran moral agama dalam bentuk fabel (cerita binatang).
Puas melihat relief - relief yang ada di kaki candi, lalu kita memasuki candi utama. Ada apakah gerangan di dalam sana? ada hantunya?, ada orangnya? atau ada ada saja?, Ternyata eh ternyata ruangan yang ada di dalam kosong dan hanya terdapat relung dan singgasana saja yang tadinya mungkin digunakan sebagai tempat meletakkan arca Budha atau Bodhisatwa yang kini sudah hilang. Ah nampang dulu di singgasana yang sudah tidak ada arcanya dah, hehehe.

Ane sedang di atas bekas arca budha berada
Sebuah relung di dalam candi utama Sojiwan
Menarik bukan? Ayok segera datang kesini dan buktkan sendiri keunikan Candi Sojiwan ini. Sekian dahulu cerita dari Ane, semoga sedikit catatan ini berguna bagi sobat semua yang membutuhkannya. Beranjak dari Candi Sojiwan selanjutnya kita menuju Candi Barong. Semoga Candi Sojiwan tetap lestari dan tetap bisa di pelajari oleh generasi yang akan datang. Sampai jumpa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me