Selasa, 21 April 2015

Gudeg Mbarek Bu Hj Amad

Yogyakarta, Yap Yogyakarta. Siapa yang tak kenal dengan kota yang satu ini. Kota yang begitu banyak menyimpan pesona budayanya, juga merupakan surganya bagi para pecinta kuliner khususnya Gudeg. Bila kita datang ke Yogyakarta, kita akan dengan mudah menemukan para penjual gudeg. Tak heran bila julukan "Kota Gudeg" disematkan di Kota ini.


Ntah ada angin apa, kenapa dan mengapa akhir - akhir ini Ane rasanya ingin sekali mencicipi kuliner yang khas dari Kota Yogyakarta ini. Maklum sudah lama Ane hidup di kota ini dan belum pernah sekalipun mencicipi kuliner yang khas tersebut, hehehe, kebangetan bukan? Oleh sebab itu, tak hanya menjadi sebatas keinginan saja, Ane pun langsung berniat untuk mewujudkannya.
Benar bahwa pada tanggal 30 Januari 2015 keinginan tersebut tercapai. Gudeg yang menjadi tujuan wisata kuliner kali ini adalah Gudeg Mbarek Bu Hj. Amad yang berlokasi di Jalan Kaliurang Km.5 (utara gedung pusat UGM) Yogyakarta. Konon gudeg ini sudah cukup terkenal di Kota Yogyakarta, hal inilah salah satu yang membuat Ane penasaran dan ingin mencobanya sendiri.


Untuk menemukan lokasi ini sangatlah mudah karena letaknya yang strategis berada di dekat Jl. Kaliurang. Bergeraklah Ane ke utara menyusuri Jl. Gejayan dari Jl. Munggur, setelah menemukan sebuah selokan yang tak lain adalah selokan mataram, beloklah Ane ke kiri/ke arah barat lurus terus hingga menemukan gedung pusat UGM yang terletak di sebelah kiri jalan. Di seberang gedung inilah Ane menemukan Gudeg Mbarek Bu Hj. Amad.
Ketika sedang clingak - clinguk bak gaya seperti seorang maling yang sedang kebingungan, datanglah seorang pegawai yang berseragam menghampiri Ane, "Mau makan apa mas?" tanya seorang pegawai tersebut. "Sebentar ya mbak", balas Ane sambil memandangi daftar harga menu yang cocok dan pas dikantong tentunya.


Harga bervariasi memang dengan kisaran antara paket ekonomis 11K sampai dengan paket yang termahal 220K. Ternyata ada dua jenis paket yang ditawarkan disini, selain dimakan di tempat, juga bisa dibawa pulang dengan cara mengambil jenis paket gudeg Besek dan Kendil. Jatuhlah pilihan Ane pada paket ekonomis 11K saja. Selain pas di kantong mahasiswa juga yang paling penting bisa merasakan gudegnya yang konon super duper nikmat. Untuk minumannya, Ane pesan segelas es teh cantik saja.
Sambil menunggu pesanan datang, Ane sempat memperhatikan ruangannya. Ruangan yang begitu bersih dan tertata apik serta meja yang terbuat dari kaca dan kursi berbalutkan kain berwarna biru menambah nilai plus sendiri dalam menikmati gudeg.
Sempat minder juga sieh ketika melihat di sekeliling Ane, hal ini disebabkan pelanggan yang datang tampak seorang yang berpunya dan berada. Bagaimana tidak kabanyakan pelanggan yang datang memakai stang bunder, tahu maksudnya? Hmmm tebak dan berimajinasi sendiri yaw, hehehe. Pesanannya pun terlihat tidak tanggung - tanggung yaitu seporsi nasi gudeg dan pastinya lauknya yang berkelas dan paling tidak memakai daging ayam. Mau donk, hahaha.
Tapi manusia di ajarkan untuk tidak minder bukan? yapz, dengan begitu Ane berusaha mungkin untuk tidak minder. Mengapa harus minder? mahasiswa gitu loh, anak kost pulak. Harga ekonomis ataupun dengan bahasa kasarnya harga yang paling murah sekalipun, sudah menjadi hal biasa baginya tak terkecuali Ane, hehehe. 
Tak lama kemudian datanglah seorang pegawai menghampiri Ane, ternyata pesanan Ane sudah datang. Nasi gudeg, krecek, dan telur. Ingin tahu seperti apa? Inilah penampakannya, jreng jreng.

Seporsi nasi gudeg dan segelas es teh cantik
Tak afdol rasanya bila sebelum makan tak melakukan ritual yang satu ini. Tanpa melu - malu Ane pun meminta tolong kepada pegawai tersebut untuk memotret Ane bersama gudeg, pegawai yang kebetulan seorang cowok ini dengan senang hati menerima permintaan tolong Ane. Cekrek, cekrek, dan cekrek, inilah foto terbaik yang berhasil dia abadikan.


Mari makan, setelah merasakan sendiri gudeg ini, berbeda dengan gudeg pada umumnya, struktur gudeg ini seperti bubur yakni terlihat begitu lembut namun rasanya lebih manis dan sesuai dengan lidah orang jawa. Rasa manis tersebut terjadi mungkin berasal dari santan yang di tambah dengan gula merah. Bumbu yang melumuri telornya pun cukup meresap. Satu kata buat gudeg Mbarek ini, pecah. 20 menit kemudian

Jreng jreng, habis dah
Tak ada salahnya bukan bila datang ke Yogyakarta mampir ke Gudeg Mbarek yang tentunya khas ini. Ayok tunggu apalagi, datang kesini dan rasakan sendiri sensasi dari Gudeg Mbarek ini. Sampai jumpa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me