Minggu, 26 April 2015

Berkunjung Ke Museum Perjuangan Yogyakarta

Ntah ada angin apa dan mengapa tiba - tiba Ane timbul keinginan untuk mengunjungi Museum Perjuangan Yogyakarta ini. Tak ada rencana, tak ada pula persiapan, kunjungan ini bisa di bilang spontanitas Ane. Ketika itu Hari Senin, 6 April 2015. Berangkat dari tempat kost, Ane arahkan kuda hijau menelusuri jalanan yang ada di Kota Yogyakarta. Mula - mula melewati Jl. Ipda Tut Harsono sampai menemukan sebuah pertigaan yang terletak di sebelah selatan gedung Balaikota. Dari sini, beloklah Ane ke kanan menyusuri Jl. Kusumanegara sampai menemukan sebuah pertigaan lagi. Adapun tanda dari pertigaan ini terdapatnya sebuah POM Bensin yang terletak tepat di pojok pertigaan. Dari pertigaan tersebut beloklah Ane ke kiri menyusuri Jl. Tamansiswa lurus terus hingga menemukan perempatan lampu merah. Dari perempatan lampu merah tersebut, beloklah Ane ke kanan menelusuri Jl. Kolonel Sugiono hingga menemukan lampu merah lagi. Dari sini Ane masih berjalan lurus sedikit hingga menemukan sebuah shelter Trans Jogja yang terletak di sebelah kiri jalan. Tepat di sebelah shelter terdapat jalan yang langsung menuju ke arah Museum Perjuangan Yogyakarta.


Bingung mengenai penelusuran Ane di atas? baiklah sekarang Ane kasih tahu cara menuju museum ini dari titik nol kilometer Jogja. Dari titik nol kilometer Jogja, bergeraklah ke arah timur/ menelusuri Jl. Senopati hingga bertemu perempatan lampu merah. Dari perempatan tersebut beloklah ke kanan/ menelusuri Jl. Brigjen. Katamso melewati lampu merah pertama dan mall Jogja Tronik lurus terus hingga menemukan perempatan lampu merah lagi. Dari sini beloklah ke kiri menelusuri Jl. Kolonel Sugiono hingga menemukan sebuah shelter Trans Jogja yang terletak di sebelah kanan jalan. Tepat di sebelah shelter terdapat jalan yang langsung menuju ke arah Museum Perjuangan Yogyakarta. Kurang lebih sekitar 100 meter dari shelter tersebut sampailah di Museum yang kita maksud.


Seperti museum pada umumnya yang ada di Yogyakarta, di sebelah kanan Museum Perjuangan Yogyakarta terdapat sebuah kantor yang digunakan oleh pengurus museum dalam mengurusi segala aktifitas yang ada di museum ini.



Bangunan museum cukup unik, bentuk bangunan merupakan perpaduan antara model barat dan model timur. Model barat terlihat mirip dengan bangunan yang ada di Roma pada jaman kekaisaran romawi yang tampak pada bagian atas bangunan, sedangkan model timur terlihat pada bagian bawah bangunan yang mirip dengan bangunan candi - candi yang ada di Indonesia.



Di tubuh candi bagian bawah terdapat relief yang menggambarkan ceita sejarah pada masa itu, seperti kapan lahirnya Budi Utomo, Serikat Islam, Jepang menyerah kepada sekutu, dan lain sebagainya. Sedangkan di tubuh candi bagian atas terdapat juga relief yang menggambarkan sosok pahlawan nasional yang tentunya harus kita ketahui.


Tuh relief foto Pak Tuanku Imam Bonjol
Secara keseluruhan bangunan Museum Perjuangan memiliki arti dan makna sesuai dengan pendirian bangunan. Gedung museum berbentuk bulat silinder dengan garis tengah 30 meter dan tingginya 17 meter.
Pada pintu masuk terdapat jumlah anak tangga yang jika dhitung sebanyak 17 buah, hal ini merupakan tanggal kemerdekaan negara kita tercinta indonesia yakni tanggal 17. Ane sempat iseng - iseng menghitungnya, ternyata memang benar anak tangga tersebut berjumlah 17 buah.



Sedangkan daun pintu masuk museum berjumlah 8 buah. Jumlah tersebut merupakan angka yang menunjukkan bulan saat dibacakannya teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yaitu 8 yang berarti bulan agustus. Tidak susah untuk menhitung daun pintu ini, begitu masuk Ane langsung menghitungnya dan benar memang kalau daun pintu tersebut berjumlah 8. Yuk mari berhitung:


4 buah daun pintu yang sedang tidak di buka
4 buah daun pintu yang sedang di buka 
Kemudian jendela yang terdapat pada dinding bangunan museum berjumlah 45 buah. Jendela - jendela tersebut terpasang mengelilingi tembok. Jumlah ini sama dengan tahun ketika proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dikumandangkan di Jakarta pada tahun 1945. Jendela - jendela tersebut dihubungkan oleh pilar - pilar yang berhiaskan lung - lungan yang menyerupai perwujudan api yang tak kunjung padam. Hal ini mengandung arti bahwa semangat bangsa Indonesia yang tak kunjung berhenti dalam perjuangan merintis, mencapai, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan dengan melaksanakan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur berlandaskan pancasila dan UUD 1945.
Meskipun jumlah jendela bisa di bilang banyak, namun hal ini tak menyurutkan semangat Ane untuk menghitungnya. Hasilnya pun benar bahwa jendela yang terpasang mengelilingi tembok berjumlah 45 buah.



Secara keseluruhan, bentuk bangunan Museum Perjuangan mengandung arti bahwa kemerdekaan Indonesia diperoleh melalui perjuangan bangsa Indonesia sendiri, bukan hadiah dari bangsa lain. Di catet yaw sob, kemerdekaan bangsa kita bukanlah hadiah dari bangsa lain. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945.



Ketika Ane memasuki Museum, tak seorangpun berada di dalam museum. "Dimanakah orang yang menjaganya?", pikirku. Bukankah setiap museum ada petugas yang menjaganya?. Ane bingung lalu keluarlah Ane dari dalam gedung dan bertanya kepada tiga orang tukang kebun yang kebetulan sedang membersihkan halaman museum. Atas saran mereka semua, Ane di suruh langsung masuk saja walaupun tidak ada petugas yang menjaganya. Lalu Ane berkata,"memang tidak apa - apa ya pak?" dan mereka pun menjawab,"tidak apa - apa mas".
Masuklah Ane kedalam museum, di sebelah kanan pintu masuk museum terdapat sebuah buku tamu yang wajib Ane isi.



Tak lama kemudian muncullah seorang bapak dari luar pintu masuk. Ternyata eh ternyata beliau merupakan salah satu petugas yang menjaga museum ini. Beliau cukup ramah, enak di ajak ngobrol dan bahkan siap sedia menjelaskan tentang Museum Perjuangan Yogyakarta ini. Bila sobat ingin mengetahui lebih jauh tentang museum ini, silahkan di cek sendiri foto di bawah ini yaw.



Ingin tahu apa sih sebenarnya yang ada di dalam gedung museum? Yok klik postingan berikut ini:
Berkunjung Ke Museum Perjuangan Yogyakarta Part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me