Senin, 16 Maret 2015

NgeTrip Ke Pacitan: Pantai Klayar Dengan Batu Sphinx dan Seruling Samuderanya


Beranjak dari Goa Gong kita berempat Bang Robert, Sofi, Hanna, dan Ane sendiri segera menuju ke tujuan utama kita di Pacitan yaitu Pantai Klayar karena hari sudah semakin sore. Karakter jalan di Pacitan yang berbukit - bukit dan berkelok - kelok harus kita tempuh untuk menuju kesana. Keluar dari Goa Gong, mula - mula Jalan yang di tempuh masih cukup mulus dan lebar. Setelah menempuh jalan kurang lebih 5 Km jalan berubah menjadi jalan aspal yang sempit dan berlubang. Kita sempat ragu - ragu ketika melewati jalan tersebut. Apakah jalan yang kita lewati ini sudah benar atau salah. Masa untuk mencapai pantai yang eksotis ini melewati jalan yang sempit dan berlubang. Namun rasa keragu - raguan tersebut berhasil kita kalahkan dengan niat dan tekad yang kuat sambil melaju ke depan melewati jalan tersebut.

Di sepanjang perjalanan banyak terdapat pemuda - pemuda yang berdiri di samping jalan. Entah apa yang dilakukannya, namun Ane baru "ngeh" ketika ada kendaraan mobil lewat dan pemuda - pemuda tersebut mengatur jalannya mobil tersebut supaya tidak terjadi hal - hal yang tidak diinginkan.



Rasa lega menghinggapi hati Ane ketika kita menemui sebuah plank di sebuah pertigaan yang menunjukkan ke beberapa pantai seperti pantai Banyu Tibo dan tentunya Pantai Klayar. Pertigaan tersebut berada di dekat tempat yang menyerupai sebuah pasar. Ane menduga sebuah pasar tersebut adalah Pasar Kalak. Dari pertigaan ini kita lurus saja ke depan. Bila belok ke kanan maka akan sampai di Pantai Banyu Tibo dan sekitarnya. Tidak membutuhkan waktu lama dari pertigaan tersebut sampailah kita di Pantai Klayar yang eksotis ini. Cukup memayar 3k saja per orang kita sudah bisa memasuki pantai tersebut.




Banyak pengunjung yang sudah memadati kawasan pantai. Benar saja hari itu adalah hari sabtu artinya malam minggu segera datang dan tentunya banyak pengunjung yang sedang menikmati liburan di sini. Sungguh luar biasa indahnya Pantai Klayar ini. Dari kejauhan di sebelah selatan Tampak sebuah batu sphinx yang berdiri kokoh yang seolah - olah menyapa kita.

Disini kita bingung mau ngecamp dimana. Menurut berbagai informasi yang Ane dapat, bisa ngecamp di atas tebing. Tanpa di duga dan di nyana, datanglah seorang bapak setengah baya menghampiri dan menawari kita sebuah penginapan, namun Ane menolaknya dengan cara halus yaitu menjelaskan kalau kita akan ngecamp dan tidak menginap di losmen, hotel dan sejenisnya. Bapak tersebut pun balas menjawab kalau kita bisa juga ngecamp di dekat rumahnya. Ane bertanya dimanakah rumah bapak? dan bapak tersebut menunjukkan sebuah rumah di sebelah timur Pantai.


Kita akhirnya mengurungkan niat tersebut karena jika kita jadi ngecamp di dekat rumah bapaknya resikonya kita harus menuntun kuda hijau Ane melewati pasir putih pantai dan akan menjadi semakin berat tentunya.
Ane sempat menduga - duga kalau tebing yang dimaksud untuk tempat ngecamp ada di sana dekat dengan batu sphinx. Bergeraklah kita mendekati batu sphinx tersebut. kita dibuatnya terkagum - kagum. Berada di dekat batu sphinx serasa sedang berada di Mesir. Mengapa harus pergi jauh - jauh kalau di dalam negeri sendiri pun ada.


Kalau boleh Ane gambarkan keadaan sekitar batu sphinx, di samping kiri (sebelah timur)  dan kanan (sebelah barat laut) batu terdapat dua tebing yang seolah - olah menjaga batu tersebut. Sedangkan di sebelah selatan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan sbelah utara batu terdapat gazebo - gazebo yang siap di sewa oleh para pengunjung. Tampaknya ada juga aktiftas yang dilakukan oleh nelayan di pantai ini, hal ini ditandai dengan beberapa kapal yang bersandar di bibir pantai.
Ternyata eh ternyata dugaan Ane salah. Ada dua orang pengunjung sepertinya mengalami nasib yang serupa dengan kita. Dia kira juga tebing tersebut adalah tempat mendirikan tenda. Setelah sedikit bertanya - tanya kemungkinan besar tebing yang digunakan untuk mendirikan tenda terletak di sebelah barat pantai. Jadi tempat tersebut dekat dengan pintu masuk pantai dan tempat parkir.
Hari semakin gelap dan pintu masuk menuju batu spinx pun di tutup. Malas rasanya bergerak ke arah tebing yang ada di sebelah barat pantai. Akhirnya kita mendirikan tenda di dekat batu sphinx tersebut. Tak di sangka ternyata banyak juga yang ngecamp di sini. Asyik ada temannya (dalam hati berkata).

Di sela - sela mendirikan tenda, Ada cerita yang mengejutkan dari Bang Robert kalau dia salah membawa tenda. Seharusnya yang dia bawa adalah tenda yang memakai frame, namun yang di bawa malah tenda yang menyerupai tenda pramuka. Alamak, yaw sudah akhirnya kita berfikir bagaimana agar tenda tersebut bisa tetap berdiri.
Caranya adalah mengikatkan kedua ujung tenda dengan pohon pisang, kebetulan di situ terdapat pohon pisang yang bisa digunakan untuk mendirikan tenda tersebut. Akhirnya lega juga perasaan kita walau ada perasaan was was kalau yang punya pohon pisang datang dan memarahi kita. Oleh karena itu kita pun berencana membongkar tenda tersebut pagi - pagi buta.
Hari sudah semakin malam itu artinya kita segera tidur. Berbagai suara terdengar di telinga kita, mulai dari musik, jangkrik, hingga deburan ombak yang keras menemani tidur kita sehingga terkesan suasana yang begitu eksotis. Mantab.


Di sela - sela waktu tidur dan sedang bermimpi basah, eh tidak ding dikarenakan air lautnya yang sedang pasang tidak sampai di tenda kita, hehe. Maksud Ane mimpi di pulau kapuk tiba - tiba Ane terbangun oleh suara kembang api. Lalu Ane mengarahkan mata saya ke HP, waktu menunjukkan pukul 2 pagi. Keluarlah Ane dari tenda dan menyaksikan pancaran kembang api tersebut. Sungguh suasana yang mendukug. Bagaimana tidak ribuan atau bahkan jutaan bintang terpatri di langit  dan dilengkapi dengan pancaran kembang api sehingga suasana menjadi indah. Mata masih terasa sayup, Ane melanjutkan lagi mimpi yang sempat terputus tadi.
Singkat cerita pagi pun telah tiba tak ada tanda - tanda sang mentari memancarkan pesonanya. Langit mulai menghitam dalam hati bertanya," apakah hari ini akan segera turun hujan?" ah enyahlah. Dengan penuh harap semoga hari menjadi cerah, Ane memilih menunggu sang mentari datang dengan menikmati secangkir energen di tepi pantai.


Penantian Ane cukup membuahkan hasil, langit mulai cerah dan awan mendung mulai menghilang, sang mentari datang menyinari alam semesta. Tak di sangka dan tak di nyana, pagi yang cerah ini diikuti oleh munculnya pelangi yang indah di ufuk barat daya. Sungguh beruntungnya nasib Ane. Bagaimana tidak senang, Di hari ulang tahun ini tak hanya sobat Ane yang memberi ucapan selamat kepada Ane tetapi juga kembang api, sang mentari, dan pelangi yang indah. Mantabbb. Terucap do'a dari mulut Ane,"terima kasih Tuhan Engkau telah mengirimkan mereka di hari ini".
Selain Pantai Klayar terkenal akan Batu sphinxnya juga terkenal akan seruling samuderanya. Mungkin dalam hati kecil sobat penuh tanya,"dimanakah letak seruling samudera itu? Letaknya ada di dekat batu sphinx tepatnya di sebelah barat daya.


Tampak beramai - ramai pengunjung mulai berdatangan memadati Pantai. Apalagi kalau bukan ke batu sphinx dan seruling samuderanya. Berbagai cara dilakukan oleh para pengunjung untuk mencapai kedua tempat tersebut. Ada yang jalan kaki, berlari - lari, dan tidak jarang pula yang menaiki ATV. So, bagi sobat - sobat yang datang kesini dan malas berjalan kaki dari tempat parkir, naiklah ATV yang siap mengantarkan anda ke batu sphinx dan seruling samudera tersebut. ATV dapat dijumpai dengan mudah oleh para pengunjung yang biasanya berjajar rapi di bibir pantai di dekat tempat parkir kendaraan.
Pintu masuk menuju ke batu sphinx dan seruling samudera sudah di buka oleh petugas. Belum ke Pantai Klayar namanya kalau belum mengunjungi batu sphinx dan seruling samuderanya, maka itulah tentunya tidak kita lewatkan begitu saja dan segera menuju ke arah tersebut. Hanya dengan membayar kontribusi 2k saja kita sudah bisa memasuki area tersebut.


Di depan pintu masuk, terdapat anak tangga yang cukup pendek yang dapat kita gunakan naik ke atas. Selain melalui anak tangga, sebenarnya masih ada jalan lain menuju ke atas yaitu dengan cara memilih jalan yang landai terletak di sebelah barat anak tangga. Ane sempat penasaran, mengapa anak tangga tersebut di buat karena untuk menuju ke batu sphinx dan seruling samuderanya terdapat jalan yang landai yang bisa digunakan. Apakah sengaja di buat untuk kenyamanan bagi para pengunjung? lalu Ane menemui salah satu anggota TIM SAR yang sedang berjaga. Dari keterangan beliau dapat diketahui bahwa anak tangga tersebut memang sengaja di buat untuk menyambut kedatangan Pak SBY ketika itu.
Ane pun sempat penasaran dengan tebing yang ada di sebelah barat laut batu sphinx, setiap pengunjung yang datang ke tebing tersebut selalu di semprit oleh petugas. Padahal tinggi batuan karang di sekitar batu sphinx dengan tebing tersebut bisa di bilang sama. Lalu Ane tanyakan kepada beliau juga mengenai hal itu. Jawaban beliau sungguh mengejutkan, "di tebing tersebut termasuk tempat yang di angkerkan dan ada penunggunya yaitu makhluk gaib". Pernah ada pengunjung datang pada hari lebaran ke lima dan dia meminta tolong temannya untuk memfoto dirinya di tebing tersebut. Ketika temannya tersebut mulai memfoto dirinya, tiba - tiba dirinya hilang begitu saja. Berbagai upaya telah dilakukan oleh TIM SAR namun sampai sekarang belum juga diketemukan. Percaya atau tidak percaya, tetapi begitulah kenyataannya dan sebaiknya patuhilah tata tertib atau aturan yang berlaku pada suatu daerah tertentu.

Kini sampailah kita di batu sphinx dan seruling samudera Pantai Klayar. Ane sempat berusaha mengabadikan foto bersama dengan pancuran air yang menyembur ke atas dari dalam cekungan, namun sayang Ane tidak bisa mengabadikan foto bersama dengan semburan air tersebut. Ane hanya bisa melihat dengan mata telanjang saja. Konon katanya semburan air akan keluar dari batuan karang secara berkelanjutan ketika laut sedang pasang. By The Way, ada yang tahu tidak apa yang dimaksud dengan seruling samudera di pantai ini? okelah Ane kasih nieh, seruling samudera merupakan cekungan yang ada di bawah batuan karang yang ada di Pantai Klayar. Karena cekungan tersebut air laut masuk ke dalam cekungan sehingga air menyembur ke atas permukaan melalui sela - sela yang ada di batuan karang. Dari semburan air inilah menghasilkan bunyi seperti bunyi seruling. Sedangkan kata samudera sendiri di ambil dari air laut yang ada di Pantai Klayar berasal dari Samudera Hindia. Kuatnya semburan air tergantung pada besarnya deburan ombak yang mengalir di bawah batuan.
Tidak berhasil mengabadikan moment penting bersama semburan air tersebut lantas tidak membuat kita kecewa. Di sekitar batu sphinx dan seruling samudera terdapat pemandangan yang sangat luar biasa indahnya sehingga mampu menghipnotis mata kita. Inilah beberapa pemandangan yang berhasil Ane abadikan.

Pemandangan batu karang seperti gua di belakang sana
Pemandangan sebelah timur batu sphinx
Batuan sebelah timur batu sphinx
Hamparan laut lepas dengan gulungan ombak yang sangat besar serta pelataran batu karang yang luas, itulah pemandangan yang dapat Ane saksikan di sini. Banyak aktifitas yang dapat kita dilakukan disni, di antaranya menaiki batu sphinx, duduk manis di pinggir batuan karang sambil menikmati hamparan laut lepas yang luas, maupun bernarsis ria. Tak ada salahnya kan narsis bersama tongsis? hehe. Jangan sangka tongsis ini adalah milik Ane yaw sob, tetapi hanya pinjaman dari sobat Ane Hanna, hahaha.

Narsis dulu bersama tongsis, hahaha
Eow iya sob, bagi yang tidak suka terapi ketika berada di pelataran batuan karang yang luas ini jangan lupa untuk memakai alas kaki. Hal ini dikarenakan banyak terdapat butir menyerupai sebuah buah yang berukuran kecil - kecil dan terasa sakit bila terinjak oleh kaki. Tetapi bagi yang menyukai terapi menurut Ane tempat ini sangat cocok dan tak ada salahnya kan untuk mencobanya.
Puas menikmati pemandangan di sekitar batu sphinx ini dan juga cacing di dalam perut sudah pada konser, akhirnya kita segera pulang ke tenda untuk segera memasak mie sebagai pengganjal perut.


Masak dulu dah
Inilah hasil masakan kita
Sungguh indah memang pantai ini, sebenarnya tak ingin berlalu begitu saja kita di sini, namun apa boleh buat masih ada beberapa agenda lagi yang harus kita selesaikan yaitu berkunjung ke Pantai Banyu Tibo yang terkenal akan air terjunnya. Segera packing, mandi dan siap - siap menuju ke Pantai tersebut. Walaupun ceritanya ngegembel, namun kebersihan diri tetap di perhatikan, betul? hehe.
Sampai ketemu di Pantai Banyu Tibo yaw sob, sampai jumpa.

2 komentar:

  1. Waaah, jadi penasaran sama seruling samuderanya. Kenapa nis ngga bisa diabadikan semburan air dari seruling samudera ini? Iiiih, bikin penasaran saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha,,, sebenarnya sudah tak usahakan untuk mengabadikannya mbak,,, tapi berlangsung cepat, jadi nggak berhasil-hasil,,,yawdah deh, Mbak Levinanya bisa ke Pacitan langsung. Jangan ke Vietnam, hehehe pizzzzz a

      Hapus

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me