Rabu, 27 Januari 2016

Gatot dan Tiwul Yu Tum, Rasanya Wuenak Tenan

Perjalanan ini sebenarnya tidak Ane rencanakan sebelumnya sob, tapi sehubung adik Ane yang minta akhirnya kita menuju ke tempat ini. 
Adik Ane : Kang, besok ada acara nggak?
Ane      : nggak, la gimana ndok?
Adik Ane : Besok tolong dong, di anterin kulineran atau nggak pergi
           kemana gitu. Bosen kang di kost terus (memang adik ane
           sedang libur kuliahnya)
Ane      : Iya, la mau kemana mintanya?
Adik Ane : manut kang, terserah sampean!
Ane      : Oke, besok ikut kakang ke Gunungkidul cari tempat yang 
           bagus ya?
Adik Ane : Iya Kang.
Nah itulah pesan singkat yang masuk dari seorang adik ke kakaknya. Ane bingung, mau kemana ya? ke pantai lumayan jauh, ke goa lagi males karena musim hujan dan pada akhirnya timbullah fikiran Ane untuk wiskul saja di sekitar Kota Wonosari. Ya walaupun pada akhirnya tidak hanya wiskul saja sieh, tapi juga berpergian ke suatu tempat yang sangat indah sekali. Penasaran kan sob? yuk ikuti ceritanya.



Setelah browsing - browsing di internet, Ane tidak sengaja menemukan salah satu warung makan yang sangat direkomendasikan di tanah Jogja bagian timur yakni di Kabupetan Gunungkidul. Warung makan ini menyediakan menu makanan yang berbeda dengan yang lainnya. Tak hanya itu tetapi juga sekaligus mengingatkanku pada masa kecil Ane karena ketika itu Ane suka sekali dengan makan - makanan ini (maklum anak desa yang terlahir dari desa). Warung makan apa itu? "Gathot Thiwul Yu Tum" lah namanya.



Berangkat dari rasa kangen sekaligus penasaran, akhirnya pada tanggal 21 Januari kemarin kita berangkat menuju kesana. Perjalanan yang harus kita tempuh cukup jauh memang, lantas semua itu tidak menghalangi semangat kita untuk tetap pergi kesana. Setelah berkendara kurang lebih 1 jam menyusuri Jl. Raya Wonosari - Yogyakarta hingga memasuki Kota Wonosari, sampailah kita di tempat yang kita maksud.




"Oh no, ini warung makan apa minimarket?", fikirku. Layaknya sebuah warung makan yang terlihat pastilah tempat duduk seperti meja dan kursi. Hal itu tidak terjadi pada warung ini, bila secara sekilas di lihat dari luar maka akan menyangka kalau warung ini adalah sebuah minimarket dengan setiap rak - rak yang dipenuhi oleh berbagai jenis macam jajanan. Bahkan Ane sempat bingung apakah warung makan ini benar - benar warung makan atau bukan.



Untuk memastikan hal itu masuklah kita kedalam warungnya, ternyata bukan minimarket sob. Tampak dua buah meja dilengkapi kursinya terpasang di bagian kanan warungnya.




Berbagai macam variasi tiwul tersedia di sini, mulai yang biasa, di beri keju, dan bahkan ada yang di beri cokelat. Agar lebih menarik dilihat, tiwul - tiwul tersebut di bentuk menyerupai lingkaran yang mengerucut ke atas tetapi tak sekerucut tumpeng maupun bangunan Monumen Jogja Kembali.


Semacam gatot dan berbagai macam tiwul tersedia
Tiwul yang diberi keju
Tiwul yang di beri cokelat
Berbeda dengan tiwulnya, pada gatot yang nampak hanya tersedia satu macam saja dan mempunyai warna hitam yang merupakan warna khas dari gatot itu sendiri.


Eh by the way sobat tahu tidak nieh apa yang dinamakan tiwul dan gatot? setahu Ane nieh ya sob, tiwul dan gathot sama - sama panganan tradisional dan sama - sama terbuat dari singkong / ubi. Perbedaan terjadi pada strukturnya dimana tiwul mempunyai struktur yang lebih lembut dibandingkan dengan gatot.
"Mau pesan apa mas?", tanya salah seorang pegawainya begitu Ane sampai di dalam. "Gatot dan tiwul mbak", balas Ane sambil melihat menu - menu apa saja yang tersedia disini. "Di bungkus atau di makan disini mas?", tanya sang pegawai lagi. "Disini saja mbak", balas Ane lagi. "Ini mas daftar menunya", kata sang pegawai tersebut sambil memberikan daftar menu yang menyerupai sebuah buku. "Terimakasih mbak", balas Ane sambil menerima daftar menu tersebut.


Duduklah kita di salah satu tempat duduk yang tersedia di lantai bawah. Sambil melihat - lihat daftar menunya, di halaman pertama dapat kita ketahui kalau Gathot dan Thiwul Yu Tum ini rupanya sudah cukup berumur. Warung ini berdiri sudah berdiri sejak tahun 1984.


Sesuai dengan namanya Gathot Thiwul Yu Tum, di sini berbagai macam aneka gatot dan tiwul tersedia. Mulai dari ukuran seperempat, setengah hingga utuh. Sementara pada tiwulnya, sesuai dengan dugaan Ane sebelumnya bahwa tak hanya satu jenis saja yang tersedia melainkan beberapa variasi mulai dari thiwul biasa, thiwul keju, thiwul cokelat, dan sebagainya.


Di halaman selanjutnya Ane dikagetkan dengan hadirnya beberapa menu makanan seperti nasi goreng spesial, ayam, telur, ayam geprek kampung, potong, dll. Tak hanya itu menu paketan pun bisa menjadi salah satu alternatif bagi pengunjung yang malas berfikir untuk pesan satu persatu. Bahkan bila pengunjung ingin membawa pulang selain gatot dan tiwul saja pun bisa, apa itu? yakni gethuk goreng mulai dari ukuran 1/4 Kg hingga 1 Kg. Ternyata dugaan awal Ane salah yang menduga kalau di warung ini hanyalah tersedia Aneka gatot dan tiwul saja.



Ada makanan jelas ada minumannya donk, segelas susu putih hangat dan segelas es jeruklah yang akan menemani kita di pagi hari ini.



Tak kasih jempol deh buat Gathot Thiwul Yu Tum ini
Sembari menunggu pesanan yang ada, Ane masih penasaran dengan sebuah anak tangga yang sepertinya ada sesuatu disana. Naiklah Ane ke atas sementara adik Ane menunggu di bawah. Tak di sangka dan dinyana ternyata ruangan di lantai 2 ini adalah tempat yang cocok dan pas untuk menikmati makanannya. Ada dua cara pengunjung dapat menyantap menu makanannya, menggunakan sistem meja dan kursi dan sistem lesehan.


Tak perlu menunggu lama, pesanan yang kita pesan pun sudah ada di depan mata yakni dua buah porsi gatot dan tiwul. Biasanya yang datang dahuluan kan minumnya ya sob, nah disini malah ke balik makanannya lah yang datang duluan sementara untuk minumannya datangnya belakangan. Ya sudahlah nggak apa - apa, itu artinya kita memang harus lebih bersabar sedikit.


Sambil menunggu minuman yang ada, kita pun beranjak ke lantai 2 yang memang lebih enak tempatnya dan lebih santai. Ada untuk cuci tangan, dan adapula tempat beribadah bagi penganut agama islam.

Gatot dan tiwulnya terlihat menggoda bukan?
Lagi, lagi tak kasih jempol deh buat gatot dan tiwul ini
Setelah mengambil beberapa foto, datanglah minuman yang kita pesan. Segelas susu putih hangat dan segelas es jeruk. Tak lengkap rasanya donk bila tak berfoto bersama semua menunya. Masa sudah jauh - jauh datang kesini cuman berfoto hanya dengan sebagian menunya saja. Ya nggak sob? Ya nggak?

Mau?
Ini nieh adik Ane
Kalau foto - foto terus kapan makan - makannya Nis? okelah sob, sekarang saatnya Ane mau mengamati nieh gatot dan tiwulnya serta langsung saja mengeksekusinya. Seporsi piring ini terdiri dari gatot dan tiwul masing - masing mempunyai perbandingan 50% : 50%. Sesuai dengan apa yang Ane bilang tadi bahwa gatot mempunyai warna hitam, sedangkan tiwulnya mempunyai warna yang lebih terang yakni berwarna krem. Gatot mempunyai struktur lebih besar bila dibandingkan dengan tiwulnya. Gatot dan tiwul ini disajikan tak sendiri melainkan menggunakan parutan kelapa. "Wah seperti apa ya rasanya?", fikirku.


Pada kecapan pertama, Ane mulai dari gatotya. Hmmm rasanya itu agak manis tapi tidaklah terlalu manis dan cenderung enak. Tak sabar dengan rasa tiwulnya, langsung saja Ane merasakan tiwul yang sudah tersedia dan tahu tidak sob? rasanya itu cenderung gurih dan berbeda dengan rasa tiwul yang di olah pada umumnya. Pokoknya beda banget deh. Satu kata untuk gatot dan tiwul ini,"Wuenak tenan, le leduk". Ada yang bilang lho sob kalau makanan ini adalah makanan ringan, tetapi kok rasa - rasanya Ane menganggapnya malah makanan berat ya? hal ini disebabkan walaupun kita hanya makan sepiring gatot dan tiwul saja tetapi rasanya seperti makan nasi sepiring. Beneran deh sob. Habis makan ini kenyang.


Soal harga, ternyata membuat syok kita sob. Untuk 2 buah porsi gatot dan tiwul, segelas susu hangat dan segelas es jeruk hanya dibanderol dengan harga 13k saja. Waow, murahnya. Saking murahnya, kita menambah makanan gethuk goreng 1/4 Kg. Jadi total yang harus kita bayar 20k saja.


Gimana sob, penasarankah dengan cita rasa nikmat yang ditawarkannya atau malah karena harganya? kalau begitu bila sobat datang ke Bantul bisa merasakan mie letheknya dan bila datang ke Gunung Kidul bisa merasakan Gatot dan Tiwul ini.
Cara menuju lokasi:
Dari Kota Jogja bergeraklah menuju ke arah Kota Wonosari melalui Jl. Raya Yogyakarta - Wonosari. Setelah memasuki Gapura Kota Wonosari masih lurus saja hingga sobat menemukan sebuah bundaran yakni Bundaran Siyono. Dari sini masih lurus lagi hingga menemukan Alun - alun Kota Wonosari, nah di samping kiri Alun - alun tersebut (sebelum lampu merah) kan ada sebuah jalan ke arah kiri tuh, masuklah kedalam jalan tersebut hingga mentok. Kemudian beloklah ke arah kanan hingga sobat menemukan perempatan lampu merah yang di pojoknya berdiri RSUD Wonosari. Masih lurus ke arah timur hingga menemukan pertigaan bundaran. Lurus lagi sedikit dan tak jauh dari bundaran tersebut sampailah sobat di tempat yang sobat maksud. Warungnya terletak di sebelah kanan jalan.


Kini sobat bisa menikmati Gatot dan Tiwul Yu Tum yang cukup populer ini. Ane tak melanjutkan perjalanan lagi ya sob, kira - kira kemana lagi ya? Masih di Gunungkidul kok, Pokoknya tunggu aja deh sob ceritanya. Sampai jumpa!

15 komentar:

  1. Gatot dan tiwul, belum pernah makan eh mas...ga ada di sini yang jual... penasaran...kapan2 kalau pengen tak coba buat sendiri, mudah ga ya kira2? tak cari dulu resepnya, googling....googling...
    btw, adiknya mas Anis, ayu n kliatan malu2 difoto, salam yo buat adiknya mas Anis..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaa,,, prosesnya yang lumayan lama mbak,,, ubi di buat gaplek dulu dan di jemur dahulu,,,,, siplah mbak,,, ntar kalau udah jadi kalau di suruh membantu menghabiskan, aku siap kok mbak, hehehe.
      Waalaikumsalam,,, ya deh mbak, besok tak sampaikan. terima kasih lo :-)

      Hapus
  2. minta referensi tempat kuliner di sekitar pantai indrayanti dong.. awal bulan depan InsyaAllah mau ke sana..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di sekitar Pantai Indrayanti ada kok Bund tempat - tempat kuliner,,, contohnya bisa minum es degan dan makan seafood,,, Pantai Indrayanti udah terbilang ramai bund. Kalau di Kota Wonosari, ya tempat ini salah satu contohnya :-)

      Hapus
  3. Walah, tiap berkunjung ke blog mas anis mesti pas edisi kuliner. Langsung lapar liat tiwul.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe,,, lagi suka - sukanya ini mas,,, belum sempat melakukan perjalanan lagi :-) ,,, Wah berarti keren ya tiwulnya, bisa menambah nafsu makan kan karena laper, hehehehe

      Hapus
  4. tiwulnya maknyus tuh, pasti manis gurih, kalo disini namanya apa ya lupa deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, bener banget,,, gurih manis cenderung legit sieh jadi satu maknyusss,,, La apa mbak namanya?

      Hapus
  5. Duh mas makan mulu ini postingannya bikin semakin kangen liburan ke Jogja ih.
    Dulu pas kesana pernah makan tiwul juga tapi yang jual kelilingan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayok mbak kesini, pumpung masih liburan,,, :-)

      Hapus
  6. Tiwul mah makanan kesukaan ane mas :D
    dulu pas kecil kalau ikut ibuk / mbah ke pasar selalu minta dibeliin tiwul..
    Sekarang mah jarang jarang makan tiwul . Padahal enak, manis, kenyal, dan nagih rasanya. Hehehhe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah iyow to mas? kita sama kalau begitu *tosssssss*. Memang nagih mas rasanya, hehehe

      Hapus
  7. Jajanan gw waktu masih kecil nih. Jadi kangen tiwul, gatot, jathilan, dab. Hiks

    BalasHapus

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me