Sabtu, 06 September 2014

Monumen jogja Kembali (Monjali)

Yogyakarta adalah salah satu Provinsi yang ada di Indonesia. Selain terkenal dengan Kota Pendidikan, juga terkenal dengan sebutan kota kebudayaan dan pariwisata. Ketika ane bertanya kepada sobat petualang mengenai tempat pariwisata yang ada di Kota ini? mungkin pertama kali yang ada di benak sobat-sobat petualang adalah Malioboro, Pantai Parangtritis, Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Yap tidak salah anggapan tersebut. Tidak hanya itu, tetapi masih banyak lagi lainnya yang mungkin kurang ter ekspose oleh media, salah satunya tempat bersejarah yaitu Monumen Yogya Kembali (Monjali). Nah di sini ane mau menceritakan sedikit mengenai Monumen Yogya Kembali ini yang memiliki bentuk bangunan yang unik.
Ane kutip dari salah satu situs di internet, bahwa dipilihnya nama Yogya Kembali dimaksudkan sebagai tetenger atau penanda peristiwa sejarah ditariknya tentara pendudukan Belanda dari Ibu Kota Yogyakarta pada tanggal 29 Juni 1949. Hal ini sebagai tanda awal bebasnya bangsa Indonesia secara nyata dari kekuasaan pemerintahan Belanda. Monjali ini terletak di Dusun Jongkang, Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Di awal ane bilang bahwa Monjali ini memiliki bangunan yang cukup unik, why??? yap, karena bentuk bangunan Monjali ini adalah berbentuk kerucut. Konon ceritanya bentuk Kerucut ini melambangkan bentuk gunung yang menjadi perlambang kesuburan selain memiliki makna melestarikan budaya nenek moyang pra-sejarah.



Di halaman museum terdapat dinding yang memenuhi satu sisi selatan monumen yang berisi rana Daftar Nama Pahlawan dimana pengunjung bisa melihat 422 nama pahlawan yang gugur di daerah Wehrkreise III antara tanggal 19 Desember 1948 sampai dengan 29 Juni 1949 dan Puisi 'Karawang-Bekasi' karangan Khairil Anwar.


Menitih tangga naik memasuki bagian dalam museum, ane ketika itu bersama dengan sobat ane Imam, Wafi dan Hanna ternyata langsung memasuki lantai 2. Petugas penjaga museum menyambut kita dengan penuh keramahtamahan dan bahkan bersedia menjelaskan mengenai museum monjali, sebelum kita melihat apa yang akan kita eksplorer nanti.

Bergerak dari kiri memutar ke kanan di lantai 2, terdapat Diorama Penyerbuan Tentara Belanda terhadap Lapangan Terbang Maguwo (Bandara Adisutjipto) pada 19 Desember 1948

Diorama Panglima Besar Jenderal Soedirman melapor kepada Presiden Republik Indonesia untuk memimpin perang gerilya pada 19 Desember 1948

Beberapa diorama lain yang tak kalah menariknya, diantaranya dapat kita saksikan berikut ini, cekidot



Nah kalau diorama yang satu ini, sangat terkenal dan tidak asing lagi di telinga kita sob. "Serangan Umum 1 Maret 1949" tulisan tersebut juga terpampang di nol kilometer Yogyakarta.

Diorama Penandatanganan Roem - Royen Statement pada 7 Mei 1949

Diorama Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Yogyakarta Pada 17 Agustus 1949

Puas mengelilingi Diorama yang bersejarah ini, selanjutnya ane bersama dengan Imam, Wafi dan Hanna bergerak menuju lantai 3. Setelah sampai di lantai 3, ternyata berupa ruangan kosong yang terdapat tiang bendera Merah Putih dan sebuah lukisan yang cantik nan indah


Berpuas istirahat di lantai 3 ini, selanjutnya kita bergerak menuju lantai 1. Bangunan Monjali sendiri hanya terdapat 3 lantai, namun demikian ketika kita berada di dalamnya dijamin nyaman dan aman. Di lantai 1 ini terdapat ribuan koleksi berbagai replika, foto, dokumen, heraldika, berbagai bentuk senjata, bentuk evokatif dapur umum, dan lain sebagainya. Nieh beberapa foto yang dapat ane abadikan.

Berbagai bentuk senjata


Berbagai bendera

Tuh para pejuang-pejuang kita dahulu susahnya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Pegangannya saja senjata. Sekarang kita tinggal mengisi kemerdekaan indonesia saja kok pada males, hehe. Sempat miris juga banyak para pejabat yang tersandung masalah korupsi, mau jadi apa Indonesia nanti. Semangat


Pokoknya semangat, semangat dengan dua buah meriam, hehe



Replika Dokar pun terpajang di sini lo sob, tapi sayang nggak boleh dinaiki. Mungkin kalau boleh malah bisa-bisa tidak kembali lagi dokarnya, hehe. mau bukti??? nieh buktinya


Keluar dari ruangan yang terdapat replika dokar, terpampang tiga buah patung pahlawan yaitu Teuku Umar, Cut Nyak Dien, dan Nyi Ageng Serang. Masing-masing sebagai berikut.



Ternyata di Monjali ini terdapat Sepeda Simplex. Ane sendiri bingung, apa sih sepeda simplex itu? setahu ane nieh sepeda yaw sepeda jawa. Terlepas dari kebingungan tersebut, yang paling penting Mantap sob sepedanya, namun nggak boleh di bawa pulang, Ane tarik terus tuh sepeda, namun tetap tidak diberikan oleh bapaknya, hehe. Ya sudahlah ane menyerah saja, toh misal berhasil, paling keluar dari Museum, bisa bisa langsung berurusan dengan yang berwajib. Ah tidak mau ah.


Beranjak dari ruangan ini, ane bersama dengan 3 sobat ane menuju keluar ruangan. Dengan demikian berakhirlah petualangan ane bersama 3 sobat ane di Monumen Yogya Kembali (Monjali).


Pintu keluar Monumen Yogya Kembali
Kita wajib melestarikan bangunan bersejarah ini dan menghargai jasa para pahlawan. Salah satunya yaitu mengetahui sejarah perjalanan bangsa kita dengan cara mendatangi tempat-tempat bersejarah. Tak kenal maka tak sayang. Jadi semakin kita tahu, tentu kita akan lebih mencintai sejarah perjalanan Bangsa dan negara kita serta mengahargai jasa para pahlawan. Salam merdeka. Daaaah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me