Tempatnya yang cukup jauh dari Kota Jogja membuat Ane tak menyerah begitu saja sob. Ya, pagi ini warung makan yang Ane datangi adalah Warung Makan Mbah Juri yang terletak di Dusun Slanden, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. Menurut kabar yang beredar menu makanan yang tersedia disini semuanya enak - enak, baik itu ikan wadernya maupun beongnya.
Untuk sampai sini, perjalanan Ane terbilang lancar namun sesekali Ane tersesat dan beberapa kali bertanya. Untung saja orang - orang yang Ane tanyai semuanya ramah - ramah dan atas bantuan mereka sampailah Ane di Warung Makan mBah Juri ini.
Warungnya cukup sederhana dan menempel dengan rumahnya. Tak banyak meja dan kursi yang terpasang, hanya ada 3 buah meja saja. Di bagian sisi dindingnya terpasang berbagai macam tulisan koran, nampaknya warung ini sudah berulang kali di muat di media. Tak bisa dipungkiri lagi sob, kalau Ane sendiri tahu tempat ini juga dari situs online. Eow iya sob buat sobat yang bawa mobil pribadi, jangan khawatir warung ini bisa menampungnya. Jangankan mobil pribadi, mobil antar kota antar provinsi aja bisa masuk karena Warung Makan Mbah Juri ini memiliki lahan parkir yang cukup luas.
Dengan senyum ramahnya Mbah Juri menyapa Ane, beliau bertanya kepada Ane hendak mau makan dan minum apa. Ane yang dari kost - kostan sudah berencana makan ikan wadernya saja, langsung saja Ane menjawabnya dengan "ikan wader". Sedangkan untuk minumannya Ane lebih memilih es susu.
Dengan senyum ramahnya Mbah Juri menyapa Ane, beliau bertanya kepada Ane hendak mau makan dan minum apa. Ane yang dari kost - kostan sudah berencana makan ikan wadernya saja, langsung saja Ane menjawabnya dengan "ikan wader". Sedangkan untuk minumannya Ane lebih memilih es susu.
Untuk makanannya, Ane di suruh oleh Mbah Juri untuk mengambilnya sendiri. Nasi dan sayur - mayur diletakkan di bagian depan, ada sayur lompong, kering tempe, sayur tahu dan telor, serta mie. Katanya Ane kesini masih termasuk kepagian jadi ada sebagian sayur yang belum matang.
Ane pun balik bertanya apakah ikan wadernya sudah matang? dan beliau menjawab kalau masalah ikannya tow sudah siap untuk dinikmati. Olahan ikannya tak diletakkan di bagian depan bersama nasi dan sayurnya sob, melainkan di tempatkan di belakang bagian dapur. Ada mangut ikan beong, mangut ikan wader, dan sayur daging ayam. Selain itu ada juga sayur tahu - kentang. Beliau menjelaskan kalau biasanya pengunjung yang datang lebih suka menyantapnya di belakang ketimbang di depan, so mengapa olahan ikan tersebut diletakkan di belakang. Jangankan pengunjung ya sob, Ane sendiri pun sebenarnya lebih suka menyantapnya di belakang ketimbang di depan. Jadi Serasa makan di rumah sendiri. Tapi apa boleh buat, dapurnya masih digunakan jadi ya di depan saja Ane memakannya.
Sepiring nasi dan segelas es susu sudah ada di hadapan Ane, tak sabar rasanya untuk segera menyikatnya. Hmmm, rasanya tahu tidak sob apa? lezat dan enak banget. Tidak amis dan semuanya serba lunak mulai dari tubuhnya, kepalanya, ekornya bahkan duri yang biasa Ane sisakan karena nggak mungkin Ane makan, disini jadi mungkin Ane makan karena saking lunaknya. Nggak percaya?
Soal harga masih sangat bersahabat kok sob, seporsi ikan wader tentunya sudah dengan nasinya semau Ane mengambilnya dan segelas es susu hanya dibanderol 20k saja.
Sehabis makan, Ane tak langsung pulang sob tetapi izin ngambil gambar dan sedikit berbincang - bincang dengan Mbah Juri tentang warung yang dikelolanya.
Ane : Wiwit tahun pinten mbah warung ipun berdiri?
Sejak tahun berapa Mbah warungnya berdiri?
Mbah Juri : 2008 mas
2008 mas
Ane : Wau kan kulo sampun maem ikan wader ipun. Kok saged
lunak niku pripun?
Tadi kan saya sudah makan ikan wadernya. Kok bisa
lunak itu gimana?
Mbah Juri : Masake mas sek sui. Butuh waktu sekitar 6 jam ngge
ngungkepe, pokoke alami mas nggak nggo opo - opo koyo
bahan kimia.
Masaknya mas yang lama. Perlu waktu sekitar 6 jam untuk
ngungkepnya, pokoknya alami mas tidak pakai apa - apa
seperti bahan kimia.
Ane : Eow. Lajeng masak ipun ngangge kompor nopo tungku mbah?
Eow. Kemudian masaknya dengan kompor apa tungku mbah?
Mbah Juri : Nganggo tungku mas, la niko saged di tingal ten dapur.
Dengan tungku mas, la itu bisa di lihat di dapur.
Ternyata benar sob, setelah Ane ke belakang ternyata tak hanya satu dapur saja yang ada tetapi dua dapur. Dapur yang satu digunakan untuk meletakkan berbagai macam olahan menunya dan dimana orang bisa menyantapnya disini tapi tadi pas Ane masuk kesini masih digunakan untuk beberes dan dapur yang satunya lagi digunakan untuk proses masak - memasak. Di dalam proses masak - memasak inilah pengolahan ikan wadernya masih menggunakan tungku sebagai kompornya dan batang kayu sebagai bahan bakarnya.
Ane : Diantara niki sedanten, ulam nopo mbah ingkan paling
inggil regi nipun?
Diantara ini semua, ikan apa mbah yang paling mahal
harganya?
Mbah Juri : Iwak Beong. Bagian kepala mawon dugi 40 ribu, Soale mas
stoke yo angel.
Ikan Beong. Bagian kepala saja sampai 40 ribu, soalnya
mas stoknya ya sulit.
Ane : Eow. Bikak warung ipun saking jam pinten dugi jam
pinten?
Eow. Buka warungnya dari jam berapa sampai jam berapa?
Mbah Juri : saking jam 6 isuk dugi jam 6 sore.
Dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore.
Ane : Sampun nggeh mbah, kulo ajeng pamit wangsul.
Sudah ya mbah, saya mau pamit pulang.
Mbah Juri : Nggeh mas, monggo! Ojo kapok yow mas, kapan - kapan rene
meneh.
Iya mas, silahkan! jangan kapok ya mas, kapan - kapan
kesini lagi.
Ane : Nggeh boten mbah, Kapan - kapan Insya Allah saged meriki
maleh.
Ya tidak mbah, kapan - kapan Insya Allah bisa kesini
lagi.
Gimana sob, tertarikkah untuk mencobanya?
Bagi yang tertarik dan belum tahu lokasi persisnya, berikut gambaran rutenya.
Dari Tugu Jogja, bergeraklah ke arah barat melalui Jl. Pangeran Diponegoro, Jl. Kyai Mojo, dan Jl. Godean hingga perempatan besar lampu merah (pertemuan antara Jl. Ringroad Barat dengan Jl. Godean). Masih lurus lagi ke arah barat melewati Pasar Godean dan Sungai Progo hingga menemukan perempatan lampu merah Kenteng. Beloklah ke arah kanan (utara) dan ikuti jalan ini hingga menemukan perempatan lampu merah lagi yakni perempatan lampu merah Dekso. Dari sini masih lurus lagi hingga kurang lebih 9 Km lagi sobat akan menjumpai Kantor Desa Banjaroya yang terletak di sebelah kanan (utara) jalan. Tepat di seberangnya terdapat pertigaan jalan yang mengarah ke kiri. Tenang saja sob, disini sudah ada papan petunjuknya.
Beloklah ke arah kiri dan kurang lebih 200 meter sampailah sobat di Warung Makan Mbah Juri ini. Warungnya terletak di sebelah kanan jalan.
Ane pun balik bertanya apakah ikan wadernya sudah matang? dan beliau menjawab kalau masalah ikannya tow sudah siap untuk dinikmati. Olahan ikannya tak diletakkan di bagian depan bersama nasi dan sayurnya sob, melainkan di tempatkan di belakang bagian dapur. Ada mangut ikan beong, mangut ikan wader, dan sayur daging ayam. Selain itu ada juga sayur tahu - kentang. Beliau menjelaskan kalau biasanya pengunjung yang datang lebih suka menyantapnya di belakang ketimbang di depan, so mengapa olahan ikan tersebut diletakkan di belakang. Jangankan pengunjung ya sob, Ane sendiri pun sebenarnya lebih suka menyantapnya di belakang ketimbang di depan. Jadi Serasa makan di rumah sendiri. Tapi apa boleh buat, dapurnya masih digunakan jadi ya di depan saja Ane memakannya.
|
|
Mangut ikan wader |
Sepiring mangut ikan wader dan segelas es susu siap di sikat habis |
Nieh buktinya |
Sehabis makan, Ane tak langsung pulang sob tetapi izin ngambil gambar dan sedikit berbincang - bincang dengan Mbah Juri tentang warung yang dikelolanya.
Ane : Wiwit tahun pinten mbah warung ipun berdiri?
Sejak tahun berapa Mbah warungnya berdiri?
Mbah Juri : 2008 mas
2008 mas
Ane : Wau kan kulo sampun maem ikan wader ipun. Kok saged
lunak niku pripun?
Tadi kan saya sudah makan ikan wadernya. Kok bisa
lunak itu gimana?
Mbah Juri : Masake mas sek sui. Butuh waktu sekitar 6 jam ngge
ngungkepe, pokoke alami mas nggak nggo opo - opo koyo
bahan kimia.
Masaknya mas yang lama. Perlu waktu sekitar 6 jam untuk
ngungkepnya, pokoknya alami mas tidak pakai apa - apa
seperti bahan kimia.
Ane : Eow. Lajeng masak ipun ngangge kompor nopo tungku mbah?
Eow. Kemudian masaknya dengan kompor apa tungku mbah?
Mbah Juri : Nganggo tungku mas, la niko saged di tingal ten dapur.
Dengan tungku mas, la itu bisa di lihat di dapur.
Ternyata benar sob, setelah Ane ke belakang ternyata tak hanya satu dapur saja yang ada tetapi dua dapur. Dapur yang satu digunakan untuk meletakkan berbagai macam olahan menunya dan dimana orang bisa menyantapnya disini tapi tadi pas Ane masuk kesini masih digunakan untuk beberes dan dapur yang satunya lagi digunakan untuk proses masak - memasak. Di dalam proses masak - memasak inilah pengolahan ikan wadernya masih menggunakan tungku sebagai kompornya dan batang kayu sebagai bahan bakarnya.
Ane : Diantara niki sedanten, ulam nopo mbah ingkan paling
inggil regi nipun?
Diantara ini semua, ikan apa mbah yang paling mahal
harganya?
Mbah Juri : Iwak Beong. Bagian kepala mawon dugi 40 ribu, Soale mas
stoke yo angel.
Ikan Beong. Bagian kepala saja sampai 40 ribu, soalnya
mas stoknya ya sulit.
Ane : Eow. Bikak warung ipun saking jam pinten dugi jam
pinten?
Eow. Buka warungnya dari jam berapa sampai jam berapa?
Mbah Juri : saking jam 6 isuk dugi jam 6 sore.
Dari jam 6 pagi sampai jam 6 sore.
Ane : Sampun nggeh mbah, kulo ajeng pamit wangsul.
Sudah ya mbah, saya mau pamit pulang.
Mbah Juri : Nggeh mas, monggo! Ojo kapok yow mas, kapan - kapan rene
meneh.
Iya mas, silahkan! jangan kapok ya mas, kapan - kapan
kesini lagi.
Ane : Nggeh boten mbah, Kapan - kapan Insya Allah saged meriki
maleh.
Ya tidak mbah, kapan - kapan Insya Allah bisa kesini
lagi.
Gimana sob, tertarikkah untuk mencobanya?
Bagi yang tertarik dan belum tahu lokasi persisnya, berikut gambaran rutenya.
Dari Tugu Jogja, bergeraklah ke arah barat melalui Jl. Pangeran Diponegoro, Jl. Kyai Mojo, dan Jl. Godean hingga perempatan besar lampu merah (pertemuan antara Jl. Ringroad Barat dengan Jl. Godean). Masih lurus lagi ke arah barat melewati Pasar Godean dan Sungai Progo hingga menemukan perempatan lampu merah Kenteng. Beloklah ke arah kanan (utara) dan ikuti jalan ini hingga menemukan perempatan lampu merah lagi yakni perempatan lampu merah Dekso. Dari sini masih lurus lagi hingga kurang lebih 9 Km lagi sobat akan menjumpai Kantor Desa Banjaroya yang terletak di sebelah kanan (utara) jalan. Tepat di seberangnya terdapat pertigaan jalan yang mengarah ke kiri. Tenang saja sob, disini sudah ada papan petunjuknya.
Nieh papan petunjuknya |
wuihhhh salut mas, jauh2 cari makan... btw dari tempat sampeyan ke kulonprogo berapa lama perjalananya kalau lancar mas?
BalasHapuseh iya mas, berapa hari yang lalu lihat tayangan tv tentang puncak widosari,kulonprogo, sampeyan sudah pernah ke sana ta?
Hahaha,,, habis penasaran mbak ama olahan ikan ini,,, perjalanan ya sekitar 1 jam an lah.
HapusBelum pernah kesana mbak,,, malahan baru dengar ini mbak Monic tentang Puncak Widosari ini,,, Bagus pow puncaknya?
Mas nya asli Jogja kah? Enak ya di Jogja dikit2 piknik dikit2 makan enak :D
BalasHapusBukan sieh mbak,,, Cuman udah lama aja di Jogja, :-)
HapusIya ya mbak ya? cuman uangnya dikit dikit berkurang akhirnya kantongnya bisa jebol, hahahaha pizzz
pagi2 disuguhi sarpan wader, hmmm mantep banget mas
BalasHapusKalau gitu,,, hayuk di makan mas, Hehehe
Hapuskalo udh liat makananmu, trs piring abis ga bersisa gitu, lgs naikin napsu makan mas :D.. udh berasa enaaaak bgt kayaknya :D
BalasHapusDuh jadi malu,,, ketahuan kalau doyan ya mbak ya, eh, lapar juga dink, hehehe
HapusMantabs banget ulasannya...Jogya memang Surga kuliner..Apalagi Mbah Juri masaknya pakai kayu, bukan gas LPG..Ini salah satu rahasia masakan yang enak
BalasHapusYo'i,,, betul banget gan,,,
HapusMantabe' deh pokoknya rasanya