Bakmi Jombor, Menikmati Sajian Unik Nasi Godognya

Sejak pertama kali Ane merasakan bakmi jawa yang di jual di Kota Jogja ini sepertinya Ane langsung jatuh cinta kepadanya sob. Bukan karena apa - apa, tapi karena rasanya. Mulai dari bakmi godog, bakmi nyemek hingga bakmi goreng. Beberapa hari lalu sebenarnya Ane sudah makan bakmi jawa sieh sob di Warung Bakmi Jawa Pak Rebo, tapi sehubung kepingin lagi ya akhirnya Ane mencari warung bakmi jawa lagi dan kali ini warung bakmi jawa yang Ane sambangi adalah Warung Bakmi Jombor yang terletak persis di seberang jalan gerbang masuk Terminal Jombor.

Untuk sampai sana waktu yang Ane butuhkan kurang lebih 30 menit, seharusnya bisa lebih cepat tapi apa boleh buat sore hari jalanan padat merayap sehingga waktu yang Ane butuhkan lebih banyak dikit. Sesampainya disana ternyata sudah ada beberapa pengunjung yang sedang menikmati pesanannya. Warungnya cukup luas, bersih dan rapi. Ada 2 cara pengunjung dapat menikmati bakminya yaitu sistem meja dan kursi serta sistem lesehan. Agar terkesan santai duduklah Ane di salah satu lesehan yang tersedia.

Di salah satu dindingnya sudah terpasang dengan jelas daftar menu yang dapat di pesan oleh Ane. Ane pun menganalisis satu persatu:

1. Bakmi Godog, di coret karena beberapa hari lalu Ane sudah merasa

   kannya di Warung Bakmi Jawa Pak Rebo;

2. Bakmi Goreng, di coret karena Ane sudah tahu kalau bakmi ini

   disajikan tidak menggunakan kuah;

3. Nasi goreng, di coret karena ini sudah banyak di jual di warung

   burjo dan tentulah Ane sering memakannya.

4. Nasi Godog, Hah apa nasi godog? bukankah semua nasi itu di godog

   ya sob?;

5. Rica - rica, di coret karena Ane sudah mengetahuinya makanan ini

   seperti apa.

6. Ayam kampung goreng, di coret walaupun enak tapi ya lumayan mahal

   dan Ane pun sudah sering memakannya bila di kampung halaman.

   Begitu juga

7. Ayam kampung bakar, di coret.

Sudah ketebak kan sob Ane hendak mau pesan apa? Yapz, bener banget nasi godog. Sedangkan untuk minumannya Ane lebih memilih memesan teh poci bila dibandingkan dengan teh biasa. Mengapa? karena teh poci menurut Ane lebih enak disajikan menggunakan gula batu dibandingkan dengan teh biasa yang disajikan menggunakan gula putih. Selain itu Ane suka dengan cara penyajiannya yakni menggunakan wadah kendil kecil sehingga terkesan nyentrik dan enak di lihat.

Untuk menjawab rasa penasaran Ane, Ane pun menanyakan kepada salah satu pegawainya tentang apa perbedaan antara bakmi godog dengan nasi godog dan beliau memberi jawaban bahwa bedanya hanya pada nasinya. Kalau bakmi godog tidak menggunakan nasi, sedangkan nasi godog itu menggunakan nasi. Okelah kalau begitu, sesuai dengan pilihan Ane sebelumnya Ane memesan seporsi nasi godog.

Perlu waktu yang cukup lama juga Ane menunggunya, ya sekiar 15 menit. Kini pesanan yang Ane pesan sudah datang. Sekendil kecil teh poci dan sepiring nasi godog.

Secara penampilan sepiring nasi godog ini berisikan bakmi, nasi putih, suwiran daging ayam kampung, taburan seledri, bawang goreng dan mempunyai kuah yang berwarna cokelat. Memang benar sob nasi godog ini tak berbeda jauh dengan bakmi godognya. Ane bisa tahu soalnya ada pengunjung lain yang berada di samping Ane memesan bakmi godog dan tampilannya pun sama seperti punya Ane. Ada yang khas pada penampilannya, bila dibandingkan dengan bakmi jawa pada umumnya, menurut Ane warna pada kuah nasi godog ini lebih gelap dan khas. Pokoknya beda deh.

Nggak perlu mengatakan panjang lebar, sekarang saatnya Ane mengeksekusinya. Pada srusupan pertama kesan yang Ane rasakan adalah kuahnya yang gurih, sedikit manis dan rasa kaldunya yang kuat. Struktur bakminya terasa kenyal dan kurang begitu lembut di mulut. Lalu dengan hadirnya nasi apakah terasa asing di indera perasa ini? menurut Ane sieh nggak, biasa aja dan bakminya tetap enak kok. So, satu kata untuk ini, "Wuenak tenan".

Soal harga masih cukup bersahabat dengan kantong kok sob, seporsi nasi godog dan sekendil kecil teh poci hanya dibanderol dengan harga 20k saja. Gimana, tertarikkah untuk mencicipinya?
Berikut gambaran rutenya:
Warung Bakmi Jombor ini terletak sangat strategis tepat di depan Pintu Gerbang Terminal Jombor Jogja sehingga sangat mudah untuk ditemukan. Dari Tugu Jogja, bergeraklah ke arah barat melalui Jl. Diponegoro hingga menemukan perempatan lampu merah. Dari sini beloklah ke arah kanan (utara) melalui Jl. Magelang hingga sobat menemukan perempatan jalan layang. Nah, jalan layang ini belum lama di operasikan dan merupakan pertemuan jalan antara Jl. Ringroad Utara dengan Jl. Magelang. Masih lurus lagi lewat bawah jembatan hingga sobat menemukan pintu gerbang masuk Terminal Jombor. Sekarang, sobat cari jalan putar balik dulu dan tak lama kemudian sampailah sobat di lokasi yang sobat maksud. Tenang saja, di depan warungnya sudah terpasang papan nama dengan jelas sehingga akan mudah dikenali dan diketemukan.

Berdasarkan informasi yang Ane dapatkan dari salah satu pegawainya bahwa jam buka Warung Bakmi Jombor ini dari jam 5 sore hingga dini hari jam setengah 3 pagi.