Sabtu, 22 Oktober 2016

Jalan Kaki Menyusuri Bukit Campuhan Ubud Bali

Rencana setelah keluar dari Museum Antonio Blanco adalah mengunjungi Mandala Wisata Wenara Wana yang banyak keranya. Inilah sob makna dari sebuah perjalanan, apalagi perjalanan menggunakan kendaraan sendiri jadi semau Ane ingin kemana dan mampir dimana. Tepat saat melintasi jembatan campuhan yang letaknya hanya beberapa puluh meter dari gapura masuk Museum Antonio Blanco, mata Ane tak sengaja tertuju pada sebuah pura di seberang sungai. Puranya terlihat sangat cantik nan megah karena berada di sebelah kiri (barat) sungai. Sebagai seseorang yang ingin tahu, lantas Ane ingin menuju kesana. Pertanyaannya adalah bagaimanakah cara Ane menuju kesana? soalnya tak ada papan petunjuk yang jelas cara menuju ke tempat tersebut.


Dengan lambatnya Ane kendarai kuda hijau Ane sambil mencari seseorang yang bisa Ane tanya. Kebetulan ada dua orang anak sekolah berseragam SMP yang sedang menyeberang jalan. Mereka sepertinya habis dari beli jajan karena ditangan mereka menenteng makanan kecil.
Ane         : Permisi dek, mau tanya kalau ingin menuju ke pura itu
              lewat mana ya? (Ane arahkan telunjuk tangan Ane ke
              pura yang Ane maksud) 
Anak sekolah: Lewat jalan itu mas (sambil menunjuk kearah depan),
              nanti ada Warwick Ibah, depannya
              ada jalan. Lewat situ nanti ada jalan yang menurun,
              ikuti jalan situ aja mas.
Ane         : Eow gitu. Terimakasih ya dek!
Anak sekolah: Iya mas!


Sesuai dengan informasi yang Ane dapatkan dari anak sekolah tersebut memang benar, tepat di depan Warwick Ibah ada jalan masuk. Ane masuk saja ke jalan tersebut, sebelum ada jalan yang menurun ada sebuah tempat parkir yang tidak terlalu luas namun dapat menampung beberapa kendaraan bermotor.
Ane parkirkan kuda hijau Ane disitu. Begitu turun dari kuda hijau Ane, Ane susuri jalan yang menurun tersebut. Suasananya cukup adem dan angin yang berhembus begitu lembut karena terdapat dua ponon beringin yang sangat besar seolah-olah menyapa setiap para pengunjung yang datang. Di sekitar pohon beringin terdapat sebuah sekolah SMP Swasta Diakui Kerta Yoga Ubud dan sebuah jembatan yang menuju ke sebuah Pura.


Begitu menyeberang, Ane membaca sebuah papan nama kalau pura ini bernama,"Pura Gunung Lebah". Pintu pura terkunci, hal ini menandakan bahwa pura ini tidak terbuka untuk umum. Menurut seorang warga yang kebetulan sedang berada di area pura, pura ini hanya dibuka untuk beribadah saja. Di samping kanan pura Ane melihat sebuah jalan setapak yang ntah menuju kemana Ane tidak tahu. Yang jelas Ane membaca sebuah papan larangan di areal Bukit Suci Gunung Lebah. Antara lain:
1. Dilarang berbuat asusila/mesum
2. Menggunakan narkoba dan atau miras
3. Membuang puntung rokok sembarangan untuk mencegah kebakaran
4. Membuang sampah sembarangan
5. Membuat keonaran yang menimbulkan gangguan KAMTIBMAS
Sanksi bagi pelanggar yaitu diberi sangsi adat menurut perarem baik berupa pangaskara danda (upacara), arta danda (denda), maupun jiwa danda. contohnya saja bagi yang membuang sampah sembarangan akan dikenai denda 500k.


Banyak orang terutama wisatawan mancanegara berlalu-lalang kesana-kemari. Ane semakin penasaran saja ada apakah gerangan disana? untuk memasukinya tak dikenai uang sepeserpun. Setelah melewai jalan setapak samping pura, terdapat jalan setapak yang terbuat dari semen yang dicetak persegi empat berjajar 3 baris. Mula-mula pohon-pohon kelapa dengan disamping kanan dan kiri ditumbuhi berbagai macam jenis rumput.



Jalannya pun awalanya jalan datar, eh semakin lama jalannya semakin menanjak. Sebelum sampai di atas, Ane beristirahat sebentar sambil minum air putih dan melihat pemandangan yang ada. Pemandangannya sungguh indah sekali, tampak disebelah timur seberang sungai terdapat rumah-rumah dengan atapnya yang tidak membuat jelek view justru mempercantik pemandangan.




Lanjut jalan lagi. Dalam menyusuri track ini, Ane selalu saja berpapasan dengan turis mancanegara. Terkadang turis tersebut menyapa Ane dengan kata,"Hello", bahkan dengan kata,"Selamat Siang (karena saat itu Ane berkunjung saat siang hari)". Tak pernah sekalipun Ane berpapasan dengan turis lokal. Disini Ane merasa asing, seharusnya merasa berada di negeri sendiri ew ini malah merasa berada di negeri orang. Hufth
Semakin keatas pemandangan yang terlihat semkin indah. Disamping kanan dan kiri track yang awalnya tumbuh berbagai macam rumput, kini berganti menjadi sejenis rumput ilalang yang hijau. Hadirnya rumput ilalang dapat menyegarkan mata apalagi lekukan garis bukit yang manis menambah keeksotisan Bukit Campuhan yang terletak di Desa Campuhan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali ini.



Selama kegiatan tracking baru kali ini Ane melihat sepasang turis lokal, ya itupun karena mereka sedang melakukan pengambilan gambar untuk prewedding. Berjalan sekitar 100 meter ternyata Ane bertemu lagi dengan turis lokal yang juga sedang melakukan pengambilan gambar untuk prewedding. "Yang nulis kapan ini", eh.



Disini Ane baru sadar kalau tempat ini adalah Bukit Campuhan yang sebelumnya Ane lihat di internet. Tempat ini kerap disebut Bukit Matahari Terbenam dan juga Bukit Cinta. Tepat bila tempat ini biasa dijadikan obyek untuk pengambilan gambar Prewedding. Bukit campuhan ini memiliki panjang trek 2 Km. Ane semakin dibuat penasaran saja ada apakah di ujung dari trek ini. 1 Km berselang ternyata yang ada hanyalah pemukiman penduduk semata. Ada yang menawarkan hasil karya seninya, ada yang usaha membuka warung, ada rumahnya yang untuk disewakan, bahkan ada juga yang sedang membangun.



Sebenarnya masih ada jalan lurus lagi yang dapat Ane lalui, Ane kira jalan tersebut sudah tak menarik lagi untuk tracking. Maka dari itu Ane putuskan untuk kembali saja ke trek yang telah Ane lalui.


Duh, 25 menit lagi Ane sampai ke titik awal tracking sob, Semangat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me