Senin, 14 Maret 2016

Angkringan Nganggo Suwe, Angkringan yang Pakai Lama

Sobat pastinya sudah tahu kan dengan apa yang dinamakan angringan itu? Yapz, warung makan yang satu ini tidak bisa dilepaskan dari Kota Jogja. Tak hanya di Jogja saja, warung makan ini sudah menyebar kemana - mana di daerah lain walaupun menggunakan sebutan yang berbeda - beda. Salah satu contohnya di Kota Solo atau Sragen yang menyebutnya dengan istilah Hik. Berbeda dengan Solo dan Jogja di daerah Semarang dikenal dengan istilah Gelo - gelo.


Dengan mengusung visi,"Tak lengkap rasanya tanpa mengunjungi Angkringan", Ane ditemani oleh seorang sahabat Ane Hanna akhirnya menginjakkan kaki di salah satu angkringan yang cukup legendaris di Kota ini yakni Angkringan Ngganggo Suwe Lek Adi. Jaraknya yang tak begitu jauh dari kost kita membuat perjalanan kita tidaklah begitu lama. Sekitar 15 menitan saja waktu yang di perlukan.



Lalu bagaimanakah dengan sobat yang ingin menuju kesini? baiklah, Angkringan Nganggo Suwe ini terletak di Jalan Pramuka 106 Yogyakarta yang berdekatan dengan Terminal Giwangan. dari Terminal Giwangan, tinggal lurus saja ke arah utara hingga sobat menemukan pertigaan lampu merah dengan jalan yang cukup besar pertemuaan antara Jalan Pramuka dengan Jalan Tegal Gendu. Nah, Angkringan ini tepat berada di samping kiri pertigaan tersebut.


Gambaran rutenya
Angkringan Nganggo Suwe tampak depan
Tak seperti bentuk angkringan pada umumnya, Angkringan Nganggo Suwe ini lebih menyerupai warung burjo (sebutan yang disematkan oleh mahasiswa yang sedang ngekost di Kota Jogja kepada sebuah warung dimana dalam warung tersebut hanya menjual burjo, nasi telor, magelangan, dengan berbagai variasi minuman seperti teh, jeruk, soda gembira dan sejenisnya). Layaknya di sebut sebuah angkringan, berbagai lauk pauk tersedia cukup beragam mulai dari nasi bakar, tahu bacem, berbagai macam aneka sate, kepala ayam dan lain sebagainya. Lauk - pauk tersebut di letakkan di atas meja dan ditempatkan di bagian ruang tengah. Meja - meja tersebut tak hanya digunakan untuk meletakkan menu - menunya saja tetapi juga di sekelilingnya bisa ditempati untuk makan karena terdapat kursi - kursi yang mengelilinginya.

Berbagai macam aneka sate

Ane tak perlu khawatir soal berapa uang yang akan Ane keluarkan nantinya, tampak di bagian dinding sudah terpasang daftar menu dan tarifnya, tentu disini Ane sudah bisa memperkirakan sebelumnya.
By the way, kalau dilihat dari namanya tahu tidak sob "Nganggo Suwe" itu apa? "Nganggo Suwe" itu dalam bahasa jawa yang berarti "Pakai lama". Nah konon warung ini selalu ramai didatangi oleh para pengunjung dan untuk memperoleh menu yang mereka inginkan mereka harus ngantri dan tercetuslah nama demikian hingga bertahan sampai saat ini. Tapi pas kita kesini tidak pakai lama tuh dan bahkan cenderung cepat, apa momentnya saja yang pas (pas nggak banyak pengunjung maksudnya). Ntahlah.




Konon katanya menu yang spesial disini adalah nasi bakar dan jahenya ntah itu jahe hangat atau susu jahe. Oke, tanpa berfikir panjang Ane langsung mengambil menu tersebut. Begitu juga dengan sahabat Ane Hanna, cuman bedanya sahabat Ane mengambil sebungkus nasi dan 2 tusuk sate, sementara Ane mengambil 2 bungkus nasi dan setusuk sate.


2 gelas susu jahe, 3 bungkus nasi bakar, dan 3 tusuk sate siap di lahap kita
Josss
Ane lupa sob tidak meminta untuk memanggangkan sate - sate kita terlebih dahulu agar kelihatan enak dan seger saat di santap. Ntah bisa atau tidak permintaan kita ini, yang jelas Ane lupa. Tak ingin melewatkan kesempatan ini begitu saja, kitapun narsis sebentar bersama menu - menu yang ada dihadapan kita. Biar di kata norak, ndeso, katrok se katrok Mbah Katro dan lain sebagainya, tak masalah yang penting saat ini kita tetap saja narsis.


Ane
Sahabat Ane
Tahu tidak sob kalau yang di bungkus ini juga bisa di sebut nasi kucing lho. Loh kok bisa Nis? Yapz, nasi ini dinamakan nasi kucing karena porsi nasinya yang sedikit dan biasanya ditambah dengan sambal, ikan, dan tempe dan kemudian di bungkus dengan menggunakan daun pisang. Biasanya sieh sekarang di angkringan - angkringan tidak menggunakan full body daun pisang saja, tetapi juga menggunakan kertas minyak sebagai pembungkus luarnya. Mungkin mereka pikir lebih praktis dan modern kali yaw? tapi kalau Ane sieh lebih menyukai nasi kucing yang di bungkus dengan daun pisang secara keseluruhan dibandingkan dengan nasi kucing yang di bungkus dengan kertas minyak. Rasanya lebih fresh, nikmat dan khas.



Secara penampilan, nasi bakar ini memang memenuhi kriteria apa yang dinamakan nasi kucing yakni mempunyai porsi yang sedikit dan menggunakan daun pisang full body sebagai pembungkusnya. Begitu juga dengan isi didalamnya terdapat daun kemangi, sambal dan teri. Jujur sob, baru kali ini Ane memakan menu nasi bakar dan didalamnya terdapat daun kemangi. Menu ini jarang Ane temui di angkringan - angkringan pada umumnya, tak heran bila salah satu menu ini menjadi menu spesial yang ada di Angkringan Nganggo Suwe ini.


Penampilan nasi bakar sebelum di buka
Setelah di buka beginilah penampilannya
Lalu bagaimanakah dengan rasanya? Ane mulai dari nasi bakarnya, hmmm, rasanya enak, nasinya terasa pulen dan tak sedikitpun Ane merasakan nasi yang dalam bahasa jawa "kemrotok" (masih keras). Anehnya, biasanya Ane tak memakan daun kemangi bila jajan di penyetan lele dan sebagainya justru disini rasa yang ditimbulkan kemangi itu malah membuat Ane menyukainya. Di sela - sela daunnya tak ketinggalan juga ikan teri yang yang rasanya tak kalah nikmat. Suasana semakin hangat dengan adanya minuman segalas susu jahe hangat yang terasa segar di minum. satu kata untuk Nasi bakar dan susu jahe hangat ini," Wuenak tenan, le leduk".



Habis sudah semuanya
Soal harga sesuai dengan hitungan Ane sob, uang yang harus Ane keluarkan sebesar 12,5k, sementara sahabat Ane 11,5k saja. Pokoknya sob, kalau sobat datang ke Jogja tak lengkap rasanya bila tidak mampir di Angkringan. Salah satu angkringan yang bisa sobat ampiri ya di Angkringan Nganggo Suwe Lek Adi ini.
Jam Buka Angringan Nganggo Suwe:
Setiap hari dari pukul 18.00 - 05.00 WIB

17 komentar:

  1. Waah, boleh juga neh angkringan, jadi kepengin ke sono :) secara tempat tidak jauh tuh dengan soto cak sodik dan cak ngun umbulharjo, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Monggo, silahkan... terima kasih Pak sudah mau mampir kesini :-)

      Hapus
  2. Aku suka dengan angkringan, sayang di Jakarta belum menemukan tempat yang cocok. Pilihan menunya banyak yaa... suka deh

    BalasHapus
  3. Kalo ke jogja..bisa minta anter-anter niy...hahaha. Asyik bener kulinerannya di sana yak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap mbak,,, asal sesuai dengan komisinya, wuahahahaha,,,, pizzzzzz. Iya mbak, habis ke Palembang bisa nieh diagendakan ke Jogja :-)

      Hapus
  4. wah q orang jogja asli belu ngrasakan ni angkringan...harus nyoba ah, cuma di jalan pramuka ya... sippp..kayaknya bagus tempatnya dan lengkap menunya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eow iya tow mas?, :-) Iya mas di Jl. Pramuka ,,, terima kasih sudah mau mampir kesini :-)

      Hapus
  5. Kalau aku sih jujur, daripada ngafe aku lebih suka ngangkring :D
    Selain lebih hemat, angkringan lebih membumi, lesehan kumpul sama temen-temen gosip sampe bosen... asik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha,,, setuju mbak. Terus AC nya langsung dari alam :-)

      Hapus
  6. Emang kalau nggak di panggang itu kurang mantep rasanya ya mas. Aku kalau ngangkring menu andalanku ceker pedes...mantap itu. Sama kopi areng pahit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, bener,,,, anyep yaw nggak josss ew,,,
      Wah la enak kui mas,,, tapi kalau minumannya aku biasanya suka jahe susu mas,,, hehehe

      Hapus
  7. Sambil neguk ludah ini bacanya... udh wktunya harus mudik ke solo sepertinya... tapi aku mau maksa suami utk nginep beberpa hari di jogja supaya bisa nyobain kuliner2mu ini mas :D

    paling suka kalo udh makan sego kucing, lauknya itu sate puyuh ama brutu kalo ada :D.. walo dibilang ntr jd pelupa kalo makan brutu, ttp aja aku suka ;p Di jakarta ada yg jual sego kucing bgini..tapi harganya udh disesuaikan ama standard jakarta -__-.. makanya aku males beli.. kalo size nasi nya rada gedean, mungkin masih oke ya.. lah ini sama aja kecilnya kyk sego kucing di solo...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha,,, iya mbak, sepertinya mbak Fanny kemarin pas ke Solo nggak mampir ke Jogja, malah mampir ke Brebes buat nyobain kuliner di sana, :-)
      Kalau brutu biasanya di Jogja nggak ada mbak, adanya biasanya ceker, kepala, ama usus. Begitu juga dengan sate puyuh agak sulit kayaknya, kalau sate telur puyuh la bisa mudah di jumpai. Hahahaha, masih percaya yang gitu - gituan tow mbak? kalau aku mah cuek saja. Soalnya brutu memang enak punya, rasanya kenyal - kenyal gitu. Mungkin anggapan itu ada soalnya orang tuanya takut kalau nggak kebagian brutu itu yang enak bila dimakan sama anak - anaknya, jadi muncul deh anggapan seperti itu :-)
      Eow gitu tow mbak, ya ntar kalau balik ke Solo bisa ngerasain sepuasnya nasi kucing di Solo atau di Jogja :-)

      Hapus
  8. wah la ini yang aku belum punya masa lalunya.,...kudu cari sponshor terdekat nih hehehe mantap masss

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha,,, duh mbok sekali - kali ngeluarin uang sendiri gitu lho mas. Masa ke kesini aja kudu pakai sponshor,,, kan ya gimana gitu,,,, wakakakaka pizzzzz a

      Hapus
    2. wkwkw karena blogger itu kudu cari sponshor mas hehehe pizzz

      Hapus

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me