Jumat, 26 Februari 2016

Museum Wayang Kekayon, Tempatnya Mengenal Berbagai Jenis Wayang

Sobat pasti tahulah kalau Yogyakarta itu di sebut juga dengan Kota Kebudayaan selain Kota Gudeg dan Pendidikan. Banyak museum yang berkaitan dengan budaya maupun seni, misalnya saja Museum Kereta Keraton yang menyajikan berbagai macam koleksi kerata yang dimiliki oleh keraton, Museum Affandi dengan lukisan yang indah, Museum Sonobudoyo dengan berbagai macam koleksi benda - benda seni dan kebudayaan dan sebagainya. Nah kali ini Ane mengunjungi juga salah satu museum yang masih berkaitan dengan seni dan kebudayaan yakni Museum Wayang Kekayon.


Museum ini cukup dekat dengan kost Ane, ya kurang lebih sekitar 13 menitan perjalanan sajalah Ane untuk sampai sini. Letak museumnya cukup mudah ditemukan karena terletak di Jl. Raya Wonosari tepatnya di Jl. Raya Yogyakarta - Wonosari Km.7, kurang lebih 600 meteran dari Perempatan lampu merah Ringroad Timur.



Sesampainya disini, Ane terpesona akan halamannya yang luas dengan ditumbuhi pepohonan yang rindang. Selain itu terdapat juga berbagai benda yang cukup memanjakan mata Ane diantaranya miniatur kompleks pancuran bidadari, hamparan mobil - mobil kuno yang sudah tidak terpakai lagi, bahkan tempat beristirahat jikalau kita lelah setelah berkeliling - keliling museum.


Miniatur Kompleks Pancuran Bidadari
Hamparan mobil - mobil kuno
Tempat beristirahat sejenak
Tak sabar rasanya Ane untuk segera memasuki museumnya. Ane bingung sob, Ane kira museumnya terletak di sebuah banguanan di belakang pendopo. Tapi Ane salah, bangunan museumnya justru berada di samping kanan pendopo dan di belakang yang Ane duga sebuah bangunan museum.
Ane        : Mau masuk museum mas, apakah buka museumnya?
Pegawainya : Iya mas, silahkan. Buka kok mas
Ane        : Yang itu ya mas museumnya? (Ane sambil menunjuk sebuah
             bangunan yang berada di belakang pendopo)
Pegawainya : Bukan mas, itu tidak boleh dimasuki kecuali kalau izin
             terlebih dahulu. Museumnya ada di samping itu(sambil
             menunjuk bangunan yang ada di samping) dan di belakang
             bangunan itu mas (sambil menunjuk ke arah bangunan yang
             awalnya Ane kira itulah museumnya).
Ane        : Eow, berapa mas harga tiket masuknya?
Pegawainya : 5 ribu aja
Ane        : Oke mas
Kini tiket masuk sudah ada di tangan dan saatnya Ane mengeksplorer Museum Wayang Kekayon ini.



Dimulai dari Ruangan ke-1, disini Ane di sambut oleh sederetan wayang kulit lengkap dengan patung bak seorang dalang yang sedang memainkan perannya. Sederetan wayang kulit ini nampak tak asing lagi bagi Ane karena susunan seperti ini biasa Ane lihat ketika ada pertunjukan pagelaran wayang kulit sebelumnya. Selain itu Raden Gatotkaca sudah berdiri tegak di depannya dengan pakaian lengkapnya.


Sederetan wayang kulit lengkap dengan dalangnya
Raden Gatotkaca
Di ruangan kedua terdapat berbagai macam wayang dan lelakonnya. Seperti Ramayana, Mahabarata, kerajaan Hastina, Karna Tanding, dan pasca Bharatayuda. Dari kesemuanya itu sob, pasti kita tak asing kan dengan yang namanya Pandawa Lima. Ya, mereka terdiri dari Prb Puntadewo, R. Werkudara (Bima), R. Arjuna, R. Nakula dan R. Sadewa. Mereka selalu di sayang oleh Dewa Yang Maha Agung karena taat dan patuh terhadap perintah yang diberikan. Lalu kurawanya? berbeda dengan pandawa, Kurawa justru memiliki tabiat yang tidak baik seperti sifat serakah, dll. Dalam lelakon "Perang Bharatayuda", Pandawa akhirnya yang menang dalam peperangan ini, sedangkan para kurawa tewas tanpa bekas. Kerajaan Hastina pun kini kembali ke pihak Pandawa. Sama seperti pada ruangan yang kesatu, di ruangan yang kedua ini pun terdapat sebuah patung yang menggambarkan Prabu Ramawijaya dari Kerajaan Ayodya yang bermaisurikan Dewi Sinta. Lalu dimanakah Dewi Sintanya?


Ramayana
Mahabarata
Kerajaan Hastina
Karna Tanding
Pasca Bharatayuda
Prabu Ramawijaya
Owalah Dewi Sintanya ada di ruangan sebelahnya tow yakni ruangan yang ke-3. Kira - kira kalau jalan sama Ane si Ramawijaya bakal cemburu nggak ya sob? ah nggak jadi ah lagian mana mungkin dia mau sama Ane dan juga Ane takut ama Prabu Ramawijaya yang membawa anak panah. Dia bawa anak panah, Ane bawa kamera, kalau Ane di panah, bisa - bisa mo'ek Ane, hehehe.


Tuh samping Ane Dewi Sintanya
Disini juga ada berbagai macam jenis wayang sob seperti Wayang Kulit Madya Gaya Surakarta yang digambarkan dengan beberapa adekan diantaranya Adekan Malowopati, Adekan Pengging, dan Adekan Pasetran Gondo Mayit. Jenis wayang yang lainnya ada Wayang Gedhog Gaya Yogyakarta dan Adekan Alun - alun Jenggolo.


Adekan Malowopati
Adekan Pengging
Adekan Pasetran Gondo Mayit (saru nggak ya?)
Wayang Gedhog Gaya Yogyakarta
Adekan Alun - alun Jenggolo
Beranjak dari ruangan ke-3, selanjutnya Ane memasuki ruangan yang ke-4. Di ruangan ini khusus di pajang gaya Wayang Klithik dari berbagai daerah diantaranya gaya banyuwangi yang berceritakan tentang Menak Jinggo Leno, gaya Yogyakarta yang berceritakan tentang Damar Wulan Begal, Gaya Tulung Agung dan Gaya Kartasuran. Eh ternyata tidak sob, masih ada satu lagi jenis wayang yang di pajang yakni Wayang Beber yang berceritakan tentang R. Panji Asmoro atau cerita Jenggolo, Kediri.


Menak Jinggo Leno
Damar Wulan Begal
Wayang Klithik Gaya Tulung Agung
Wayang Klithik Kartasuran
Wayang Beber
Sementara untuk patungnya terdapat sebuah nama,"Bambang Irawan". Hah, apa? Bambang Irawan? memang ada ya dalam dunia pewayangan nama ini?. Ane awalnya tak percaya sob kalau dalam pewayangan itu ada yang namanya Bambang Irawan, setelah searching - searching di internet ternyata memang ada dalam dunia pewayangan yang bernama Bambang Irawan. Beliau merupakan anak Arjuna dan Dewi Ulupi yang berasal dari Gunung Yasarata. Nah ini sob manfaatnya dengan mendatangi museum yang sebelumnya tidak tahu jadi tahu dan kalau sudah tahu hilang kemudian, hehehe (garing).


Bambang Irawan
Sehubungan di ruangan ke-5 kosong, langsung saja Ane memasuki ruangan yang ke-6. Berbeda dengan ruangan sebelumnya, koleksi di ruangan yang ke-6 ini terpajang berbagai macam wayang golek dan topeng. Ada yang menarik disini sob rupanya, sobat tahu kan Cepot? Nah disini ada loh sob wayang golek cepot tersebut. Kalau dilihat - lihat sieh memang lucu wayangnya dan menggemaskan, ah jadi keingat berbagai macam acara televisi yang pernah menayangkan Wayang Golek ini yang Ane lihat.


Tuh cepotnya ada di depan, lucu ya?

Nah itulah sob tentang koleksi - koleksi yang ada di Museum wayang Kekayon ini. Cukup lengkap bukan? bagi sobat yang malas untuk membaca dan lebih suka langsung mendengarkan dari orang saja, jangan khawatir karena disini sudah tersedia pemandu yang siap menjelaskan kepada sobat. So, tunggu apalagi? Setidaknya dengan kita bermain kesini tentunya akan menambah pengetahuan dan wawasan kita dan secara tidak sadar rasa cinta kita terhadap kebudayaan akan semakin meningkat. By The Way gimana nieh cara menuju kesini?
Berikut rutenya:



Dari Titik Nol Kilometer Jogja bergeraklah ke arah timur melalui Jl. Panembahan Senopati, Jl. Sultan Agung dan Jl. Kusumanegara melewati Kebun Binatang Yogyakarta (Gembira Loka Zoo) hingga menemukan perempatan lampu merah setelahnya. Dari sini beloklah ke arah kiri (utara) melalui Jl. Janti hingga sobat akan menemui lagi perempatan lampu merah di Jalan Ringroad Timur. Beloklah ke arah kanan (selatan) melalui Jl. Ringroad Timur hingga menemukan perempatan lampu merah lagi. Dari sini beloklah ke arah kiri (timur) melalui Jl. Raya Wonosari hingga kurang lebih 600 meter sobat akan menjumpai Museum wayang Kekayon ini di sebelah kiri (utara) jalan.
Jam buka museum:
Senin - Jum'at                 : Pukul 08.00 - 14.00 WIB
Sabtu                          : Pukul 08.00 - 12.00 WIB
Minggu dan Hari Libur Nasional : Tutup



Yuk kita ke Museum. Bukan berarti kita nggak bisa move on dari masa lalu lho ya, tetapi dengan mengunjungi sebuah museum kita akan lebih mengenal sosok pahlawan kita misalnya dengan mengunjungi Museum tentang suatu tokoh dan juga akan lebih mencintai seni dan budaya kita bila kita mengetahui lebih jauh.

8 komentar:

  1. Aku sering lewat Kekayon tapi nggak pernah mampir :-(

    BalasHapus
  2. wah, beneran mas, edisi baru tahu kalau ada nama Bambang Irawan dalam pewayangan, he he he....

    wuihhh...banyak banget museum di Jogja...ck ck ck..hmmm ntar museum apa lagi yang mas Anis liput ya??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbask, sama kalau begitu, hehehe...
      Di tunggu aja mbak Monic, banyak museum lainnya yang juga menarik :-)

      Hapus
  3. Aku hidup di Jogja berapa tahun, eh museum yang aku kunjungi baru museum perjuangan sama dirgantara doang kwkwkw :D kayaknya ini harus ditandai deh buat dikunjungi :D lumayan deket dari rumah, cuma tinggal ke timuuuur beberapa kilo :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, wah berarti masnya juga sekarang lagi tinggal di Jogja tow. Terima kasih sudah mampir kesini mas :-)

      Hapus
  4. wah lama banget gak ke sini hehe dulu ke sini wkatu ada kerjaan mas hehe keren dah musuemnya pak roy suryo ini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eow,,,,
      Iya mas, kita bisa tahu banyak hal tentang wayang,,.
      Memang keren museumnya

      Hapus

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me