Kamis, 17 Desember 2015

Memanjakan Lidah dan Mata di Warung Bakmi Jawa Mbah Gito


Tahu tidak sob, selain gudeg yang banyak tersebar di Kota Jogja, ternyata di Jogja itu juga banyak bakmi jawa yang cukup populer di kalangan para pecinta kuliner nusantara loh. Ada banyak pilihan Bakmi jawa yang dapat dipilih oleh para pengunjung salah satunya Bakmi Jawa Mbah Gito. Kenapa Ane memilih tempat ini sebagai destinasi kuliner selanjutnya? karena selain yang belum pernah Ane kunjungi juga konon interior warungnya yang tergolong antik dan unik.


Warung Bakmi Jawa Mbah Gito terletak di Jalan Nyiageng Nis No. 9 Rejowinangun Kotagede Yogyakarta. Letaknya yang tidak terlalu jauh dari kost Ane membuat Ane semakin penasaran saja. Untuk mengobati rasa penasaran Ane, berangkatlah Ane menuju warung ini Pada hari minggu kemarin. Ya kurang lebih sekitar 17 menitan saja waktu yang Ane butuhkan untuk sampai sini.


Nah, buat sobat yang ingin kesini dan belum tahu jalannya, Ane kasih gambarannya ya. Ane pilihkan cara yang paling mudah untuk sampai kesini yakni dimulai dari Alun - alun selatan dan Terminal Bus Giwangan.
Dari Alun - alun selatan bergeraklah ke arah timur lurus terus hingga menemukan POM Bensin yang terletak tepat di pojok sebelah selatan perempatan lampu merah. Dari sini beloklah ke arah utara melalui Jl. Gambiran dan bila bertemu dengan perempatan lampu merah, beloklah ke arah timur (kanan) hingga menemukan tikungan jalan ke kiri. Nah Sobat jangan ikut menikung yaw, tetapi lurus saja dan kurang lebih 100 meter sampailah sobat di warung Bakmi Jawa Mbah Gito ini. Tempatnya agak tersembunyi memang dan tidak berada di jalan utama, tapi yaw tidak tersembunyi - tersembunyi banget sieh.



Sobat akan lebih mudah lagi bila dari Terminal Giwangan, Tinggal keluar dari Pintu depan terminal, beloklah ke arah kanan (utara) lurus terus hingga menemukan POM Bensin yang terletak tepat di pojok sebelah kiri (barat) jalan perempatan lampu merah. Nah dari sini silahkan sobat baca kalimat yang sudah Ane jelaskan di atas.
Warungnya tampak sepi dan hanya ada beberapa pengunjung saja yang sedang berkunjung. Bagaimana tidak sepi la wong Ane datang kesini di waktu yang terbilang tanggung yakni pertengahan antara waktu makan siang dan sore sekitar pukul 2 siang. Ane sengaja datang kesini di waktu tersebut agar bisa berfoto sepuasnya dan tidak perlu malu sama pengunjung lainnya. Paling - paling yang lihat satu atau dua orang saja, jadi yaw abaikan saja pandangannya.


Santai dulu deh
Salam roker men
Tapi sebelumnya Ane pesan dahulu menu apa yang akan Ane pilih. Disini tersedia beberapa menu dengan beberapa macam varian, di antaranya bakmi godok, bakmi goreng, magelangan godok, magelangan goreng, nasi goreng, cap cay godok, cap cay goreng, maupun rica - rica. Dari kesemuanya itu yang paling wajib untuk dinikmati oleh para pecinta kuliner bila datang kesini adalah pada bakmi godok atau gorengnya.



Dengan melihat papan bor di atas (bukan sedang menerima pelajaran seperti waktu SD dahulu lo), Ane sempat bingung apasih perbedaan antara bakmi godog / goreng dengan bakmi spesial. Lantas Ane bertanya kepada pelayannya dan kemudian terjadilah percakapan antara Ane dengan pelayannya yang kebetulan seorang laki - laki.
Pelayan : Ajeng badhe pesen nopo mas?
          Mau pesan apa mas?

Ane     : Bakmi mas
          Bakmi mas

Pelayan : Bakmi nopo?
          Bakmi apa?

Ane     : Niku lo mas, benten ipun bakmi godog / goreng kaleh bakmi
          spesial niku nopo nggeh?
          Itu lo mas, bedanya bakmi godog / goreng dengan bakmi
          spesial itu apa ya?

Pelayan : Eow, benten ipun upami bakmi spesial niku daging ayame mas
          ajeng tambah daging ayam bagian nopo kan saged.
          Eow, bedanya kalau bakmi spesial itu daging ayamnya mas
          mau nambah daging bagian apa kan bisa.

Ane     : Dados bakmi ipun nggeh sami antawisipun bakmi godok / 
          goreng kaleh bakmi spesial?
          Jadi bakminya sama antara bakmi godok / goreng dengan
          bakmi spesial?

Pelayan : Sami. Upami Bakmi goreng nggeh mboten wonten kuah ipun,
          Nangin upami Bakmi godok nggeh wonten kuah ipun.
          Sama. Kalau bakmi goreng ya nggak ada kuahnya,
          tetapi kalau bakmi godok ya ada kuahnya.
Dengan berfikiran jernih jatuhlah pilihan Ane pada bakmi godok yang biasa saja. Logikanya kenapa harus yang mahal kalau ada yang murah. Asalkan yang murah itu tidak mengubah esensinya, Ya kan sob? walah bahasane. Untuk minumannya Ane pilih teh saja, tapi bukan teh biasa melainkan teh poci.
Okelah lanjut lagi narsisnya. Lah bagaimana tidak narsis la wong tempat ini benar - benar antik dan unik. Apalagi ada sebuah papan yang bertuliskan, "Badhe Foto Bebas Monggo". Kalau di artikan kedalam bahasa indonesia jadi, "Mau Foto Bebas Silahkan".



Wuih langsung dah Ane cekrak cekrek sana sini. "Pumpung masih sepi", fikir Ane.


Salam jempol dulu
Orangnya sok kol
Abaikan orangnya dan lihat kalau mau naik ke lantai 2 bisa lewat tangga tersebut
Inilah Keunikan dari warung Bakmi Jawa Mbah Gito, banyak terdapat aksesoris - aksesoris yang tidak selayaknya berada di sebuah warung makan. Diantaranya capil (topi yang biasa digunakan di bagian kepala oleh petani untuk berkebun/berladang), klintingan (bunyi - bunyian yang biasa dipakaikan pada leher sapi), peralatan untuk mencangkul, golok, dll, bahkan terdapat juga sebuah gong dan peralatan pewayangan yang tentunya tidak ditemukan pada warung bakmi pada umumnya. Suasananya memang sengaja di buat suasana jawa.


Itu namanya Gong
Abaikan orangnya dan katakan kalau belakang itu adalah peralatan pewayangan
Berada disini serasa di bawah rumah pohon. Bagaimana tidak tiang - tiang penyangga bangunan berasal dari kayu. Tak hanya itu pada dinding dan kesemuanya bangunan kecuali pada atapnya juga terbuat dari kayu. Untuk atapnya sendiri berasal dari seng, anehnya walaupun berasal dari seng tapi tidak menimbulkan hawa panas.



Bangunan ini terdiri dari dua lantai dengan berbagai pilihan tempat duduk. Ada tempat duduk dengan sistem meja dan kursi biasa, ada sistem meja biasa kursi terbuat dari bambu, adapula sistem lesehan meja biasa dan kursinya beralaskan bambu yang di paku.



Ane mah milih yang lesehan saja biar lebih dapet suasananya. Tak lama kemudian datanglah pesanan Ane seporsi bakmi godok dan secangkir teh poci.


Narsis dulu

Ada yang mau???
Dilihat dari penampilannya, bakmi ini cukup sederhana. Sedangkan dari teksturnya bakmi ini terdiri dari mie kuning, bihun, telor bebek, suwiran daging ayam kampung berkuah kental bertaburkan sledri dan berambang goreng. Hmmm tak sabar rasanya Ane untuk segara menyantapnya.




Mie ini tak sendiri, ada irisan buah mentimun dan bagi penyuka rasa pedas juga tersedia biji lombok yang siap mengguncang lidah sobat. Ada yang menarik sob pada wadah biji lomboknya, bukan terbuat dari lapisan kaca atau keramik, melainkan terbuat dari bathok kelapa yang sudah tidak digunakan lagi.



Tak hanya pada wadah biji lomboknya, pada wadah teh pocinya pun sama terbuat dari kendi yang menambah sensasi Ane dalam menyeruput tehnya. Benar - benar bernuansa jawa bak seperti makan di tempo doeloe.



Oke, sekarang Ane membuktikannya sendiri kelezatan dari bakmi jawanya. Mulai dari kuahnya, walaupun telur yang dicampurkan adalah telur bebek tapi tidak terasa amis. Selain itu tidaklah asin dan cenderung gurih pokoknya pas di lidah. Untuk dagingnya tentulah tidak perlu diragukan lagi akan kelezatannya karena dagingnya berasal dari ayam kampung. Sehubungan Ane penyuka rasa pedas, maka 3 biji cabai Ane tambahkan di dalamnya. Tak ketinggalan juga dengan buah timunnya. Dan akhirnya


Jreng jreng, Ya Habis
Untuk seporsi mie godok campur dan secangkir teh poci dibanderol dengan harga 26k. Mahal? tidak sieh hal itu sebanding dengan apa yang kita rasakan.


Niatnya sieh setelah makan langsung ingin mengobrol dengan Mbah Gitonya dan sekalian foto bersamanya. Agar seperti para pejabat dan artis yang datang kesini.


Sehubungan beliau sedang beristirahat dan tidaklah mungkin Ane untuk mengganggunya, maka tak banyak pula informasi yang Ane dapatkan. Bagaimana sob, tertarik untuk datang kesini? Untuk jam operasionalnya sepertinya tak usah Ane tulis yaw sob, soalnya foto - foto di atas sudah menjelaskan semuanya. Sampai jumpa.

10 komentar:

  1. Saya dari kemarin lagi ngiler mie godok jawa ini. Ehhh pas banget ada yang review. Tambah ngiler lah saya :D

    BalasHapus
  2. Maknyus banget iki Mie Jowone hahahha. Kalo musim hujan kayaknya lebih asyik :-D

    BalasHapus
  3. wuuuuhhh spotnya keceh buat foto" euuyyy....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaw mas Angki,,, la wong amatir aja kelihatannya nggak jelek - jelek amat, apalagi yang udah profesional,,,, pastinya fotonya tambah mantabbb

      Hapus
  4. sepupuku yg baru balik dr jogja cerita nih dia makan di sana... dan enak katanya... :D jd ga sabar mw mudik ke solo, spy bisa mampir ke jogja kulineran... di jkt juga ada mie godog mas.. enak sih..tp kan aku blm prnh coba mie godog yg asli jogjanya :D..enaknya mie godog itu kalo dimakan ujan2, trs mie nya masih panas dan ditaburin potongan lombok rawit, wuidiihh, nikmat ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Uwlalala, bener banget mbak, memang kalau makan mie godok paling enak pas hujan - hujan, walau nggak hujan setidaknya suasananya nggak begitu panas. Pasti nikmat :-) Cepetan mbak pulang ke Solo dan mampir kesini. Kalau ke Jogja wajib kulineran Mbak, banyak banget yang udah melegenda. Wah kalau aku belum pernah merasakan mie godok yang ada di Jakarta mbak jadi nggak tahu deh rasanya lebih gimana kalau dibandingkan dengan mie godok yang ada di Jogja ini. Mantab deh mbak, salam kulineran,,, hehehe

      Hapus
  5. Balasan
    1. Bener kak,,, walaupun beratap seng, tapi bangunan artistiknya menutupi segalanya...

      Hapus

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me