Rabu, 09 Desember 2015

Sop Buntut Pak Sugeng, Lezatnya Nggak Ketulungan


Petualangan kuliner Ane di Kota Gudeg ini masih berlanjut. kemarin Ane sudah mencicipi salah satu kuliner yang sudah melegenda di tanah Jogja yakni Sate Klathak Pak Pong, Kali ini Ane mau berbagi cerita mengenai petualangan kuliner di salah satu warung makan yang sudah cukup terkenal di Kota ini yakni di Warung Makan Sop Buntut Pak Sugeng.
Warung Makan Sop Buntut Pak Sugeng terletak di Jalan HOS Cokroaminoto No. 185 Yogyakarta. Kemarin Sabtu, Ane berangkat dari kost menuju ke arah barat menuju Tugu Jogja dan terus ke arah barat lagi menyusuri Jalan Diponegoro dan berlanjut melewati jembatan di Jalan Kyai Mojo. Setelah menemui pertigaan kedua dari jembatan belokalah Ane ke arah kiri/selatan menyusuri Jalan HOS Cokroaminoto. Pas di tikungan jalan ke arah timur sampailah Ane pada warung makan yang Ane maksud.


Warung makannya berada persis di sebelah kanan jalan di sebuah tikungan. Nah kebanyakan kan kalau wisdom luar Jogja perjalanan dimulai dari kawasan Malioboro dan belum tahu dimana sieh persisnya? Oke khusus buat sobat yang belum tahu rutenya Ane kasih sedikit gambarannya.


Sesampainya disini Ane bingung kalau mau makan, makan dimana lagi? la wong tempat duduknya sudah dipadati oleh para pengunjung yang memang benar - benar padat. Sebenarnya Ada dua cara pengunjung untuk bisa menikmati sop buntut ini sob, pertama pengunjung dapat duduk di dalam dan yang kedua duduk di luar. Walaupun begitu pas Ane sampai sini tempat duduk di dalam maupun di luar sama - sama penuh. Wah jian, tapi nggak apa - apa demi mau makan di warung yang sudah cukup popular memang harus bersabar sedikit.


Okelah, mendekatlah Ane ke salah satu pengunjung yang masih ada tempat duduk yang kosong. Sebelum memesan sop buntutnya, hal yang pertama Ane lakukan adalah melihat daftar menu makanan terlebih dahulu yang terpasang di dinding sebelah barat walaupun niat awal Ane tetap mencicipi sop buntutnya dan bisa langsung pesan ke bapaknya. Ternyata tak hanya sop buntut saja yang dapat dipesan oleh para pengunjung, tetapi juga pengunjung dapat memilih menu makanan yang lainnya seperti sop ayam kampung, sop ayam potong, sop kikil dan sop daging sapi. Sedangkan untuk minumannya bisa memilih es teh, es jeruk, es teler, dll. Untuk makanannya Ane jelas memilih sop buntut dan minumannya bolehlah sekali - kali es teller jadi nggak melulu es teh terus, hehe serta tak lupa juga seporsi nasi putih yang siap melengkapinya.


Sambil menunggu pesanan datang, Ane sempat memperhatikan sekitar mulai dari warungnya, pegawainya bahkan bahan - bahannya. Dari pegawainya sungguh rapi dan sangat ramah sekali. Rapi karena Semua pegawainya memakai seragam berwarna biru, hanya pak Sugenglah yang tidak memakainya yang baru Ane tahu nama beliau belakangan. Maklum beliau tidak memakai seragam dan hanya memakai pakaian ala chef saja karena memang beliaulah yang mengolah secara langsung semua masakan yang ada. So, ini benar - benar masakannya Pak Sugeng yaw Sob.


Pegawainya sangat ramah sekali, sesekali Ane ngobrol dengan mereka dan tatkala Pak Sugeng pun juga ikut mengobrol dengan kita walaupun beliau sangat sangat sangatlah sibuk sekali. 
Berbicara mengenai warungnya, warungnya memang tak seluas restoran dan tak sekecil warung pedagang kaki lima tetapi sangat rapi dan terjaga kebersihannya. Untuk bahan - bahannya nanti yaw sob, soalnya pesanan Ane sudah datang. Nah inilah seporsi sop buntut, semangkok es teller yang nggak tahu apakah habis ini Ane benar - benar teller, dan seporsi nasi putih siap di sikat habis.


Dilihat dari teksturnya, seporsi sop buntut berisi bongkahan buntut sapi yang banyak terdapat dagingnya, kacang merah (orang jawa menyebutnya dengan kacang tolo), irisan kentang, wortel, taburan loncang, sledri, dan berambang goreng. Secara visual porsi sop buntut ini cukup banyak dan memiliki kuah yang bening.


Lalu bagaimana dengan rasanya? hmmm,,,, sangatlah mengecewakan, janji ya sob, setelah Ane mengulasnya jangan kepingin. Pertama - tama Ane seruput dari kuahnya, kuahnya memang bening tapi rasa kuahnya hmmm sangatlah gurih dan rempahnya sangat terasa sekali di lidah. Kemudian berpindah pada daging buntutnya, daging buntutnya menurut Ane sangatlah empuk sekali dan tak susah Ane melepaskan dagingnya dari tulangnya. Berpindah lagi pada tekstur lainnya, adanya kacang merah ini pada sop buntut menambah rasa yang wow maknyus dan wuenak tenan. Pokoknya cobain sendiri deh sob sop buntut ini. Kenapa Ane bilang sangat mengecewakan? karena sobat pasti kecewa kalau tidak mencobanya sendiri, hehehe.


Untuk minuman penutupnya Ane pilih es teler dengan es cream sebagai pemanisnya. Bila sobat datang kesini dan memesan es teler, sobat akan ditawari menggunakan gula jawa atau es cream untuk campuran es telernya, so sesuka sobat mau yang mana. Sehubungan Ane sudah lama sekali tidak merasakan apa yang namanya es cream sampai - sampai lupa rasanya, es creamlah sebagai campuran daripada es telernya.


Berbicara mengenai es telernya, wow rasanya sangat sangat manis sekali sampai sampai bener bener bikin teller. Pokoknya seger banget dan sudah cukup mengobati rasa dahaga ketika siang itu.
Tak terasa Ane sudah menghabiskan semua menu yang ada seporsi sop buntut dengan seporsi nasi putih dan semangkok es teler yang benar - benar bikin teller, habis enak sieh jadi nggak kerasa habisnya dan yang tersisa hanyalah tulang dan kuah sopnya saja. Kasihan kan kucingnya atau guguknya kalau tulangnya sekalian Ane habiskan, mereka nanti makan apa? hehe.

Setelah selesai makan, lantas Ane tidak langsung pulang sob tetapi ngobrol - ngobrol dulu dengan pegawainya. Ane tanya sejak kapan warung ini buka? kebetulan Pak Sabarnya mendengar walau sambil sibuk mempersiapkan pesanan pengunjung, beliau menjawab bahwa warung ini buka sejak tahun 2006 pas gempa terjadi. Ane pun meminta izin untuk memotret bahan - bahan yang ada seperti daging sapi dan buntutnya di dalam panci besar dan beliau pun mempersilahkannya, malahan bapaknya dengan ramah bilang mau bagaimana gambar diambil.



Di ujung obrolan kita, dia bertanya kepada Ane," mas darimana dan masnya wartawan dari mana?". Ane pun menjawab, "wah bukan pak saya bukan wartawan, saya dari Bantul dan foto - foto yang saya ambil ini akan saya masukkan kedalam blog tetapi saya bukan wartawan pak". "Eow", kata beliau. Kenapa sieh Ane kalau kulineran bawa kamera dan mengambil gambar kulinernya di sangkain wartawan, fotograferlah, dan sebagainya. Ah nggak apa - apa, yaw namanya hobi mau gimana lagi? Yang penting kan bukan hobi yang negatif, jadi nggak masalah. Iya kan sob?.
Nah sekarang saatnya Ane membayar, total seluruh duit yang harus Ane keluarkan sebesar 29k. Cukup bersahabat bukan?. Tapi mungkin inilah yang dinamakan rezeki anak sholeh yang baik, tidak sombong dan gemar menabung, uwek mules dengarnya. Ntah kenapa bapaknya nggak mau menerima pembayaran dari Ane. Ane pun tetap memaksa membayarnya dengan menyodorkan uang bergambar Pura Ulun Danu Bratan yang ntah kapan bisa sampai sana, tapi tetap saja bapaknya menolaknya. Yawsudah kalau begitu Ane mengucapkan terima kasih kepada beliau dan sebagai timbal baliknya walaupun bapaknya tidak mengharapkan demikian Ane berjanji untuk mengulas di dalam blog Ane apa yang Ane lihat dan Ane rasakan. Anepun nggak mau disangka orang yang suka bohong ya sob, Ane sodorkan kepada beliau alamat blog dan No. HP supaya beliau bisa mengeceknya sendiri dan menghubungi Ane secara langsung.
Jadi untuk pengeluaran Ane dalam merasakan sendiri lezatnya Sop Buntut Pak Sugeng ini yang memang benar - benar lezat adalah 0 rupiah alias gratis. Bukan karena dikasih gratis terus Ane mengulasnya dimanis - maniskan yaw sob, tapi memang benar begitulah kenyataannya. Rezeki tak akan kemana, hehehe.
Sampai jumpa.

14 komentar:

  1. Wakakaka, klo karena tulisanmu ini mendadak sopnya jadi rame, bisa2 aku mampir ke sana bungkus bawa pulang :D

    BalasHapus
  2. wah mantap mas... jd pengen makan yg kuah" ahhh seger.....

    BalasHapus
  3. Siap meluncur ke sini pas sepulang sepedaan :-D

    BalasHapus
  4. ya ampuuun mas, aku lgs laper liatnyaa.. akupun suka bgttt ama sop buntut... yg ini udh kliatan kalo daging buntutnya bnyk ya... biasanya keseringan kita dapetnya yg gede di tulang doang -__-.. tp knpa jauh bgt sih di jogja -__-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaw mbak lumayan banyak dagingnya,,, Ntar kalau ke Jogja bisa mampir kesini :-)

      Hapus
  5. hem, bisa dicoba kalau ke Yogya, saya pas ke sini, cuma bentar doang, dan itu kadang pas ke sini sudah capek hehe. jadi belum jelajah jauh2 mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaw mas Sandi,,, Ma'af saya Laki - laki tulen dan bukan mbak - mbak, hehehe

      Hapus
  6. Kanebo mana kanebo? iler sampai membasahai lantai. Aku kalau makan sop buntut nggak suka sama nasi, maunya sama kamu. Eh. sukanya makan apa adanya. sama, disuput dulu soupnya, sayur trus baru buntunya. Apalagi klo udah empuk kayak gini ya. hmmmm

    Sama, aku kemana mana, nggak di India atau Indonesia kalau foto makanan selalu dikira wartawan, trus dilihatin melulu, kan maluuu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini Kanebo banyak,,, sadis amat mak pakai kanebo kenapa nggak pakai "Welcome" aja?hahaha. Hahaha,,, ew buntut yang mana dulu itu mak? kalau buntut yang masak nggak boleh, kemarin malah dimarahi Pak Sugengnya. Katanya buntut yang di godok bolehnya. Hahahaha. Iyaw mak,,, tapi PeDe aja, anggap saja orang yang lihat itu ingin tapi malu. Nah yang sedang foto yaw memang malu - maluin,,, wakakakk

      Hapus
  7. Pas makan siang pas melipir ke sini, dari lele, bakso kemudian sop iga...*GLEK* bikin laperrrrrrr :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama Mbak, yang punya rumah juga laper,,, hehehe,,,, terima kasih pokoknya sudah sempat mlipir kesini :-)

      Hapus

TENTANG ANE

Anis SobatAnis Sobat
Hello, My Name Is Anis Hidayah. I am no Drinking,Drug, Smoking, and Free sex. But yes Travelling, Touring, Mountaineering, visit the new site and meet by new people. Enjoy my life with my way myself. That's about me